Senin, 16 April 2012

Perasaan orang-orang yang tidak menikah sepanjang usianya

Kenapa kamu tidak menikah ? sebuah pertanyaan yang terkadang membuat para jomblo berfikir sambil merenung.
Dalam renungan tersebut kadang terpintas pikiran untuk apa sih kita hidup ini ?
Dari renungan tersebut akan keluar juga kalimat “menikah” yang merupakan salah satu tujuan hidup didunia agar ekosistem manusia terus berjalan hingga akhir jaman.
Kalau kita sadar Sesungguhnya menikah itu membawa manfaat yang besar, yaitu :
Pernikahan adalah sumber kekayaan. Yang dimaksud dengan kekayaan di sini, bisa dalam arti sesungguhnya yang berupa harta benda/materi, bisa juga berarti kekayaan jiwa. Apabila Tuhan menginginkan kebaikan bagi seorang hamba, pasti Tuhan menciptakan kekayaan dalam jiwanya, menempatkan ketakwaan dalam hatinya.
Namun dalam realita di sekitar kita ada beberapa pria atau wanita yang enggan atau takut menikah.
Ada pula yang ingin sekali menikah tetapi tidak mudah menemukan teman hidupnya. Sedangkan sebagian lain mungkin ada rencana atau kondisi lain yang membuat mereka memutuskan untuk tidak menikah.
Ada banyak variasi jawaban ketika ditanya, “mengapa belum menikah?” Seperti penjelasan di atas. Beberapa orang memilih lebih baik telat daripada tergesa-gesa tapi salah.
Ada tujuh alasan umum mengapa sulit untuk menikah atau sulit menentukan teman hidup:
Pertama, terlalu idealis. Biasanya ini karena pengaruh orangtua yang sudah menaruh harapan tinggi pada putra atau putrinya. Misalnya orangtua mengharuskan anaknya menikah dengan pasangan yang satu suku. Ada juga yang meminta putranya menikah dengan putri dari keluarga yang status sosialnya sama, dan lain-lain. Namun sayangnya, si anak tidak memiliki ketrampilan bergaul yang cukup. Pergaulannya terbatas, sehingga dia kesulitan mendapatkan pacar seperti yang diharapkan orangtua.
Kedua, karena konsep dan harga diri yang miskin (inferior). Mereka yang minder biasanya suka menghakimi dan menyalahkan diri. Misalnya, “Aku ini bodoh, mana ada yang mau sama aku.”Atau menyalahkan diri dan berkata, “Ah, mana mungkin dia mau sama aku yang miskin ini.” Orang lain berkata dalam hatinya, “Ah, aku tidak pantas jadi pacarnya.” Perasaan minder ini membuat sahabat tidak merasa nyaman bergaul dengan Anda.
Ketiga, jiwa yang memberontak. Sikap demikian terbentuk karena orang tersebut melihat perkawinan orangtuanya “sakit”. Sesehari dia menyaksikan Ibunya menderita karena ulah sang ayah, yang kasar dan egois. Akibatnya, dia merasa menikah itu bukan hal yang menyenangkan. Muncullah pergumulan batin “Untuk apa aku menikah jika hanya membuat diri menderita?”.
Keempat, karena punya kepribadian “anti-sosial”. Biasanya pemuda-pemudi demikian mengalami kekerasan masa kecil dari ayah. Akhirnya dia tumbuh sebagai pria yang kasar, suka menghina orang (seperti ayahnya). Akibatnya, banyak teman putrinya segan dekat atau bersahabat. Jangankan bicara, kadang melihat wajahnya saja, teman dan lawan jenisnya sudah takut. Atau pada kasus wanita yang dianiaya secara fisik dan psikis oleh ibunya. Dibesarkan ibu yang dominan dan cerewet. Dipingit oleh ortu, dsb. Maka bisa terbentuk karakter “anti-sosial”, dan membuat sulit bergaul.
Kelima, karena kurang modis, baik dalam hal berpakaian maupun yang lain. Kadang-kadang penggunaan parfum dibutuhkan, terutama jika Anda punya masalah dengan bau badan. Soal baju tentu relatif dan tidak harus mahal. Tetapi nyaman saat dilihat dan tidak kuno begitu, namun tetap sopan.
Keenam, ada juga yang sulit mendapat pacar dan teman hidup karena terlalu pasrah alias pasif. Hanya berharap, menunggu Tuhan akan mengirimkan. Berdoa tapi tidak ada usaha. Tentu saja ini tidak mungkin. Untuk mendapat teman hidup Anda harus berusaha, bergaul seluas mungkin serta kreatif memilih sahabat.
Ketujuh, adakalanya karena pernah jatuh cinta namun tidak berlanjut kejenjang pernikahan mengakibatkan seseorang “patah hati” dan sulit terobati sehingga cenderung hidup bahagia sendirian.
Sekedar share coretan semoga bermanfa’at.
Message : “ Tuhan ciptakan makhluknya sepasang-sepasang agar saling bersatu demi kelangsungan kehidupan dunia, akankah kita menghentikan kelangsungan hidup ??”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar