Tampilkan postingan dengan label sastra. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sastra. Tampilkan semua postingan

Kamis, 07 Mei 2015

Ada Dahaga Yang Tak Dapat Diredam Air



Perihal April yang telanjang, dan tak punya waktu berbasa-basi.!

Assalamu Alaikum. Izin Tuhan, Jika Seno Gumira Ajidarma dengan puisinya "Sepotong Senja Untuk Pacarku" yang sangan erat dengan kesunyian dan romantisme. Mungkin saya lain, bukan untuk pacarku. Tapi untuk orang yang aku sayang, saat ini. Dengarkan saja.!!!!




FD, Jika waktu membenturkan kita dengan sebuah pertanyaan. Bagaimana kita bisa seperti sekarang. Jawab saja seadanya.! Kabar gembira, Kopi itu nikmat, tapi akan kehilangan kekuatannya apabila sudah dalam keadaan dingin. Jadi bagaimana jika hukum alam mewajibkan kita terpisah? Tenang saja, Karena kita berhak bersama tanpa peduli siapa-siapa. Bahkan Tuhan.

Menurutku, kau sangat cantik, bukan karena rajinmu kerja tugas dan kuatmu berjebaku dengan dirimu. Kelak kau kan tahu.!
Adalagi, Apa? kita adalah kesalahan, kesalahan apa? Iya, karena kita masih saja bersama diantara daun gugur, di bulan Mei yang kemarau. Apa masalahnya? Pastilah dia iri, karena dia senantiasa berjatuhan, sedang kita masih tegak berdiri.

FD, Kau adalah sahabatku hari ini. Setelah 22 tahun di bumi dengan menjumlah setiap angka, yang akhirnya kutemukan hasilnya. Apa hasilnya? Kita adalah angka ganjil yang nakal, karena mencoba melawan takdir dengan aturan-aturan kita sendiri.

Lagi, tersenyumlah.! Aku suka.

Aku tahu jatuh cinta milik siapa saja yang sedang kasmaran. jadi lagi beruntunglah tuhan dengan aturan bahwa "Setiap yang bernafas akan mengalami kematian". sebab jika tidak, tuhan pula akan mencari pasangannya, Karena iri melihat kita.

Hari ini aku percaya, Tuhan keliru. Yg kekal tidak dia sendiri. Pula Rindu...

FD, Jangan sedih. Bantu saja aku untuk tetap ada. Agar kau tak hanya mahir dalam bersedih :)

ACS, bukan nabi :) ...!!!!

Bersambung....

Senin, 05 Januari 2015

LOW-LOW SLOW

Semestinya kita mengangguk saat ditanya...
Tentang musik dan kenangan...
Kenapa???
Sebab kita terlalu takut terlelap...


Hahahaha...
Muak, Muak, Muak...

Dimana saja ada gelap disana pula ada terang dan bias...
Kenapa???
Kita terlalu takut tersesat...


Ayolah mencoba selagi masih dikutuk...
Jangan... Malas bergerak dan sedih....
Ah, kita kaku dalam berteriak dan egois...
Dalam banyak hal... sebenarnya...

Kita telah tua dan cemas...

Okelah... Sudahlah...
Kalau masih ingin bahagia...
Mati saja...
Hahahaha...


Minggu, 04 Januari 2015

PEKARANGAN CAHAYA

“CAHAYA HARUS HILANG, JIKA DIA TIDAK CUKUP”
JANGAN DIBACA, INI SEKADAR KELUHAN

-MARI MINUM KOPI (Kamar tanpa jendela)
Cerita ini bukan petunjuk menuju laut lepas, juga bukan bagaimana politik yang rakus diberlakukan di dalam sebuah hubungan, percintaan. Lebih lanjut baca sendiri!!! Sejam yang lalu aku masih memikirkannya, lalu lalang tak ingin pergi namun hal itu semestinya biasa saja dipikiran, tapi sepertinya kita masih punya batang tubuh yang lain selain pikiran. Mungkin rokok dan kopi adalah solusi yang baik untuk menenangkan pikiran, lalu tidur dan hilang.
Langsung saja, niat untuk berbagi setahun yang lalu tak berakhir sampai saat ini, iya berbagi, bukan tidur apalagi kuliah. Mereka, karena dia banyak. Senjata utamanya hanya makan dan merokok, sebagai pelengkapnya dia jg minum kopi dan dia sangat keren dengan rutinitasnya itu, tapi bisa saja kesenangan bukan mangsa yang harus diburu apalagi jadi impian untuk diri sendiri. makanya dari sekarang kita harus bergerak, bukan ke MC DONALD ataupun ke PIZZA HUT untuk selfie. Pikir saja sendiri kemana.!
Diawali dari curahan hati yang dilisankan melalui mulut, dia bercerita banyak dan akhirnya menimbulkan beberapa percakapan, percakapan inilah yang mengawali kebersamaan. Kebersamaan yang menjadi pembuka prinsip hidup bahwa dunia akan berubah apabila kita diam dirumah. Rumahku adalah surgaku dan tak ada keresahan diluar sana yang mesti kita pikir dan urgent. Karena rumah adalah miniatur surga untuk kita sendiri “bukan untuk orang lain”, makanya kita  mesti meyakini bahwa semua orang diluar sana baik-baik saja dengan hidangan spaghetti yang di pesan dari mall-mall. Tak cukup sampe disitu, setiap hari kita juga makan, merokok dan berdiskusi di surga yang kami tempati, penerapannya pun harus dalam surga itu sendiri. Mudah-mudahan teman-teman paham apa itu surga yang saya maksud, kecuali kalau teman-teman langsung membaca dari bagian ini dulu.
 Oke, Kalaupun tulisan ini mesti dibaca oleh orang lain “Kita bukan penikmat cahaya yang rakus, dari ancaman kegelapan di rumah sebelah.” Izinkan kalimat ini terbaca.
Iya kita butuh makan untuk membuncitkan perut yang sedang lapar, kita butuh merokok dan ngopi untuk menafkahi imajinasi, dan kita butuh istirahat untuk menghemat semangat, dan mungkin kita juga butuh beer untuk menenangkan pikiran yang sedang bercerai-berai. Apalagi teman, kita sangat butuh itu untuk melanjutkan pikiran yang “kosong” dan badan yang hanya digunakan untuk “Istirahat”.
Terbukti, “Atap yang menjadi bagian tertinggi dari sebuah rumah tak mampu melihat tiangnya sendiri, dia tak ingin roboh dan jatuh bersama-sama meskipun mereka tahu bahwa ada yang lelah menopang, kalau begitu “atap” harus siap menahan hujan ataupun badai yang kapan saja bisa datang.”
Saya masih gelagap dan sering diam, cahaya yang rutin mungkin bisa jadi isyarat bahwa kegelapan tak ada dimanapun “Kata mereka yang ada didalam rumah tak berjendela”. Karena kita tak boleh terlalu serius kata Joker, makanya kita hanya bisa menangis saja. Iya menangislah, karena ibumu melahirkanmu  hanya untuk menangis.Apalagi ada banyak diluar sana yang bisa membantumu jika kau butuh.
Sepertinya sebelum tulisan ini selesai, saya harus sakit kepala dulu. Saya juga penikmat rokok, tapi saya menulis kok. Abadi atau tidak kita dengan menulis, bukan masalah. Cuman ingin pusing saja, selain curhat.
-HITAM ADALAH WARNA FAVORIT KAMI
(Teman, saya benci filosopy lilin)
Oh ia saya ingat, saya punya sahabat. Bukan teman, karena kalau teman saya punya banyak. Kalau alasan kesamaan mungkin bukan, kenapa sampai saat ini kami masih sering ngumpul. Sebagian perokok, sebagian lagi tidak dan mungkin itu bukan kesamaan. Ah lupakan saja, saya tidak perlu alasan untuk tetap bersama kok. Jelasnya saya cinta dia, karena dia cinta orang lain.
Bertiga, kami punya tanggung jawab untuk menjawab teka-teki yang bermunculan, Mulai dari masalah persahabatan, respon atas permasalahan dikampus dan lingkungan sekitar, sampe di masalah percintaan sekalipun. Parah bukan? Makanya jangan dicontoh!
Kedua sahabat saya itu sering konflik, tapi waktu harus dicaci kalau dia memberi jarak yang terlalu jauh untuk menyatukan mereka kembali. Hitam adalah warna favorit kami bertiga, hitam yah mungkin bisa disebut kumpulan cerpen yang sering kami baca lalu kami jadikan titik acuan untuk bertindak. Hehehe…
Sudah, itu saja. Lagian dia sudah punya dampingan masing-masing kok. Nah kalau saya, semoga dia yang akan saya cintai sedang membaca buku sekarang. Bukan bermain gadget kesayangannya, tapi dia yang siap untuk bersamaku membangun rumah tangga dengan pintu yang bergambarkan huruf “A” dalam lingkaran.
Satu hal “Pengorbanan bukan bagaimana filosopy lilin itu berjalan,  Tapi bagaimana cahaya yang lebih itu bisa terbagi. kalaupun tidak cukup, memusnahkannya bisa jadi alternatif. Tapi sayangnya sesuatu itu takkan berubah apabila kita hoby berdiam diri, rembulan saja bergerak masa kalian diam? Setidaknya munculkan cahaya”.
-TIRANI DI SIANG HARI (Maaf saya diam saja)
Hari ini saya datang lagi, senin 28 oktober 2014. Dengan sambutan selamat datang dan silahkan masuk, saya bergegas masuk di sebuah surga persis di tahun kemarin, hanya perpindahan yang jadi pembeda. Menerawan suasana, yah masih tetap sama, ada yang bermain domino juga ada yang sedang merenung tak jelas. Aku masih saja menemui sebuah kotak persegi dengan kebingungan didalamnya. Hari itu saya hanya ingin memastikan bahwa masihkah surga itu tak bermakna? Ternyata masih, dan mereka masih mencicipinya. Saya harap ketidakbermaknaan itu tak menular seperti penyakit cacar yang berbahaya.
Tirani, aku melihat tirani diruangan kecil. Sebenarnya ruangan itu muat untuk kami semua. Namun entah apa penyebabnya, kami harus menerima bahwa tempat malam ini adalah tidur melantai karena katanya kasur besar itu hanya muat 2 orang. Ah mungkin dunia memang hanya untuk mereka yang sedang bercinta, dimana perempuan dengan bugil memperlihatkan bahwa tirani adalah hal yang tak perlu dipikirkan jika aku sedang berdua.
Aku putuskan untuk pulang, bagaimana tidak jika kamar di rumah lebih asyk untuk ditempati istirahat ketimbang disini, saya harus muak dalam hati dengan menonton beberapa adegan.
Sebelum pulang, ada beberapa lembar uang yang disodorkan dari penghuni kamar yang notabene seorang militer dengan bangganya baru saja memakai baju dari dalam kamar. Tapi sayang, uang bukanlah hal berarti ketimbang kebenaran yang harus saya sesatkan. Lebih baik aku menulis.
Sekali lagi, saya menulis ini bukan untuk eksistensi. Tapi hanya ingin sekedar berbagi.
Jadi silahkan nikmati cuaca apapun menghadapi musik dan kopi di depan anda. Sampai jumpa.!!!

Gowa, 27 Oktober 2014 

Jumat, 25 April 2014

Reingkarnasi

Duniawi begitu terarah.
Sangkala yang mulai pasrah.
Rentetan angkara.
Iringi wadah.

     Piluku mulai nikmat.
     Sekuntum suka cita.
     Berjalan bersamaan.
     Tak ada sang penonton.

Ketakutan melebur.
Tertanam tanpa menanam.
Aku pagi.
Tanpa malam.

     Dendam kuantitas.
     Instan yang nikmat.
     Aku kini ketiadaan.
     Ada perlu ada, 
     jika semua hilang dan tiada.

Selasa, 10 Desember 2013

Kawan lama kemana saja?



Kawan lama??? kemana saja, kenapa baru muncul? lama kita tak bersua...
kawan lama, mana botol yang sering kau tunjukkan padaku? kau masih yang dulu kan?...
kamarmu masih gelap, kemana arah kapinya? dan santapan pil berwanrnamu...
kenapa diam? kawan, asap rokokmu menghalangi pandanganku, aku ingin melihat, aku jenuh dengan kebutaan ini...
atau kau memintaku pergi? ataukah kau tak ingin berimagi bersama layaknya kita? senandung lirih diatas dermaga, atau harus kubenarkan kata mereka bahwa kopi sajianmu dulu itu di dalamnya ada beberapa tetes hina?...aku butuh cahaya kawan, setetes saja untuk melanjutkan hidupku, jangan biarkan aku mengarah ke bukit sana, disini gelap, tak sedikitpun ada cahaya...
kawan, mungkin saja esok tak ingin melihatku lagi, kawan, mungkin saja esok kawan barumu tak memarahimu jika kau khilaf, mungkin saja kawan barumu hanya melihat perhiasan mengkilatmu...
kawan, tempat ini semakin gelap. kemana arah tanganmu? kemana aku hendak menggapainya?....
atau kuiris saja tangan kanan ini dari pecahan botol kemarin?,,,
Kawan, aku duluan, jangan ikuti sedikitpun langkah yang pernah kulalui kemarin, terlalu banyak duri, apalagi sendiri....!!!!

Kamis, 14 Maret 2013

Lebih Kupilih Menghindar



Menangkap cahaya dimalam hari.
Cahaya kemilau dan juga embun.
Lingkaran kebersamaan telah dibumbuhi wajah palsu.
Mengizinkan kami untuk tersungkur dihari mendatang.

   Tunas mulai tumbuh di pesisir sungai.

   Terluapkan amarah dalam bentuk cerita.
   Terciptalah sebanyak mungkin korban.
   Tragedi tak lagi terelakkan.

Konflik kadang menciptakan kebersamaan yang lebih menarik.
Tapi kali ini amarah yang sebagai pembeda.
Karena tanpa ada harapan.
Karena aku tak lagi nyaman diatas pantai yang kau tawarkan.

   Sulit untuk tersenyum di hari ini.
   Sebab hati tak lagi menerima.
   Lebih baik aku menghindari.
   Daripada aku harus memperbaiki musuh.
  

Minggu, 03 Maret 2013

HIDUPLAH KELAM, DALAM SOSOK


Kesombongan kini telah usang di sebuah kamar tak berpenghuni, sudut kanan atas lantai 2. Masih mencari dari samarnya hutan belantara. Sementara itu aku dalam keadaan nyaman dengan emosiku, jangan ganggu aku, tapi sering saja datang wajah suram itu, menarik diri dengan beberapa perhiasan dari lidah yang dia gunakan, tak peduli efek dari orang yang di hadapinya.

Disebuah peristiwa aku harus mengenakan sebuah topeng yang menggerakkan diriku sebagai seorang malaikat tanpa rasa dan emosi. Sapaanku harus nyaman, aku harus sopan tak peduli perasaan dan harga diri di depan rakyat tercinta. Dan takkala aku harus menjadi arena untuk dijadikan bulan-bulanan buah bibir dan jadi korban untuk urusan yang harus dia lakoni.

Teman dan kerabat ataupun brather adalah formalitas yang aku gunakan, sehingga disisi lain aku tersiksa dengan kebohonganku, aku tak nyaman, aku ingin pergi dan pulang kerumah keluargaku dikampung yang lebih rindu menanti. sebab aku telah menjalani kebohongan yang amat besar, di bumi yang dia klaim untuknya saja. Otoriter telah mengubahku menjadi kaku di alamku sendiri, resiko kehilangan karakter sendiri harus kita terima, sebab dia telah menelan sebagian karakter agar mereka bisa di atas awan melihat turun kepalaku ini. Aku hanya mampu bercerita tentang keluhan kepada kawanku, karena ketidakmampuanku menghadap dan berharap kebaikan yang tak kunjung ia berikan.


sekarang aku telah terdorong bebanku sendiri hingga di sebuah sudut paling ujung, karena resiko melawan otoriter. kali ini aku namakan berkah adalah penolongku, sebab alasan telah ada, sehingga kemampuanku berjalan sendiri telah dimunculkan.

Aku butuh mentari di siang hari, tapi aku tidak mungkin memintanya kembali di malam hari. Akan ada bulan atau orang yang pas lagi untuk menggantikan, jangan hanya satu, 2 atau lebih kami butuh.

Mentari... kau tak perlu hadir di malam hari.!
                Telah ada bulan.!

Jumat, 15 Februari 2013

Puisi Berantai


Achmad Chrisbianto Sachran
Hardiyana S.
Brad, aku kembali. maaf agak lama yah karena sebelum ini Blog saya tidak bisa terbuka karena gangguan sedikit.
Nah kali ini akan kupersembahkan sedikit puisi dari saya dan teman saya. :)
Puisi ini bukan hanya saya yang membuat, tapi ditemani dia (Dia adalah sahabatku sekarang)


Berantai 25-01-2013
Kambing jantan, berkumis tipis pake tanduk dengan sedikit janggot.
mengangkat senjata kemudian melemparkan baling-baling kerinduan.
Kemudian melompat dalam lembah hijau tak berpenghuni.
Berteriak, memukul di ruang hampa tanpa cahaya.
Pagi datang dengan sang mentari yang sama.
benamkan kecemasanku menjelma menjadi sesuatu kedalam pelukmu.
berteriak aku mendengar kabarmu.
Lalu melihat elang yang kehilangan sayap.

Kukabari agar rindu tak lagi terpendam.
Dan apabila kerinduan menceritakan dirinya.
Bersiaplah mendengar namaku di sepasang cerita.
Di langit yang mencekam.
Semua cerita tentangmu  akan selalu terkesan.
Kupersiapkan roda-roda kematian .
Menuju kekalnya bersamamu di akherat.
Pada akhirnya kita akan menjadi sepasang doa yang saling menguatkan.
Kunamai kau kisah tanpa cerita.
Masalah pengantar bahagia telah menjemput kita di jalan setapak.
Dan bersiaplah menemui puing yang sedikit retak.
satukan kembali kenangan yang telah kita hilangkan.
Rela kuhidup dengan ingatan lalu belajar dari bayang.
menjadikan sabar, samar, dalam debar doaku.
Terlalu lama kita dalam kejauhan.
Bosan aku dicaci malam,
Udara bebas kota Pare tak mammiri ke arah makasssar.
Terputus di tengah perbatasan Pangkep-Maros.
Tolong aku dari usapan hampa tanpa nafas yang kubutuhkan.
Wahai para pecinta...
Jarak hanya kebetulan sedangkan waktu hanyalah sebuah alasan.
Sebab cinta tak memandang keduanya.
Seklipun semuanya kau anggap terputus diperbatasan Pangkep-Maros.
Namun banjir telah menghantarkan keduanya dan menyatu di lembah kesyukuran.
Pendirian takkan goyah, karena lantunan lagu sheila on7.
telah menimbulkan semangat untuk menunggu hari lama.
Ketika aku masih bersamamu.
Kulihat hujan telah menetes di atas genteng menandakan bahwa kau akan datang.
pada suatu malam yang tak ditemani rembulan...

Kamis, 03 Januari 2013

KETERASINGAN


Selamat pagi wahai mentari...
Sempai  jumpa wahai malam hari...
Tuntun kami  embun pagi...
Di jalan setapak yang kulalui ini...
    
     Tertunduk kami melihat tirani diri...
     Tak lagi berkicau pertanda pagi...
      Murung kami saat ini...
      Melihat, menyapa lalu pergi...

Ketika waktu tak lagi disisi...
Akankah sanggup ku memelukmu lagi...
Di setiap aku berdiri...
Kau malah lari dari sini...

       Ahh, baiknya aku pergi dan mengasingkan diri...
       Terlelap tak peduli hari...
       Biarlah malaikat datang menghampiriku disini...
       Lalu pergi tak kembali...

Sampaikan salam kepada mereka...
Bahwa aku telah pergi kehadapan Ilahi...





  

Minggu, 16 Desember 2012

TEMAN TERBAIKKU TELAH TERHAPUS


Kemarau kering di fase suram mendekat ke diri yang pedih ini.
Teringat 5 tahun silam.
Di paksa zaman untuk meninggalkan kenangan kami saat itu.
Telah ada pengganti mereka untuk saat ini.

Tapi kemudian aku bertanya kepada yang berkuasa.
Apakah bisa kenangan itu kau hadirkan sejenak dalam benakku.
Untukku merasa behagia dalam waktu singkat ini.
Setelah itu terserah kau bagaimana buruknya aku.

Imajinasiku selalu mengarah pada sebuah hari yang tak kuketahui waktunya.
Melanglang buana menuju pedih yang tak berujung namun sakit.
Kulangkahkan badan dengan tujuan jelas namun tak nampak hasil.
Jawabannya aku tak seproduktif masa laluku.

Hari-hari terus menjauh dari kejadian yang ingin kuingat itu.
Sedikit terhapus dari ingatan, tak seutuh dan sesegar dulu.
Selamat jalan, jika kau terlupa karena keadaan. Maafkan aku.
Dan cobalah untuk mengingatku dan datang ke padaku masaku....

Jumat, 07 Desember 2012

SITY NURBAYA MASIH HIDUP



Kupegang erat raut muka yang melebur dengan senyum.
Kupelihara selalu dan akan kutata sedemikian apik.
Sebuah persembahan untuk mereka yang ada besamaku.
Kujalani agar tak berhenti di tengah jalan.

Tiang itu sudah kokoh dan senang dengan apa yang dihadirkan.
Lantunan perasaan beriring menuju puncak kejayaan manusia.
Tak terpikir bahwa Sity Nurbaya masih ada bersama orang yang kupuja.
Meniduri dia dan menyarankan agar aku tak berharap lagi.

Salah waktu dan juga posisi yang tak seimbang.
Membuatku terasa asing dalam waktu yang lama.
Sekarang harapan direnggut budaya di hari lalu.
Mengapa Sity Nurbaya menghampirimu kasih.

Terasa sulit untuk melangkahkan kaki yang kuanggap kuat.
Kekuatan lain membuatku lemah untuk berjalan.
Telah ada sesosok orang yang disandingkan denganmu.
Bagaimana dengan aku?

Aku takut menolak ketentuan.
Sebab kuasanya Budaya telah hampir menelan aku.
Ditopang dengan orang yang melahirkankanmu telah menolak kedatanganku.
Karena sesosok itu hadir dan ingin dihadirkan untukmu, dari orang tuamu.
Dan nilah bukti bahwa sity Nurbaya masih hidup di zamanku.

Rabu, 21 November 2012

Setiap pilihan adalah konsekwensi

Achmad Chrisbianto Sachran 
Kita adalah makhluk sosial yang terlahir dalam keadaan keramaian atau bermasyarakat, langkah demi langkah kita lalui dalam keadaan dilema jika dua atau lebih pilihan memperhadapkan kita di dalam beberapa keadaan.
Dalam hal ini pengetahuan yang akan mengantarkan kita untuk memilih dan memungkinkan cara  memilih kita itu benar, mengapa karena pengetahuan adalah pengalaman yang kita dapatkan sebelumnya membuat kita paham akan sesuatu yang akan kita pilih dan konsekwensi apa kiranya yang akan terjadi jika kita memilih itu. sekiranyalah kita memperlebar sayap mencari yang namanya pengetahuan agar kita tidak keliru dalam memilih dan akhirnya akan terjadi sebuah penyesalan yang akan melahirkan kegalauan dan masalah yang akan terus berlanjut. masalah adalah ketidak sesuaian harapan dengan realita (tujuan), dimana masalah ini sendiri adalah bagian dari konsekwensi dari sebuah pilihan, tentunya kita tidak menginginkan sebuah masalah dalam hidup yang kita hidupkan ini, baik itu kecil maupun besar.
pilihan adalah sebuah jalan atau upaya untuk menghadirkan sesuatu entah itu harapan, tujuan, dll. kita sebut saja pilihan ini adalah jalan, analoginya : "ada 2 rumah yang belum pernah kita masuki, lantas kita disuruh memilih salah satu diantaranya, dia memberikan sebuah gambaran, bahwa rumah pertama itu, adalah rumah kayu yang mempunyai besar lebih di banding rumah yang satunya dan mempunyai fasilitas yang lengkap, sedangkan yang satunya adalah rumah batu yang ukurannya lebih kecil tapi modelnya yang menawan dan juga mempunyai fasilitas yang sama lengkapnya. tentunya disini kita dilema dalam memilih karena kita belum pernah memasuki kedua rumah tersebut, kita hanya bisa menebak dan tahu dari bagian luar rumah itu, dan berpikir" jikalau saya memilih rumah yang batu, saya khawatir rumah itu akan terkena banjir jika musim hujan datang, dan juga gempa bumi yang kerap terjadi. sedangkan jika saya membeli rumah yang kayu, modelnya tidak sesuai dengan perkembangan masa kini dan juga tidak seelegan dengan apa yang saya harapkan", jadi inilah masing-masing keluhan atau semacam konsekwensi yang muncul jika dia memilih salah satu dari kedua pilihan itu.
Itu hanyalah merupakan contoh kecil sebuah konsekwensi dari pilihan yang kita ambil, dalam hidup ini tak ada batasan yang diberi tuhan, konsekwensipun seperti itu. contoh kecil konsekwensi logis dari pada hidup ialah kematian. dan itu sudah menjadi sebuah ketetapan. dalam hidup pun kita diberi dua pilihan, baik dan juga buruk, kita memilih buruk kita akan mendapat ganjaran dari pada keburukan yang kita lakukan, dan ketika kita memilih kebaikan, kita akan mendapatkan ganjarannya pula. dan konsekwensi kita sebagai ummat muslim ada dua, yaitu surga dan neraka, dan disini Allah telah memberikan jalan bagaimana kita bisa menemukan keduanya itu.

Hindari penyesalan dari sebuah pilihan.

Senin, 29 Oktober 2012

Kesan alam untuk saya

Kesan alam masih memberi saya senyum, dibawah kaki gunung lompobattang adalah tempatnya diimana kegembiraanku saat itu adalah suasana yang kutampilkan. Dan juga pemanfaatan waktu saya tetap berada pada tempat total yang mestinya memang ada, mungkinkah kita akan masih tetap menikmati suasana ini? ataukah orang-orang diluar sana akan mengabaikan kebahagiaan semacam ini. Bila lain kali kesempatan ini akan terulang kembali, haruskah aku dan semua yang berada dalam suasana yang sama akan mengatakan ini lagi.?
Secara tidak sengaja alam yang kutemani saat itu menitip sebuah pesan kepadaku : "ambillah aku dan jaga aku seperti bagaimana aku yang tak hadir untuk berbicara agar dapat ditemani dan dijaga".
Wassalam.



Selasa, 23 Oktober 2012

Bagaimana Harusnya Kita?

Bukan Kau bukan Aku Tapi Kita
    Sesaat sebelum semuanya dimulai terpikir dengan jalas akan kebahagiaan yang akan di dapat sebelum di jalani. Bagaimana tidak seperti sebuah cinta yang terpikir adalah rasa senang yang dirasakan sekarang adalah sebuah patokan untuk perasaan yang akan dirasa nanti, padahal itu salah. hehe



   Okke sodara kali ini saya akan membahas sebuah cerita pendek kisah realita pedih seorang anak manusia yang mencoba melawan manusia ego yang diperhadapkan didepannya.

Kisah awal dimulai di september bulan lalu, perjuangan selalu dilakukan sebagaimana lelaki untuk mendapat ucapan sayang agar itu dapat membuatnya sedikit bahagia walaupun hanya dengan sebutan.

Disebuah hari dengan mentari yang agak sedikit cenderung melawan saya, "Maaf saya tak melawan tapi semangat saya yang membuat saya mampu untuk berdiri melakukan sesuatu tanpa terpikir keadaan mentari"...

Awalnya saya hanya kagum akan mutiara saat itu, makanya saya mampu mengkondisikan diri saya untuk berbuat dan mampu membuat saya mengikis hasil yang ada di depan mata.
Ketika di hari pertama saya pergi bersama (Kencang), dia dengan senang hati untuk menerima akan yang tawarkan, sebuah kebahagian tersendiri yang hadir lewat senyum yang tak saya tunjukkan untuknya.
Saya mengajaknya untuk berkunjung kerumah sahabat dekat saya, dia pun ingin, padahal saya adalah orang yang belum terlalu dia kenal. entah apa yang dia pikir, karena bisa saja saya berbuat yang tidak-tidak kepadanya, ahh tak usah dipikir, toh intinya saya senang dengan itu, begitupun dia.

selain desakan senior dan sahabat saya, saya di didesak untuk menyatakan apa yang saya rasakan untuk dia.

Karena sebutan "BUNDA" pada saat saya main domino membuat saya malu dan mereka memberi syarat untuk menemukan pendamping dikehidupan baru saya dan meninggalkan masalah hidup yang lalu.
Mereka memberi tiga pilihan untuk saya untuk pilihan saya nanti , yaitu :
Pertama : pendampingku nanti nanti harus siap untuk bergabung dan melebur dengan sahabat dan senior saya saat itu, Kedua : Dia minimalnya harus kaya. ( Tapi saya tidak setuju, karena pertimbangan saya yang sederhana).
Sedikitnya itu yang menadi syarat untuk saya agar sebutan itu bisa dihilangkan.
Sebenarnya saya tidak terlalu setuju dengan itu karena aturan dan jalan hidup saya pastinya harus diatur oleh saya sendiri. Karena masih labil di usia yang stabil saya lakukan begitu saja. tanpa terpikir prinsip hidup yang ingin dewasa dalam hal mandiri.
Tampaknya saya masih terlalu labil dan mengikuti semua saran dan masukan yang di beri oleh sahabat saya, Malam besoknya saya menyatakan semua itu, dan jawabannya agak menarik tapi siap untuk menguji di dalam menyikapi semuanya.
"Saya suka anda, maujuki jadi Pendamping untuk saya ?" simpel kata dari saya. dia menjawab "Kita tauji kapang apa yang nabilang teman kelasku toh ?" kata dia , saya agak bingung karena dia rasa saya tahu apa yang dia maksud, saya bertanya " Apa itu ?" dia menjawab " maaf sebelumnya, saya punya komitmen," saya lalu bertanya lagi " Apa itu ?" dia menawab "saya tidak akan pacaran selama 2 tahun dimasa kuliah saya", (masanya tinggal 1 tahun lebih), "okkelah saya sepakat, dan saya siap untuk menunggu masa dua tahun itu" sahut saya, tidak apalah saya sedikit berkorban agar dia bisa tahu bagaimana saya untuk dia.
Sesaat sebelum argumennya itu, saya selalu bertanya dengan sedikit kata kecewa sih, tapi saya tahan dan saya lawan apa yang menjadi egoku jika saya paksakan, sambil main domino, saya selalu terpikir kata-katanya tadi, " Apa yah kira-kira alasan dari dia, kenapa dia harus berkomitmen seperti itu, padahal saya suka dan mulai sayang kepada dia", apakah komitmen itu tidak bisa dirobohkan oleh perasaan yang begitu dalam ?".
saya kemudian bertanya lagi " Kenapa mesti masih berlaku komitmen kita saya sayang kepada anda?", dia menjawab " Ehh, Komitmen itu tidak mungkin saya langgar,"... saya langsung mengalah dengan apa yang dia katakan itu.

Di hari esok setelah hari itu, Organisasi saya melakukan sebuah Bazar di sebuah warkop yang saya disebut Warkop Cappo', disana saya mulai mendekatkan diri dengan dia, saya agak bercanda untuk niat agar semuanya bisa diiringi senyum dan semangat yang mampu memancing kehadiran "Kebahagiaan" tanda pensyukuran. dia merespon setiap apa yang saya bicarakan, bahagia terasa saat itu, seiring dengan waktu yang agak menyempitkan diri, organisasi kami pun bergegas pulang meninggalkan tempat, saya bersama dia satu motor, dan yang lain agak terlihat bahagia membuat kami juga menikmati itu, dan apalagi saya yang bersama dia, sudah pasti bahagia. :)


Saya mengantarnya pulang sampai di kosnya, tapi dijalan dia singgah membeli makanan untuk dia santap bersama sahabat dekatnya, saat itu saya lama menunggu tapi sama sekali tidak membosankan seperti menunggu pada hakikatnya, hehe.

"Semuanya hadir karena senyuman pertama yang takkan mungkin saya lupakan"
Saat itu sedang ada penggalangan dana, bersama semua teman di komunitas saya ini, sedang main gitar untuk menghadirkan sedikit tambahan uang untuk rumah yang ingin di kontrak komunitas kami yang tercinta ini.
Sambil mengayun tangan dia tampaknya agak serius dan memang rupanya hasilnya juga lebih sedikit memuaskan di banding teman yang lain, secara tidak sengaja saya menyapa dan berkata " Memang kalau cewe pasti banyak dia dapat" sambil tersenyum dia mengarah ke hadapan saya. manis betul senyuman saat itu. :)


Selang beberapa hari, saya sering menelponnya di malam hari agar semua yang sudah ku ucap saat itu tidak pudar di hadapannya. tampaknya dia mulai luluh dan siap untuk bersamaku dengan mamberiku hubungan tanpa status yang jelas, hahaha !!!
di cemoh oleh sahabat sudah jadi culture di keseharian saya, teman saya selalu mengira aku menunggu, padahal nyatanya saya tidak menunggu karena saya faktanya sudah mendapatkannya walau hanya dalam bentuk yang belum nyata bagi orang lain yang bukan saya berdua.
Menebar senyum di keseharian adalah kebiasaan baru yang saya temukan di bulan lalu, tapi tak bisa dipungkiri keegoisan masih ada saat itu, entah saya tak bisa menjelaskan tapi saya dapat rasakan itu dan saya rasa itu benar.


Dalam selang waktu 1 bulan kemudian realita baru membuatku bahagia kembali dengan fakta baru yang kutemukan, mengapa tidak, semuanya adalah sesuatu yang kucari dan kukejar sebagai pelengkap hubunganku. Adalah status bahwa saya resmi bersamanya dalamsebuah hubungan yang mengikatnya, tak bisa berkata-kata saya saat itu, saya hanya berterima kasih kepadanya dan berjanji untuk mencintainya tanpa ada batasan waktu yang membuatnya terbatas, :).

Tapi seperti biasa dia masih sering malu dan seakan-akan menyembunyikan status itu, entah apa yang menjadikannya seperti itu, mungkin karena dia takut kepada orang tua dan kakak-kakaknya yang memberinya kepercayaan dan tanggung jawab untuk serius dalammenjalani kuliahnya. Apalagi kakaknya yang akan siap untuk menghentikan kontribusi uang setiap bulannya, selain itu juga dia sudah melanggar komitmennya untuk saya, dan setiapapa yang saya minta semuanya di usahakan olehnya agar dia bisa laksanakan.

Dipertengahan jalan seiring berjalannya waktu, arogansi mulai memperlebar jalan untuk mencoba memisahkan kami berdua, slain dari pihak luar yang menerobos masuk untuk memberikan doktrin yang tidak sehat, saya juga terlalu sering berpikir yang tidak-tidak kepadanya, karena dekat dengan seseorang yang bukan saya, dan di kemudian harinya, saya sempat break gara-gara setiap permasalahan yang didapat itu disimpan tak sesuai komitmen awal, yaitu : "Kalau ada masalah sebaiknya kita bicarakan berdua saja secara baik-baik, saya tidak suka dan tidak mau orang lain tahu masalah kita".

Saat itu saya sedang marah karena selalu terpikir akan kejadian semalam dan itu membuatku kesal dan sembarang bicara dalam sms, lalu dia membalasnya dengan kata "Lebih baik break maki saja dulu, supaya bisaki saling mengerti masing-masing karaker," tak berfikir lama dan mengikuti ego saya langsung menjawab "Ohh kitaji paeng, Makasih nah ?", kemudian dia tak menggubrisnya lagi setelah sms saya itu . tapi saya mengirim sms lagi ke padanya, dengan beberapa sms namun tak terbalas lagi,,,
Pikiran mulai kacau dan acak-acakan karena saya berpikir bahwa sms seperti ini apakah tidak layak untuk di balas padahal ini sangat penting dan butuh kepastian dari dia.
Kemudian saya kirim sms ke dia " Lebih baik kita pisahmi saja paeng, karena tidak bakalan baikji juga kalau lanjutki terus ada salah-satu dari bagainku tidak bisa kita terima, makasih, janganki berubah nah ?" kusayangki "...

Sakit terasa jika saya ingat masa yang walaupun sudah terlewat dan masih teringat di masa sekarang, bagaimana tidak saya sudah sayang dengan dia dan ingin serius dengannya, tapi malah begini jadinya, dan paling saya pikir perjuangan saya melawan komitmen seorang wanita yang saya banggakan itu lebih lama dalamberproses dibanding menjalaninya. :(
Keesokan harinya saya berkunjung ke rumahnya karena saya ingin mengambil sesuatu yang saya simpan beberapa hari yang lalu, samapainya disana mungkin terbawa perasaan saya tidak mampu berkata sedikitpun dan rasanya ingin cepat pulang.

Dan saya pun bergegas pulang, di jalan saya di ceramahi temanku , " Kenapako kau tadi kah ?, bagaiana ko mau baik kalau tidak bicarako, na itumi yang perlu kau garis bawahi kalau kau sama dia itu kurang komunikasi saja." saya menyahut " bah cika', memang saya yang salah, saya akui itu tapi maaf tadi saya terbawa suasana hati, jadi begitulah jadinya, tapi mau saya telfonji sebentar,", sayapun singgah membeli pulsa untuk menelfonnya sambil ingin bercerita baik-baik dengannya walau hanya lewat telephone,,,
Sampai dikos, saya menelponnya dan mulai bicara serius masalah yang saya hadapi berdua ini, tapi dia mengajak untuk bertemu saat itu juga, saya sepakati saja tapi saya tekankan agar tidak ada kata yangtidak ingin aku dengar . " Maaf saya mau bertemu tapi tidak dengan kabar buruk", dia berkata :" iya, kita ketemu di rumah besar depan kos teman satu kelas saya, sayapun bergegas kesana sendiri, dan tibanya disana saya sudah ditunggu rupanya, karena dia sejak tadi datang bersama teman satu kelasnya di kampus, tak lama saya diam temannya pun pulang ke rumahya, dan menyisahkan saya berdua, okkelah saat itu semuanya saya ceritakan mulai dari a sampai z, dan saat itu memang semuanya jelas dan kesimpulannya kami masih saling menyayangi dan masih butuh lanjutan hubungan ...!!!

Saya pun mengajaknya jalan keluar dan perjalanan saya saat lumayan dan mungkin jauh lebih asyk dari sebelumnya, semuanya serasa indah dan penuh canda tawa dalam kebersamaan saya sejak itu. dari sini kita sudah bisa berfikir untuk saling mengerti satu sama lain, karena semuanya sudah kami cerita agar lebih jelasnya dan kita tinggal memperat semuanya, agar kita bisa kuat untuk berjalan.

Hari ke hari kami lalui agar tak sia-sia dalam memanfaatkannya, kami keluar setiap hari dan bertemu 7 hari dalam seminggu dan 30 hari dalam sebulan, hingga beberapa hari yang lalu kami pernah memiliki sedikit masalah, dan dalam usaha kami untuk memperbaiki masalah itu, saya mengajaknya keluar jam 4 subuh, untuk niat jalan-jalan hingga terbitnya fajar, namun apes di jalan motor saya mogok karena kehabisan bensin, awalnya mator saya mogok karena pengapiannya hilang, saya agak susah saat itu, dan lama menginjak starter agar bisa hidup,keringat keluar sambil malu melihat pacar saya menunggu di subuh-subuh kala itu. Kedua kalinya mati lagi di perbatasan kab Gowa-Makassar, dan disitulah kami memutuskan untuk mendorong motor yang apes itu, untung saja pacar saya pengertian dan baik hati memberi semangat, jadi beban terasa ringan.
Setelah itu kami masih menunggu permasalahan, untuk kami pecahkan lagi melalui perasaan yang kami miliki. :D
Thanks untuk kisah ini, dan thanks untuk untuk yang membantuku membuat kisah ini.
Aku cinta dia karena Allah !!!

Kami siap menerima pelajaran dan tantangan, selama masih ada anugerah dari perasaan, insyallah kami bisa menyatu....!!!





TAU TOAKU




















Kau tau paling riolo kucini riwattungku nia rilino…
Angngajaria accini allo…
Annyapa pa’mae anjo nusareanga…
Tikammami pa’balasakku?

Rikammaya anne niama ri lalang talla’sa nupa’niaka…

Accini tikamma bajika, singkamma pangngajarrang nusareang…
Inne nasarema pangngisengang tau niaka bani rinakke…
Attallasa ri lalang pappilajarang na pa’niaka karaeng Allahu SWT…

Latikammama sallang punna anjari tomma tau toa sikamma kau…

Ammakku, bapakku, ajaria punna niaka rilalang kasalangku…
Karna kau tommi lima tulu kupalaka angngajaria mange ri baji…

Latikamma jariku punna tanre maki…

Latikammama appa’nia baji untuk jaringku sallang…
Tenamo tau lassuroa…
Tenamo tau lappanyanyareia…

Tallasakki untuk nakke…

Manna na sampe’ja…

Puisi Bahasa Daerah Makassar. Untuk orang tuaku di rumah !!!

Senin, 22 Oktober 2012

MENCIPTA ITU MUDAH TAPI YANG DIKENANG ITU APA?

MENCIPTA ITU MUDAH TAPI YANG DIKENANG ITU APA?
Sementara itu dalam kasus seperti diatas, mungkin saya tidak terlalu cerewet dalam menjelaskan, karena maklumlah saya agak sedikit tidak lebay untuk wacana ini. Hehehe     
Bercanda doang, :D jangan diambil hati yah mba’sist dan mba’bro sekalian.

      Ok, kebanyakan orang dalam hidup kita ini lebih suka yang instan atau cepat saji, eh tapi bukan berarti indomie yah kawan, tapi semua yang cepat dalam penyajian itu merupakan arti dari instant itu sendiri. Mengapa saya memasukkan instant diatas karena kebanyakan orang dan mungkin sebagian besar dari kita ini lebih susah untuk berproses dalam keadaan lama, dan ingin agar semua yang mereka lakukan agar cepat dalam hal hasil dan malas untuk berproses, maka dari itu perlu sebuah revolusi dalam hal berproses karena ada kalimat yang mengatakan bahwa : “Bukan hasil yang penting dalam sebuah kepentingan, tapi proses yang dijalani untuk mencapai kepentingan itu”…

      Mencipta sebuah kisah amatlah mudah brother, tinggal kita melalui beberapa tahap dalam hidup yang kita jalani, baik dari hari kemarin, hari ini dan hari esok. Itulah sebuah kisah yang siap untuk diingat agar terkenang. Tapi yang kumadsud dalam artikel saya ini adalah apa saja yang mesti kita kenang agar kita tidak menyesali masa lalu kita dan juga agar bisa jadi motivasi supaya bisa lebih baik nanti. Masa lalu adalah kenangan yang semestinya kita jadikan pelajaran bukan penyesalan, karena sudah hukum alam kita tak bisa kembali kemasa lalu kita itu, dan kita hanya bisa sedikit mengingat masa lalu kita itu ketika kita mengalami de javu dan itupun belum pasti benarnya karena hanya firasat yang bermain.
Sungguh menyesal mereka yang menyia-nyiakan masa lalu atau dalam artian memberi kisah yang buruk agar penyesalan datang di setelah itu. Maka dari itu patutnya atau setidaknya kita harus bertindak dan berlaku sesuai usia kita saat itu dan sebisa mungkin bahagiakan hal baik yang kau jalani agar kau bisa menikmati itu nantinya.
Waktu adalah teman kita disaat ini, dan suasana adalah wanita yang harus kita jaga, lingkungan adalah makanan yang harus kita santap agar kita bisa kenyang di kemudian hari. Seberapa berat beban pikiran kita ada sebuah waktu yang akan membantu kita menyelesaikan semua itu.
Optimis akan menghilangkan rasa pesimis sehingga kita pasti akan mampu memperoleh hasil positif dari kita yang Optimis itu, dan saya yakin hasil dari rasa Optimis itu tidak jauh dari yang baik dan benar.

I think that’s all !!!