Tampilkan postingan dengan label Style and religion. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Style and religion. Tampilkan semua postingan

Senin, 12 Januari 2015

22 Tahun, Dan Apa Saja?

                               
-Sedikit Renung

Perpindahan adalah peralihan sesuatu dari satu objek ke objek yang lainnya. Dalam setiap perpindahan kita akan selalu mengenal kata "transisi". Transisi juga dapat diartikan sebagai kenalan baru, yang akan selalu siap menuntun kita menuju jalan berikutnya.!
Oke, jika saat ini ibarat masa transisi. Apa yang ingin kamu kenal, dan siapa yang ingin kamu kenang? Pertanyaan inilah yang akan membuka semuanya, dalam hal apa yang telah terlewati, dan yang ingin dilewati. Tidak akan jauh.!
Mungkin dengan sedikit merenung bukanlah jalan keluar dari gelapnya suasana perkampungan menuju terangnya masyarakat kota. Dia bisa saja hanya akan membujukmu untuk membaca selembar buku, setelah itu kamu sudah dapat tidur dengan lelap. Atau untuk imsomnia, berkhayal adalah teman yang baik.
Dapat pula kau sedikit menggambarkan ibumu yang seorang Guru Sekolah Dasar. Tentang kesibukannya, tentang cemohannya jika kau bermain diluar dan lupa waktu untuk makan. Pasti kau ingat.! Atau kau ingin kembali? tentunya.! Tapi sudahlah, kita sudah dewasa dan harus sedikit lebih cemas. mungkin.! 
Kau harus menerima kenyataan bahwa pasir dan pinggir pantai sebagai tempat bermainmu kita telah disulap menjadi Ruangan berAC dengan beberapa lampu hias. Tiada lain kau harus belajar tentang tuntutan, kesibukan juga waktu yang terbatas. juga hitung temanmu yang sitiap hari semakin berkurang.
"Kau harus lebih dari ayah dan ibu", serta kalimat ini. belajarlah untuk mengingat.! 
Kita bisa saja memaparkannya satu persatu sesuai pandangan masing-masing, tak perlu menunggu pagi sambil tersedianya hidangan di meja makan. Tapi sudahlah, saya yakin kita semua tahu seperti apa esensi dari setiap relasi yang disebutkan tadi.
Keluarga adalah sanak saudara, dalam hal ini ayah, ibu dan anak. Setiap saat diantara pikiran yang yang sangat kompleks, berpikir tentang seperti apa dan bagaimana keluarga nanti kadang jadi obat penawar. Mungkin.! Siapa yang tak menginginkannya? Saya masih yakin bahwa tak ada satupun. Kecuali mereka yang sudah tidak memiliki perencanaan untuk kedepannya.

Lagi-lagi kita mesti memiliki perencanaan, tentang mimpi, pula bukan hanya memiliki seorang buah hati menjadi tujuan hidup ini. Sepertinya putus generasi bisa jadi alternatif, dimana budaya semacam patriarki dan matriarki harus lebih intens diperdengarkan dalam ruang lingkup keluarga. Yang sering saya temui adalah kalimat “Jangan main kedapur nak, nanti ini, nanti itu” untuk seorang anak laki-laki. Seakan dapur adalah senyawa kimia berbahaya yang apabila disentuh akan mengakibatkan kematian. Itu adalah paham lama, keadaan sosial telah berubah. Ibarat Kitab yang diturunkan sesuai keadaan alamnya. Pembeda perempuan dan laki-laki hanya pada buah dada dan kelaminnya, untuk persoalan tenaga dimana yang santer terdengar ditelinga bahwa laki-laki lebih kuat dari wanita itu menurutku keliru. Karena memang sedari kecil lelaki selalu dipekerjakan dengan pekerjaan berat dan perempuan hanya didapur. Sebagai bukti, banyak perempuan yang jadi atlet angkat besi kok. Kan?
Menurutku Ini hanya persoalan kebiasaan (Budaya) yang terbangun di masyrakat. Semua terbentuk tidak begitu saja, tapi memiliki sejarah. Jadi mari minum kopi dan membaca beberapa lembar buku bersama keluarga.
Lantas mengapa kita harus menaruh ini dibagian akhir? Sebab inilah yang paling banyak dilupakan masyarakat pada umumnya. Tentang bagaimana relasi itu mengalienasi, bagaimana kerja itu mengambil waktu sehingga kadang lupa berkumpul bareng keluarga, tentang bagaimana kita mempekerjakan buruh tidak sesuai dengan upahnya, tentang bagaimana seorang bos hanya ungkang-ungkang kaki dan tetap menerima gaji, tentang persaingan yang selalu memunculkan ide-ide baru yang merugikan dan banyak manusia. Tapi sudahlah, saya sudah capek untuk melanjutkan tulisan ini, mungkin lain waktu.

-Warna dan Konsep
"Relasi" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat diartikan hubungan. Hal ini sangat penting untuk kelangsungan hidupmu sekarang dan kedepannya. Seperti kata Aristoteles "Manusia adalah makhluk sosial". dalam artian manusia tidak akan dapat bertahan hidup (Survive) tanpa bantuan manusia lain.
Relasi memiliki banyak macam, baik relasi pertemanan, pacaran, keluarga, rekan kerja dll.
Hubungan antar individu yang ada dalam sebuah relasi tidak jauh beda dari setiap yang ada, mereka memiliki konsekwensi dan hukum alamnya masing-masing. Biarlah.! Yang jelasnya Teman adalah Mereka yang akan siap bersamamu dalam kondisi apapun. Dan jangan lupa, teman yang baik adalah mereka yang tak sekedar berbagi makanan, tapi juga mereka yang bisa saling berbagi hidup (Dalam artian luas), sebab menurutku banyak hal yang lebih urgent dari sekedar ngumpul dan bermain gadget.Tanya mereka persoalan alam yang mulai gelap, tentang eksploitasi yang meluas atas nama perusahaan, tentang pangan yang dimonopoli kaum pemodal.
Pacar pun tak jauh beda, dia memiliki kemiripan. Hanya saja dalam konteks sekarang, banyak yang keliru memaknainya. Otomatis kelenjer mata jadi memerah dan tak berdaya. Tapi seandainya saja kita ingin belajar, akan lain ceritanya. Saya yakin.!
“Jatuh cinta itu biasa saja” (Efek Rumah Kaca) kutipan ini tidak saya maknai bahwa cinta dengan kata "biasa saja" ini tak memiliki makna, tapi kita pasti paham seperti apa pemaknaan cinta di dalam masyrakat kita sekarang (Lebih jelasnya, dengarkan lagunya). Tak ada hal yang mesti dilebih-lebihkan, karena memang semuanya sederhana saja. Terlampau lagi bahwa semuanya bisa menjadi hal yang berlebihan dan tak terkendali. Makanya kita hanya perlu sedikit santai dalam bermain. Seperti kata joker “WHY SO SERIOUS?”. Karena setahuku tatanan yang ada hanyalah sebuah permainan. Permainan yang tidak adil. Jadi untuk menghadapinya, kita hanya butuh permainan pula.! “Jika jatuh cinta itu buta, berdua kita akan tersesat. Saling mencari di dalam gelap, Kita berdua tak hanya sekadar menjalani cinta, tapi menghidupi” (ERK-JBS).
Rekan kerja adalah mereka yang satu perusahaan dengan kita dan memiliki hubungan bisnis.
“Peradaban memang sebuah istana diatas bukit tengkorak manusia. Bukit itu akan terus bertambah tinggi, jika kau tidak mencoba mengerti.” Perang Hayat




Selasa, 06 Januari 2015

MEREKA DEWASA KARENA DIPELIHARA

-RUTIN MENANGIS
Mereka tak hanya sekadar sedang menggelar sandiwara, pula malas mencari meskipun itu tentang dirinya sendiri. Jangan harap mau melawan, hal terkecil pun selalu diawali dengan mengabai.
Manakala, iya manakala diri sendiri masih menetek dan tunduk pada usia di pemukiman tertentu. Ahlinya selalu menawar, menawar untuk menundukkan segala sesuatu, yang esensinya persis dengan dirinya sendiri. 
Akhir-akhir ini dia sering tertawa, kadang marah apabila bekerja. hanya pada saat bekerja.!
Selalu bangga pada hari-hari besar karena dapat berkerumun ditengah arus. Menyanyi dan berkuasa, itulah waktunya mereka menggelar perayaan. Mana pernah menang?
Berangkat dari sesuatu yang dibangun dengan hirarki, tapi heran kenapa melawan hirarki yang ada.
Bingung, seperti apa mereka menuju, juga seperti apa nanti selepas dipemukiman itu.
Sudahlah.! mereka dominan.

-KADANG BERANTAKAN DAN IRONIS
Budaya ini telah lama berjalan. Identitasnya telah melekat bukan hanya hari ini. alasannya karena mereka menolak kemapanan. Tapi adakalanya hilang seketika, ketika gemilang dan hegemoni mengarah ke hal lain.
Hal yang ditolak pada dasarnya dominasi, namun lagi-lagi mendiminasi. selalu mengeksiskan diri dengan pembesar suara yang nyaring.
Sudah, mari belajar dulu...
Membangun tak mesti harus meledakkan dan berantakan...

Sering saya jumpai, sangat sering.! Hal ini berkaitan dengan label intelektual yang berguna kearah yang parah. Kasian mereka yang punya kekuatan minimal. Akhirnya juga menggunakan usia dan bahasa untuk menjalankan hal yang mereka rasakan. Subjek bukan lagi hal yang penting bagi setiap individu. Tak ada yang bisa berkomentar apabila telah terlontar. Kasar.!
Manipulasi yang abstrak, manejemen yang baik dan berguna untuk mengeksiskan sesuatu yang dianggapnya benar.

Tapi jika dihari nanti ada yang peka dan melawan, sebaiknya sama-sama mati. Atau paling tidak jangan ada yang menyerah.!

Rabu, 14 Agustus 2013

Penemu SMS (Sort Message Service)



Friedhelm Hillebrand dilahirkan pada tahun 1940 di Warstein, Jerman. Friedhelm Hillebrand dikenal sebagai Penemu Pesan Teks atau SMS (Short Message Service). Friedhelm Hillebrand memperoleh gelar Master of Science di bidang Teknologi Komunikasi dari Technical University of Aachen pada tahun 1968. Kemudian ia bergabung dengan Lembaga Penelitian AEG Telefunken di Ulm dan bekerja pada konsep sistem switching elektronik. Dia bergabung dengan Deutsche Bundespost, sebuah perusahaan telekomunikasi nasional, pada tahun 1970. Dari tahun 1976, ia menjadi bertanggung jawab mengembangkan konsep paket X.25 switching untuk jaringan DATEX-P dari konsep pertama sampai akhir tahun pertama pada tahun 1981. Dia kemudian menjadi manajer proyek ppointed untuk sistem komunikasi bergerak generasi berikutnya pada musim semi 1983.


Friedhelm Hillebrand berpartisipasi dalam pleno GSM dari November 1984 dan seterusnya. Ia memberikan kontribusi dibidang telekomunikasi untuk jasa desain, roaming internasional dan metode kerja manajemen. Pada 1987-1988 ia menjadi Ketua pendiri GSM data kelompok (IDEG, kemudian disebut WP4). Sejak pertengahan 1987, Friedhelm Hillebrand bertanggung jawab atas kontribusi GSM dari Deutsche Bundespost, dan berkerjasama dengan operator GSM dan pelaksanaan jaringan D1 GSM di Jerman. Dia bertanggung jawab untuk sistem D1 dan jaringan dan mendukung sistem TI hingga akhir tahun pertama pada tahun 1992. Pada tahun 1984 sebelumnya konsep SMS pertama kali dikembangkan oleh kerjasama Friedhelm Hillebrand dan peneliti seluler Prancis Bernard Ghillebaert. SMS pertama dikirimkan oleh Neil Papworth pada 1992 kepada Richard Jarvis, salah satu pegawai Vodafone. Karena ponsel saat itu tidak dilengkapi keyboard, Papworth mengetikkan pesannya pada PC. Bunyi pesan SMS pertama yang dikirim Papworth saat itu adalah "Merry Christmas". Ponsel GSM versi awal tidak dapat digunakan untuk mengirim SMS. Pada masa itu SMS hanya digunakan untuk mengirimkan peringatan dari operator kepada pengguna ponsel. Pada tahun 1993 Nokia menjadi produk yang pertama kali membuat ponsel dengan kemampuan kirim SMS.

Meski SMS tak langsung direspon positif oleh para pengguna HP, namun kini seiring waktu konsep penggunaan SMS kini berkembang sangat pesat hingga sekarang, bahkan mengalahkan penggunaan telepon. Saat pertama dikembangkan, penggunaan SMS belum memasyarakat seperti sekarang. Waktu itu, rata-rata pengguna telepon GSM hanya mengirimkan 0,4 SMS per bulan. Ini terjadi karena fasilitas untuk mengirim SMS waktu itu masih sangat terbatas. Tapi dalam perkembangannya, SMS kemudian menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Secara mengejutkan perkembangan penggunaan SMS terjadi tahun 2000. Waktu itu, setiap pengguna telepon seluler GSM mengirim 35 SMS setiap bulan. Di tahun 2006, keuntungan yang diraih oleh semua operator GSM di seluruh dunia dari bisnis SMS mencapai 60 miliar dolar Amerika. Harga rata-rata pengiriman SMS di dunia 0,11 dolar Amerika. Sehingga banyak yang menyebut Friedhelm Hillebrand sebagai "Bapak SMS" atau "father of text messaging atau SMS".

ASAL MULA PENGGUNAAN SMS 160 KARAKTER

Banyak teori yang menyebut tentang batasan 160 karakter. Namun, teori yang paling umum diketahui adalah batasan 160 karakter ini diciptakan oleh pengembang telekomunikasi dari Deutsche Telekom Jerman, Friedhelm Hillebrand. Seperti dikutip dari blog Los Angeles Times,


pada sebuah malam di tahun 1985, Hillebrand duduk di kamar rumahnya di Bonn sambil terus mengoceh dengan melontarkan sejumlah pernyataan dan pertanyaan. Saat itu, juru ketiknya diminta untuk mengetik setiap kata yang diucapkan Hillebrand. Selesai mengoceh, Hillebrand kemudian menghitung huruf, angka, jeda huruf, tanda baca, serta spasi di tiap halaman yang ada. Ternyata, ketika itu Hillebrand menemukan, hampir setiap ocehan yang terdiri dari satu atau dua baris hampir terdiri dari 160 karakter.

"Ini sangat tepat," kata Hillebrand, yang saat itu berusia 45 tahun.

Saat itu, pakar telekomunikasi memang sedang mengembangkan untuk membuat standar adanya sebuah teknologi yang memungkinkan ponsel untuk mengirim dan menayangkan pesan tulisan. Ide 160 karakter kemudian dicetuskan oleh Hillebrand bersama rekannya, Bernard Ghillebaert dari France Telecom, dalam pertemuan kelompok pengembang GSM di tahun 1985. Ide kedua orang itu kemudian menjadi semakin berkembang dan menjadi standar jumlah karakter dalam sebuah SMS.

Sebelum memulai penghitungan karakter itu, Hillebrand sendiri pernah berdebat dengan salah seorang teman mengenai manfaat pesan teks dalam komunikasi. "Teman saya menyebut itu tidak mungkin digunakan secara massal, tapi saya optimis," ucap Hillebrand. Optimisme Hillebrand ternyata terbukti. Mungkin, saat ini pesan teks melalui SMS lebih banyak digunakan ketimbang telepon. Hillebrand pun tak pernah berpikir bahwa temuannya kini banyak digunakan anak muda di seluruh dunia untuk memutuskan pacarnya.



Namun, Hillebrand tidak memperoleh keuntungan finansial dari karya yang diciptakannya. Karena tak ada royalti dalam penciptaan sms. Jika dalam tiap SMS Hillbrand memperoleh uang, dia berpikir, "Itu tentu akan menyenangkan," tutur Hillebrand. Namun, 160 karakter yang diciptakan Hillebrand ini kemudian semakin populer. Popularitasnya menjadi semakin terasa berkat seorang anak muda bernama Jack Dorsey yang menciptakan jejaring sosial bernama Twitter. Twitter kemudian mengadaptasi karya Hillebrand ini menjadi 140 karakter untuk tiap tweet. Jack Dorsey tampaknya memahami 'jasa' Hillebrand. Dalam sebuah tweet, Jack Dorsey memasang link mengenai sejarah SMS yang merupakan jasa dari Hillebrand. Dalam tweet yang ada link tentang sejarah SMS itu, Dorseymengakui pengaruh ciptaan Hillebrand dalam pembatasan 140 karakter di Twitter.

"Why text messages are limited to 160 characters (which influenced Twitter's 140)," tulis Dorsey dalam tweet-nya.

Referensi :

- http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/9780470689899.oth9/pdf
- http://www.kaskus.co.id/thread/50bcb758552acf5e7700003f/memperingati-20-tahun-sms

Kamis, 14 Maret 2013

Lebih Kupilih Menghindar



Menangkap cahaya dimalam hari.
Cahaya kemilau dan juga embun.
Lingkaran kebersamaan telah dibumbuhi wajah palsu.
Mengizinkan kami untuk tersungkur dihari mendatang.

   Tunas mulai tumbuh di pesisir sungai.

   Terluapkan amarah dalam bentuk cerita.
   Terciptalah sebanyak mungkin korban.
   Tragedi tak lagi terelakkan.

Konflik kadang menciptakan kebersamaan yang lebih menarik.
Tapi kali ini amarah yang sebagai pembeda.
Karena tanpa ada harapan.
Karena aku tak lagi nyaman diatas pantai yang kau tawarkan.

   Sulit untuk tersenyum di hari ini.
   Sebab hati tak lagi menerima.
   Lebih baik aku menghindari.
   Daripada aku harus memperbaiki musuh.
  

Minggu, 06 Januari 2013

Polisi berteman dengan tanggal tua

PANDANGAN SAYA    
    Untuk persiapan tahun baru kali ini saya tidak sempat ke kampung halaman brada semua, yah alasannya mungkin pertama motor saya tidak lengkap, lampu tidak nyala, yang ketiga saya lagi boke'.
Apalagi sehari sebelum tahun baru saya kena tilang brada, yah saat itu saya lagi jalan dengan pacar saya tercinta, pas jalan mau pulang saya mutar sana-sini agar lama bersamanya, hehe lebay yah? sory.
Saya muter lewat Rappocini, dan di Depan pintu UNISMUH saya belok untuk pulang, dengan tanpa memakai helm dan spion motor saya berani saja memakai motor itu, yah namanya juga lagi sama pacar brada semua, saya lanjutkan perjalanan itu dan di depan saya tiba-tiba melihat orang yang memekai topi coklat dan satunya lagi memakai seragam hijau-hijau, kulihat lagi, wahh ternyata polisi yang siap untuk menghadang, hehe, dengan kencang saya langsung putar arah melawan arus motor yang sedang berjalan, ah sial ada polisi di depan 2 orang lagi, akhirnya saya ditahan. Saya pun langsung diperiksa dengan cara yang aneh, dikiranya saya membawa senjata tajam dan sejenisnya, baju saya diangkat dan tas saya diperiksa layaknya koruptor. wkwkwk.
     Dia tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan, hilang arah akhirnya saya ditegur tidak memakai helm, "mana stnk kamu?" "ini pak" sahut saya, "apa ini?" jawab pak polisi, saya jawab "surat tilang pak komandan". dia lalu konsultasi dengan para pengawal dan akhirnya meloloskan saya. saya berterima kasih dan pergi.
        Kurang dari 1 km, saya bertemu kawan dari polisi yang sebelumnya saya jumpai, dengan penuh rasa tegas saya menjawab "Pak saya sudah ditahan disana tadi", "Biar 10 kali kau ditahan tidak jadi masalah" jawab komandan. lanjut dia bertanya "Mana Stnk mu?" " saya tidak punya Stnk pak, saya sudah ditilang".  kemudian saya ayungkan tangan kemudian memberi surat tilang tersebut, berbeda dengan sebelumnya, dia memberitahu saya dan menahan saya, dia kemudian memeriksa surat tilang tersebut dan berkata "wah, ini sudah lewat, kenapa belum diurus?", "saya belum punya uang pak, karena saya mahasiswa kasian", "ah kamu mahasiswa atau bukan, motor kamu saya tahan karena kamu melanggar, tidak memakai helm dan tidak memakai spion motor." dia mngambil kuncil lalu membawa masuk motor saya ke kantornya. "emosi pun meluap dan saya mencoba berdiskusi kepada komandan, "pak saya minta tolong pak, saya sudah ditilang sebelumnya dan besok saya akan pulang kekampung, jika bapak mengambil motor saya, apa yang akan saya pake pak?", dengan mukah acuh dia berkata "ini bukan persoalan kamu mau pulang kampung atau tidak, itu urusanmu bukan urusan saya. siapa suruh nakal dan tidak tahu aturan?", "tapi mohon maklumi saya kali ini saja pak", "ahh sana kamu pergi, kamu urus besok saja, datang jam 9 pagi", "wah pak tolong saya pak, saya bisa gawat kalau motor saya ditahan". "sudah kubilang itu bukan urusan saya" sahut polisi itu. saya pun kemudian duduk dengan emosi yang meluap, saya duduk disamping pacar saya. saya pun emosi dan sembarang berkata, bagaiamana tidak, banyak hal yang tidak adil saya daptkan. para polisi itu menyalah gunakan kekuasaannya dan tidak menerima alasan, padahal saya punya surat tilang, dan dalam aturannya motor yang memiliki surat tilang tidak bisa ditilang kembali, tapi dia lalu bersikeras bahwa surat tilang itu telah lewat masanya, tapi walaupun masanya telah lewat pak polisi itu tidak berhak menilang saya. dalam kejadian ini saya agak sedikit diuntungkan ketika kita berani melawan, tapi itu juga, karena mereka punya kekuasaan dan kami tidak bisa menolak mereka.
      Dengan alasan itu saya tetap dikantor sampai akhirnya teman saya datang membawa uang agar bisa menebus uang agar motor saya tidak ditahan. saya bergegas menuju polisi yang menahan motor saya, lalu berkata, "pak bagaimana ini, motor saya ditahan sementara saya sudah ditilang sebelumnya, ini buktinya" dia menjawab, "kamu yang punya motor kawasaki hijau itu yah?", "iya pak", kamu itu melanggar karena tidak memakai helm dan spion, jadi kami tahan juga surat tilang kamu itu sudah lewat waktunya", "jadi pak bagaimana tindak lanjutnya karena saya butuh motor saya, kira-kira berapa uang yang harus saya tebus?", "Rp. 250.000", "wah itu sangat mahal pak" , " siapa suruh kamu melanggar, ini sudah aturan." bapak itu bersikeras, dan sayapun berpindah, ke loby kantor, "pak, bagaimana ini, motor saya ditahan kemudian sebelumnya saya sudah di tilang dan ini surat tilang saya, saya tidak tahu dek, ke sebelah saja, disana diurus masalah seperti itu," "tapi saya sudah ditilang pak" ,"ini bukti surat tilang saya", salah satu polisi berkata "SEKARANG ADA ATURAN BARU, SUDAH BISA DITILANG BIARPUN SUDAH DITILANG SEBELUMNYA". aduh saya baru dengar aturan itu, awalnya saya percaya, tapi saya mendatangi kembali polisi yang memegang kunci motor saya, lalu bertanya kembali dengan pertanyaan yang sama. "pak saya mau urus motor saya yang di tahan bapak, karena saya merasa ada yang lain,", apa yang lain?" kamu yang pake motor kawasaki itu kan?" "iya pak," "kamu lagi, kamu lagi" nanti besok kamu datang kesini," "wah saya butuh motor saya sekarang pak, karena saya mau pulang kampung dan saya rasa motor saya tidak aman disini,", "dek, kamu sudah melanggar, tidak pakai spion dan tidak memakai helm," " iya tapi saya sudah ditilang sebelumnya," " iya tapi kamu sudah melanggar dek," " kalau begitu kasi saya bukti tertulis pak, bahwa ada aturan yang mengatakan bahwa, kalau kita sudah ditilang kita bisa ditilang lagi atau motor kita bisa ditahan,". "iya dek, tapi kamu melanggar, dan saya harap kamu bisa pulang dan nanti besok kamu urus,". saya pun pulang dengan membawa bahasa dan penilaian terhadap kaum yang satu ini, "mengayomi dan melindungi itu bulsit dan tidak benar adanya, mereka menyalahgunakan kekuasaan kepada kami yang dibawahnya, mereka sewenang-wenang membuat aturan dan jelas kami tidak bisa melawan karena mereka punya kekuasaan dan kami yang dikuasainya", bobrok betul aparat ini. sampai larut malam pun saya masih di depan halaman kantor, dan akhirnya saya menelpon kakak saya, saya menyuruhnya agr ke kantor dan memberi tahu bahwa motor sedang ditahan. dia pun datang, " kenapa ditahan motornya?" "katanya saya melanggar", "sudah saya kasi liat surat tilang, tapi tidak ada gunanya, motor tetap ditahan," " maksudnya dia mau tilang diatas tilang,? begitu.?" sahut kakak saya. "begitumi mungkin", dengan ucapan penuh emosi saya menjawab.
     Saya dan kakak saya pun masuk kembali berkonsultasi dan berdialog kembali dan akhirnya pembicaraan lagi-lagi buntuh. saya pun sepakat akan mengurusnya besok pagi jam 9, tapi sebelum itu, saya meminta izin kepada komandan untuk melihat kondisi motor saya dan ingin memasang spion motor, kemudian dilihat oleh pak polisi dan melarang saya memasangnya karena spion sebelah kanan tidak ada kacanya. saya lagi-lagi disuruh keluar.
     Akhirnya kakak saya bersedia mengurus motor tersebut. dan saya pun pulang dengan teman-teman saya yang setia menunggu proses tersebut, saya pulang tanpa motor dan teman saya pun berkata, "bonceng saja dulu pacarmu, nanti saya sama adhy jalan-jalan saja dulu, pake ini motor", sungguh baik teman saya ini, sebenarnya ada motor lain, tapi teman saya adhy berkata "jangan cepat percaya dengan orang lain, bonceng saja dulu "nana" nama pacar saya kawan, lalu saya pulang memboncengnya dan teman saya pun berjalan kaki sekitar lima kilo dan sampai akhirnya saya kembali mengambilnya di jalan, dan boncengan tiga sampai ke kos.
    Keesokan harinya, saya ditelpon kakak, "ada uangnya dulu temanmu bisa dipinjam?" "kenapa memang kak?". "saya sudah datang ke kantor tadi, tapi saya disuruh urus Stnk, saya bertanya-tanya dan malahan saya diusir". "astaga kenapa pengayom seperti itu?', "saya kurang tau juga dek," kesini moko saja", "tapi kalau sudah ada Stnk, motor sudah bisa diambil?", sahut saya. "iya katanya seperti itu, tapi setelah itu Synk diambil kembali lalu di kasi surat tilang baru,". " ahhh kacau sekali, kita dipersulit kak,", "itumi juga". sampai akhirnya saya kerumah keluarga meminta pinjaman kepada tante saya sebesar 200rb, tapi kemudian tante saya juga sepertinya agak mengeluh persoalan uang karena dia bilang bahwa dia sudah mengeluarkan uang baru-baru jadi tidak punya uang lagi," saya pun pulang kembali ke tempat kace ku nongkrong. sampainya disitu saya menghubungi teman saya lalu meminta pinjaman dan akhirnya dia memberi saya. lalu saya pun bergegas kepengadilan mengurus Stnk saya, sampai disana katanya ibu yang disana bahwa Stnk saya sudah ada di Kejaksaan, "jadi bagaimanami itu bu?", " saya kurang tahu juga dek, sementara dikejaksaan juga sedang off karena pegawainya lagi cuti"," atau kita kasima saja semacam bukti bu, bahwa saya sudah membayar atau bagaimana?", "aduh dek saya tidak punya wewenang atas itu," taj lama kemudian datang seorang polisi lalu lintas, membawa beberapa lebar uang sepertinya hasil dari tilang, dia bertanya " kau kenapa dek?", "oh, ini pak motor saya ditahan sementara sebelumnya saya sudah ditilang dan saya punya surat tilang"," dimana motor kamu ditahan dek?", "di Polsek Rappocini pak", " kenapa bisa motor kamu ditahan sementara kamu sudah ditilang sebelumnya?", "katanya surat tilang saya sudah lewat waktunya, dan saya tidak mengurusnya,", " ah, kalau masih lewat 1 bulan itu masih bisa dek, masa tidak ada kebijakan?", "itu yang saya keluhkan pak, dan saya sekrang datang mengurus surat tilang saya, dan katnya ibu sudah ada dikejaksaan, sementara kejaksaan lagi cuti", " memang itu dek kalau polisi di Makassar keras semua,", " maumi diapa pak dia punya kuasa", dalam pikiranku, ternyata masih ada polisi yang tahu akan aturan yang sebenarnya.
       Lanjut dari itu saya pun berdialog dengan ibu yang disana, dengan senang hati ibu itu menelpon teman-temannya yang berstatus sebagai polisi dan mengakui saya sebagai keluarganya yang meminta pertolongan. sampai akhirnya ibu itu berkata," begini bagus mungkin dek, kamu datang saja kesana dan bilang bahwa kamu telah menebus uang di pengadilan dan ambil nomor handphone saya agar bisa kamu hubungi sebagai penguat alasan kamu". saya pun berterima kasih kepada ibu itu lalu bergegas menuju kantor Rappocini, sesampai disana saya disuruh menunggu sampai setengah jam karena polisi lalu lintas tidak ada dan katanya sedang berada di gereja, sambil menatap ke arah kantor saya melihat sebuah bahasa di kantor polisi itu "Kami siap melayani anda" dalam pikiran saya, "yang mana yang kamu layani, tidak ada pelayanan yang kami dapat, kami diacuhkan dan alasan yang kami anggap benar semua tidak kau terima dan kau gunakan kekuasaannmu untuk menyalahkan kami".
      Sampai akhirnya polisi itupun datang, saya masuk kekantor dan lama kami bertanya tidak kunjung dijawab malahan di diami dalam waktu yang lama, dan akhirnya dia memanggil saya, "dek, siniko", "iya pak", " apa masalahmu", saya cerita lagi dan akhirnya dia menyuruh saya mengambil spion, saya pun pulang lagi kegowa mengambil spion, dan akhirnya saya sampai, saya berkata " pak, saya sudah tebus uang di pengadilan tapi saya belum mnegambil Stnk saya karena pegawainya sedang cuti.", "ahh, bisanya itu?", " saya tidak bohong pak, itu ada nomor dari pegawai di pengadilan, bapak bisa tanyakan ke dia", "oke pale, kamu bayar Rp. 200.000 baru saya keluarkan motormu sekarang", "wah saya saya sudah bayar disana Rp. 200.000 pak, masa bayar lagi, saya tidak punya uang sebanyak itu," sahut kakak saya, saya pun mulai luluh dan sudah ingin memberinya uang tapi, polisi itu lalu berkata "yah sudah setengahnya saja," kakak saya menatap ke saya dan bertanya " kamu punya uang?" "iya ada", saya pun mencabut uang Rp.100.000 dan memberi ke polisi itu, lalu berkata dalam hati lagi, kacau benar peraturan disini, sungguh bobrok moral dan aturan yang berlaku di kalangan aparat ini, saya pun mengambil motor saya dan pulang sambil berdiskusi kepada kakak saya mengenai kejadian ini. disini saya berkesimpulang bahwa polisi itu akan hadir bila tanggal tua juga ada, dan juga penilaian saya terhadap aparat pengayom dan pelindung ini sangatlah bobrok dan tidak bermoral.

Kekuasaan jangan di salah gunakan pak...!!!!

See u next

HITUNGAN HARI MENELUSURI KULTUR KAMPUS


DAY BY DAY


Beberapa medan tempur telah kulewati, telah menunggu gunung untuk kudaki, kerikil bebatuan memperlihatkan dirinya yang begitu keras, tetapi mentari bersinar agar semangat tetap terjaga. Kutenangkan diriku sejenak dengan secangkir kopi beraromakan kehangatan disetiap relung kehidupan yang teramat kelam di masa lalu.
Pagi itu ternyata pertanda bahwa telah ada kehidupan yang menantiku diluar sana, kehidupan yang jauh lebih menarik dan lebih asyk untuk kujalani ketimbang apa yang telah kulalui. Dengan sedikit lirik lagu perpaduan rock berceritakan cinta, sebatang rokok pun keluar dari tempatnya dan mulai kubakar dengan sebiji korek kayu, mengeluarkan asap yang berbentuk bundar, pertanda semangat yang mulai hadir kembali di jiwa yang penuh ketidakstabilan ini.
Dengan memakai baju batik bergaris, berwarna coklat perpaduan biru, kulangkahkan kaki menuju teras kos dimana sepatu all star hitam telah siap untuk dipakai kemudian melanjutkan aktivifitas rutin saya yaitu kuliah di kampus yang saya banggakan yaitu Universitas Negeri Makassar. Tepatnya di Fakultas Bahasa dan Sastra, saya belajar di sebuah Instansi pendidikan dengan mengambil jurusan Bahasa Inggris, Prody Business English (D3).
Sebelumnya itu, saya dan keluarga dengan susah payah agar bisa masuk dan belajar di Kampus ini, mulai dari perjalanan saya yang tidak begitu dekat jaraknya, Antara Jeneponto dan Makassar adalah jarak maksimal yang telah kutempuh untuk kemudian bisa kunikmati suasana belajar berstatuskan diri sebagai mahasiswa.
Di sebuah hari saya dikejutkan dengan sebuah kabar bahwa di gelombang pertama, nama saya tidak tercantum dalam daftar nama-nama calon mahasiswa baru yang dinyatakan lulus dalam tes. Cician dan bahasa penyemangat pun berdatangan, saya dikatakan kurang serius dalam tes, dan juga dikatakan tingkah laku saya tidak menunjukkan rasa yang memang benar-benar serius ingin lulus, kurang dekat dengan sang pencipta, dan juga selalu sial, semua kata ini hadir dari bibir orang tua saya, dari pribadi sendiri saya sangat kecewa saat itu sampai-sampai telat tidur. Untunglah saya memiliki seorang kaka yang selalu member saya motivasi akan setiap kegagalan yang saya dapat. “Sabar saja dek, masih ada gelombang berikut yang akan kau jalani, jadi janganlah terlalu berlarut dalam kegagalanmu ini, semua belum berakhir dan aka nada masa lagi setelah ini, ok?” sahut kakak saya, “thanks kak, saya akan bersungguh-sung dan giat lagi dalam berusaha”, jawab saya dengan nada rendah.
Setelah kegagalan itu, atas saran dari orang tua saya diberi opsi agar memilih jurusan bahasa inggris, dengan alasan bahwa jika saya mengambil jurusan bahasa inggris saya akan lebih mudah dalam mencari pekerjaan karena sekarang banyak instansi sekolah yang membutuhkan tenaga pengajar di jurusan itu, kedua jurusan ini tidak terlalu banyak diminati oleh para mahasiswa dan mahasiswi yang ingin mendaftarkan dirinya seperti saya.  Mendengar opsi itu, saya agak tertunduk tak tahu mesti bilang apa, karena jika berbicara mengenai minat dan bakat, saya tidak terlalu menginginkan itu, sedih bercampur senang. Senang karena dapat diterima murni di kampus yang memang sudah menjadi cita-cita saya sewaktu masih duduk dibangku Sekaloah Menengah Atas, dan sekarang saya telah mampu merealisasikan semuanya, kata Alhamdulillah pun hadir sebagai makna rasa syukur yang mendalam. Atas dukungan orang tua saya tak lupa berucap terima kasih atas usahanya mewujudkan cita-cita saya itu, dan dengan itu saya pun bersedia mengambil opsi yang ditawarkan Bapak saya itu, saya pun mengambil jurusan Bahasa Inggris tepatnya di Prody Business English.
Hari pertama masuk kampus, saya langsung melihat suasana yang begitu berbeda dengan sebelumnya, saya melihat banyak mahasiswa yang berambut panjang atau biasa orang sebut “GONDRONG”, heran dan takut adalah kesan pertama, bertanya dalam hati “ Apakah seperti ini mahasiswa?, tidak memiliki aturan seperti dikalah SMA, Berambut panjang, memakai sandal, memakai celana robek di bagian lutut, memakai baju kaos tak seragam, merokok di tempat umum layaknya para masyarakat di luar sana, dan hampir mirip para preman di pelosok pasar. Untunglah saat itu ospek telah ditiadakan, jadi kami para mahasiswa baru agak sedikit tenang dengan para senior yang galak dan keras dalam mengkader junior mereka dalam tanda kutip kami para mahasiswa baru. Yang kata para senior pendahulu bahwa dalam ospek kita biasa di didik dengan keras seperti: di injak, di pukuli, di kerjain, disuruh jongkok dan segala jenis hukuman yang bersifat fisik dan tidak asyk deh pokoknya.
Setiba di pelataran depan kelas bertingkat tiga yang di beri nama DH sebagai kelas dari jurusan bahasa Inggris di Fakultas ini, kami para mahasiswa baru disambut dengan ucapan selamat datang dari berbagai dosen yang siap mengajar kami nanti ketika proses belajar mengajar telah berlangsung. Berbaris membentuk shaf berjejer dengan teratur kebelakan. Malu, agak asing dengan suasana kampus, ditambah dengan jumlah kami yang lumayan banyak, serta melihat cara berpakaian cewe dan cowo membuat lengkap suasana asing yang saya rasakan. Selembar kertas mulai dibagikan ke semua mahasiswa, yang di beri nama KRS, yah belum tahu saya apa arti dari kertas itu dan apa gunanya kami dibagikan. Polos dan lugu benar tingkah saya dan teman. Tiba-tiba di sebelah kiri saya bertanya dan menyahut saya, “kawan nama kamu siapa?”, “kenalkan saya chris kawan,” jawab saya. “Oh iya saya irvan, oia asal kamu dari mana?” lanjut dia, “ saya dari Gowa kawan, kalau kamu?”, jawab saya. “kalau saya asli Makassar kawan, senang kenalan dengan kamu”. Di akhiri dengan senyum, dialah teman pertamaku di kampus ini.
Hari berganti hari lebih singkatnya jam berganti jam, saya mencoba berbaur dan mempelajari segala budaya, suasana dalam kampus yang saya temapati saat itu, mulai dari sistem senior dan  junior yang tak ada saat saya berada di SMP dan SMA. Sehingga dihari dan ditempat itu saya menemukan berbagai kasus, mulai dari pemukulan yang kerap terjadi yang para senior namakan “ROPOLO”, aturannya: ketika senior berkata A, maka junior harus mengakui dan mengikutinya, kalau tidak maka akan ada konsekwensi dan masalah yang muncul, tak peduli salah atau benar karena kultur ini telah turun temurun berjalan dan sudah berakar. Jadi dari kejadian itu saya mendengar sebuah pernyataan bahwa “ ketika senior berkata A, maka junior harus ikut, dalam ada pasal yang mengatakan bahwa senior selalu benar, dan para junior harus patuh dan tunduk atas aturan yang telah ada itu.” Kami tidak dapat melawan sebab kami takut akan mereka-mereka yang berambut gondrong dan lebih paham akan kultur kampus, juga dibantu dengan para senior terdahulu yang mengaminkan aturan itu.
Di hari berikut, saya berjalan kearah bawah menuju parkiran bersiap untuk pulang, saya ditahan karena rambut saya tidak BOTAK, “woy, rambutmu kenapa panjang?”, “iya maaf kak, nanti saya potong besok,” jawab saya, “ oke, awas nanti saya lihat terus masih panjang seperti itu”, sahutnya lagi. “baik kak, maaf sebelumnya.” Dalam hati, weh bahaya ternyata, senior-senior disini galak. Hehehe. Sampai disitu, belum usai, di parkiran saya di dapat lagi oleh senior yang lebih tua, “dek, rambutmu kenapa panjang, saya punya ketter disini, mau saya ketter rambutmu?” sahut sebior itu yang tidak saya tahu namanya. Saya pun langsung kaget dan takut lalu spontan menjawab . “maaf kak, saya akan potong besok”, “ awas saya lihat besok tidak berubah”, sahut dia, “oke kak, janji”, “ oke jalan mako,”. “Iya kak makasih”, jawab saya dengan ekspresi rasa takut yang mendalam, hehehe.
Sampai di rumah, saya selalu mengingat peristiwa di kampus tadi, kenpa seperti itu dan apa kepentingan yang di cari oleh para senior yang memperlakukan adik-adiknya seperti itu?. Sepertinya ada yang tidak beres dengan semuanya, dan akhirnya sambil memikirkan itu mata saya pun tertutup.
Besoknya saya berjalan lagi dengan sedikit hati-hati, di tangga lantai 2 saya bertemu senior yang menyuruh saya mencukur rambut, dia satu level diatas saya yaitu angkatan 2010. Saat itu matanya melotot melihat kearah saya, pembicaraan pun terhenti karena kakak senior yang melotot learah saya, sehingga saya pun sadar bahwa pasti dia sedang memperhatikan rambut saya. Pantas memang dia seperti itu karena diantara teman-teman saya yang lain hanya saya yang agak panjang rambutnya sedikit, dan juga peringatannya yang tidak saya lakukan, saya belum potong rambut. Setiba di depannya matanya terus melotot kearah saya, sampai saya pun lewat di depannya dengan keadaan menunduk dan sempat saya berfikir saya akan lolos karena saya sudah lewat didepannya dan tidak kunjung di panggil-panggil. Pas ditengah perjalanan dia langsung berlari kearah saya dan hendak mengayungkan tangannya kea rah badan saya, dan senior yang lain pun melerai kejadian itu dan menurungkan emosi senior yang hendak memukuli saya itu,dan segera menenkan suasana “ tenang kawan, dek pergimiki janganki dengarki ini.” Sahut senior yang lain kepada saya.” Dengan perasaan kaget saya pun melanjutkan perjalanan dan segera memasuki ruangan kelasku. Geleng kepala, apa maksud dari semua ini? Jawab saya dalam hati.
Di hari selanjutnya saya telah cukur rambut untuk kedua kalinya, tapi saya masih mendapat teguran keras dan ancaman dari senior yang lain, karena masih panjang katanya. Saya kemudian cukur lagi yang ketiga kalinya dan sampai akhirnya saya botak. Saya sangat benci dengan model rambut seperti itu karena maklum bentuk kepala saya tidak terlalu keren untuk dipandang oleh teman-teman seangkatan, khususnya teman kelas. Tapi alasan itu tidak membuat saya kuat untuk tidak mencukur rambut hingga botak. Ya ampun kenapa seperti ini system yang dipertahankan dalam sebuah instansi pendidikan, sementara ketika kita berbicara status, kita sama-sama mahasiswa yang memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan dan mengenyam pendidikan yang layak dan maksimal oleh para tenaga pengajar yang ada di dalam kampus ini. dan anehnya lagi perlakuan seperti ini hampir setiap harinya. Yah tapi kita juga harus menerima budaya yang telah ada sejak beberapa tahun yang lalu.
Sampai di kemudian hari kultur baru pun saya temui, yaitu para senior sering memajaki kami, memintai kami uang dalam jumlah yang tidak sedikit dan seperti kultur yang lain, ini terjadi setiap kali kami bertemu senior. Menyurh kami membeli kopi dengan uang kami, menyuruh kami membeli rokok dll yang menjadi kebutuhan mereka. Kami sama sekali tidak dihargai dan tidak di lihat dalam kampus tersebut, diperlakukan seperti layaknya para budak yang sama sekali tidak berguna dan hanya pantas untuk di suruh-suruh.
Dan selama satu tahun kami diperlakukan seperti itu, sampai akhirnya semester baru pun tiba dan kami pun memiliki adik, saya beri nama adik karena kami bukan senior yang seperti mereka lakukan kepada kami di semester yang lalu. Kesadaran kami telah muncul karena pengalaman telah mengajari kami bahwa kultur seperti itu tidak bagus adanya, dan tidak layak untuk diterapkan, maksudku ketika saya tidak suka diperlakukan seperti senior memperlakukanku dulu, artinya adik-adik saya pun tidak suka itu dan mungkin saya tidak akan melakukan hal yang sama kepada adik saya nanti. Lantas apa bedanya saya dengan senior yang saya anggap tidak benar. Saya hanya berharap bahwa kejadian ini hanya saya yang meresakannya, tidak untuk balas dendam untuk adik saya.
Kapan habisnya kultur bobrok ini, ketika saya melanjutkannya ke adik-adik saya? Jadi mungkin pengalaman saya di perlakukan seperti itu bisa menumbuhkan rasa prihatin yang akhirnya saya dan teman seangkatan saya bisa memutus kultur itu.
Mungkin seperti itu setahun cerita saya di kampus. Sampai jumpa di cerita berikutnya kawan. Hidup mahasiswa dan hidup rakyat.

Jumat, 07 Desember 2012

DUNIA PENDIDIKAN BAGI SAYA


DUNIA PENDIDIKAN BAGI SAYA
                Dari hadirnya sang pejuang yang ingin merevolusi setiap sendi dalam kehidupan yang sekiranya tak lagi seperti matahari di pagi hari. Dimana semua makhluk yang berkecimpung di dalam tempat yang di beri nama dunia sebelum akhirat. Teman adalah sebuah wadah dan juga bukti bahwa kita dalam lingkup sosial, yang memang sepatutnya kita dan semua yang berkecimpung di area ini patut untuk berbagi satu sama lain.
Kepekaan di dunia ini semakin menjadi setelah perkenalan dengan sebuah dunia sekolah yang menghadirkan sebuah sensasi berbeda disetiap langkah yang berada di dalamnya. Berumur 6 tahun saya telah diperkenalkan dengan dunia Sekolah Dasar. Enam tahun saya menjalaninya dengan berbagai pertanyaan yang mengiringinya, mengapa ibu saya menyekolahkan saya? Dengan wajah dan tingkah yang masih polos kami tetap melanjutkan dan menyamankan setiap tindakan kami ketika berada di instansi tersebut. Mengapa tidak, karena di dalamnya saya diperkenalkan dengan dunia yang baru seperti bertemu dengan banyak teman sekampung dari berbagai pelosok daerah saya. Warna itu semakin menarik ketika dipadukan dengan suasana bermain yang begitu hangat, begitu menggembirakan. Tapi dibalik itu semuanya serasa belum pantas kami lakukan karena saya merasa dunia itu pantasnya saya gunakan untuk berkumpul dan bermain bersama teman guna mencari apa dan bagaimana kami sebenarnya? Mencari jati diri dan membentuk karakter lewat bermain. Tumpang tindih selama enam tahun saya menjalaninya. Mulai dari aturan yang saya benci, seperti memeriksa kuku sebelum masuk kelas, bangun pagi dan memakai seragam putih merah serta tuntutan orang tua untuk saya agar mendapatkan nilai yang bagus dan harus bersaing, dan sudah barang tentu ketika persaingan terjadi akan ada salah satu diantara kami yang tersingkir, Yah tersingkir dalam artian mereka yang berada dalam institusi tersebut lantas tidak memiliki kemampuan di jurusannya harus dikucilkan. Artinya pendidikan mengajarkan kita untuk mengucilkan orang yang berpotensi untuk bidang tertentu. Sementara pendidikan itu sendiri belum mampu menghadirkan semua jurusan yang bisa untuk dikerjakan, agar tak ada lagi yang selalu dekat dengan sindiran dikatakan bodoh. Lalu berlanjut untuk budaya setiap hari senin dimana kita harus berdiri di dalam sebuah lapangan daerah sekolah untuk katanya pengabdian kepada bangsa dan negara, yah salah satunya yaitu hormat kepada bendera, mengapa bendera harus kita hormati gitu? Bendera adalah benda mati yang harusnya dijaga bukan disembah, Dijaga dan disembah itu berbeda. Sama dengan disembah jika kita harus melakukannya setiap pekan.
                Jika kembali ke Akar sejarah sebuah negara, menurut saya negara hadir karena dosa di masa lampau. Diceritakan bahwa sebelum adanya negara ada sebuah sistem kerajaan saat itu, dimana kekuasaan selalu menjadi alat untuk bertindak sewenang-wenang kepada kaum yang berada di bawah. Dan sebelum ada yang dinamakan kerajaan, disana semua manusia berada dalam kedudukan yang sama, mereka sama-sama berburu dan meramu. Berpindah-pindah tempat kesana kemari karena belum ada yang dinamakan saling mengklaim tanah, sebelum kerajaan datang menjadikan tanah milik semua manusia di petakan. Lalu hadirlah sang Raja yang menjadi pimpinan terbesar dalam sebuah Kerajaan untuk mereka jadikan landasan untuk mengklaim bahwa ini adalah tanah milik mereka. Setelah larut, ada kemudian orang yang membentuk sebuah negara yang memiliki kekuasaan penuh dan hak kepemilikan yang luas. Negara memiliki hampir 50% tanah khususnya di Negara kita sendiri di Indonesia, Apakah negara masih saja dikatakan layak untuk di agung-agungkan untuk kita jadikan sebagai alat agar kita dapat bekerja keras untuknya. Sangat tidak logis, Negara adalah salah satu bentuk kekuatan yang sangat besar yang berpotensi untuk mengatur semua kehidupan manusia.
                Lalu saya lanjut ke SMP dan SMA, di kedua instansi ini pun tidak jauh berbeda dan hampir sama, dimana rutinitas di waktu SD hampir sama dengan yang ada di SMP dan SMA. Yang berbeda dimana dalam fase ini saya menemukan sedikit ketidak biasaan saya sewaktu di SD, dimana saya mulai tertarik terhadap lawan jenis saya. Yah mungkin ini adalah tahap dimana saya sudah mampu tertarik kepada kaum hawa, entah dari mana asal dari semuanya, yang jelas ini adalah sebuah anugerah dan awal dari bagaimana saya bisa belajar dalam mencari pasangan untuk kutemani suatu saat nanti. Lanjut lagi, di SMA saya sering bolos karena alasan saya sangat tidak suka untuk belajar, tak tahu kenapa bisa, tapi yang jelas saya tidak begitu nyaman dengan sistem pembelajaran yang di berikan sekolah. Jadi masalah mulai muncul selain faktor lain seperti kenakanlan dan pengaruh lingkungan sudah menjalar, wanita pun sudah menjadi jembatan pelengkap keduanya tadi. Yah dalam satu minggu, terhitung hanya 1-2 hari saya memasuki ruangan kelas untuk belajar, yah alhasil nilai saya jelek. Banyak mengulang yang nantinya akan memperlambat saya di akhir semester. Mau diapa, semuanya sudah terlanjur saya lakukan, jadi apapun daya saya itu sudah terlanjur.
Lalu kemudian di sebuah hari, ayah dan ibu serta kakak saya datang ke sekolah karena selembar kertas yang ditulis oleh pihak sekolah yang menyarankan orang tua dari saya agar ke sekolah berkonsultasi dengan guru BP. Kemudian, caci maki pun berdatangan, mulai dari ayah saya yang mengatakan saya anak tidak tahu diri, anak malas dan bodoh. Lalu ibu saya pun lalu berkata “anak suka berbohong kepada orang tua”. Kakak saya melanjutkan cacian itu “Kau kenapa memang bisa begini? Bodohmu itu.” Pusing dan panik mewarnai perasaan, lalu di suruhlah saya oleh kakak agar masuk kelas belajar dan tidak seperti itu lagi. Dan kemudian syarat telah saya sampaikan ke ibu agar saya bisa di belikan motor kawasaki.
Keesokon hari saya bergegas ke warung di dalam area sekolah, belum sampai guru BP memanggil “Chris sini dulu kamu”, “Iya pak” sahut saya. Lalu kaki ini pun menuju ke arah sumber suara dimana guru BP sudah menanti. “Nak kamu jangan malas-malas lagi yah” kata Guru BP , “iya pak insyaallah”. “oia katanya kamu malas karena kamu tidak dibeliin motor yang kamu suka yah?” hehehe, iya pak karena saya butuh kendaraan agar bisa rajin untuk ke sekolah”. “iya, katanya orang tua kamu : kamu akan dibelikan motor yang kamu suka, tapi kamu harus janji takkan bolos, kamu harus rajin, jika kamu bolos lagi maka motor yang akan diberikan ke padamu itu akan dijual kembali.” Ohhh, serius itu pak,?” Sahut saya dengan heran. “iya nak, kamu yang rajin yah OK? ‘iya pak, iya” sahut saya dengan muka yang begitu senang.
iya begitulah sedikit percakapan saya dalam sebuah instansi yang mnghalalkan segala cara agar apa yang tidak saya sukai itu bisa saya laksanakan, dengan menggunakan kekuasaannya mereka mampu mendapatkan yang diinginkan.
Lalu motor kawasaki pun di keluarkan orang tua saya agar saya bisa rajin dalam bersekolah, sesaat setelah itu raut muka pun begitu berseri dan bahagia karena adanya barang yang saya inginkan. Kesekolah saya dengan motor keren membuatnya menjadi pusat perhatian banyak orang, mengapa tidak di sekolah saya belum ada yang memakai motor seperti itu. Karena itu saya kemudian mengalihkan sedikit perhatian agar bagaimana saya bisa di perhitungkan di sekolah saya oleh teman-teman. Jadinya saya sedikit melupakan tujuan utama saya di sekolah, dan janji saya kepada guru dan orang tua saya.
Manejemen hidup mulai tak tertata, orang tua pun tak memberi semangat melainkan memarahi saya. Dan itu membuat saya semakin prustasi dan hilang arah, dan itu pastinya menjadi bumeran untukku sendiri agar aku melakukan sesuatu seperti mabuk-mabukan, Merokok tanpa setahu mereka, keluyuran mencari cewe di daerah lain. Yah itulah mungkin hasil dari didikan orang tua saya.
                Di Perguruan Tinggi, Pendidikan saya tinjau dari segi sendi kehidupan, dimana budaya di sebuah kampus sangatlah berbeda seketika kita berada di SD, SMP, SMA. Dimana dalam kampus itu sendiri di pelajari sebuah budaya secara menyeluruh dan menjaganya melalui beberapa organisasi dalam kampus dan sekreatif mungkin dijadikan sebagai budaya yang disulap menjadi sebuah pementasan seni yang sangat amat keren. Dalam sebuah kampus, organisasi merupakan sebuah penunjang yang sangat mendasar bagi para mahasiswa, dimana mahasiswa di ajak dan di ajar untuk mengenali lingkungan yang mereka tempati sekarang. Kampus tanpa organisasi itu adalah Nol besar, mengapa tidak karena semua yang berada dalam organisasi tertentu itu bisa kita dapatkan, mulai dari berdiskusi, menulis, olahraga, tausyah, drama, musik, tari dll. Jadi teman-teman tinggal memilih salah satu yang ingin dijadikan penunjang masa depannya, tapi tak menutup kemungkinan ada salah seseorang yang memilih dua organisasi sekaligus. Kalau saya sendiri, dalam sebuah organisasi kita diajar untuk mandiri dalam segala hal, mempelajari segala aspek kehidupan, memperdalam wawasan dan mempersiapkan diri untuk langkah kita di masa mendatang. Jadi saya pikir organisasi sangatlah perlu untuk kita, tapi yang menjadi permasalahan adalah dimana para mahasiswa lebih memilih untuk tidak ikut terlibat dalam sebuah organisasi dalam kampus karena beralasan tidak mau ambil pusing dan takut akan merusak masa depannya dalam tanda “mereka takut tak bisa mengatur waktu antara kuliah dan organisasi”, iya begitu tanggapan para mahasiswa yang tidak melebur ke dalam sebuah organisasi. Jika kita pikir-pikir betul juga, tapi kita tak boleh menjastifikasi langsung bahwa organisasi akan berdampak buruk kepada pribadi sang mahasiswa, karena kalau saya sendiri sebagai organisatoris merasa sedikit berwawasan sebelum kami bergabung dengan organisasi, kami mungkin hanya akan diam melihat sesuatu yang salah terjadi di depan kita, karena sikap acuh-acuh kita. Tapi dalam organisasi, kita dilatih dan di asah bagaiaman kita bisa melihat dan bertindak atas apa yang terjadi dan tidak sesuai dengan kebenaran, maka para organisatoris mungkin akan lebih memiliki inisiatif untuk bertindak dan membenarkan semua yang salah menurutnya. Iya pastilah setiap sesuatu memiliki positif dan negatif, dan dampak negatifnya sendiri yaitu pada :
- Orang-orang yang berada dalam sebuah organisasi itu terkadang melupakan kuliahnya, sehingga akan lama selesai akedemiknya.
- Anak-anak organisasi terkadang terlalu cerdas sehingga mereka mampu atau ingin mencari segala sesuatu yang tidak mesti dia ketahui, seperti tuhan dll. Mereka ingin merasionalkan segala sesuatu, termasuk tuhan mereka sendiri. Dan akhirnya mereka akan berada pada jalan yang tidak diridhoi Allah SWT.

Iya sekarang saya berada dalam dunia yang di sebut pendidikan, jadi hanya inilah mungkin sedikit hasil dari beberapa tahun yang lalu hingga sekarang. Dan saya takkan berhenti untuk mencari dan meneliti serta menegur apa-apa saja yang salah dalam dunia yang kita tempati ini kawan.

HIDUP MAHASISWA, HIDUP RAKYAT!!!!

Jumat, 30 November 2012

SEBELUM LAHIR KITA PUN TELAH DITIMPA MASALAH

Fitrah, dimana manusia sering memperbincangkan ini. Iya memang tidak lazim lagi di mulut kita kata fitrah ini. Dimana manusia memberikan pengertian bahwa fitrah adalah syarat untuk umat manusia agar bisa dihidupkan, itulah defenisi dari fitrah.
Kalau ketentuannya sendiri, kerika kita hendak dilahirkan iya disitulah kita berfitrah. Yang sanggup untuk berjanji akan menaati aturan agama islam itu akan dihidupkan, dan ketika kita tak mampu maka tidak akan di lahirkan kedunia dan langsung masuk ke surge ilahi.
Maka dari itulah mungkin masalah pertama sebelum kita lahir muncul. dan ketika kita berada di dunia, yah saat itu kita dalam keadaan menangis dan orang tua pun dengan susah payahnya melahirkan kita.
Orang tua dalam prosesnya membawa kita kemana-mana sebelum kita lahir, orang tua kita makan bukan semata-mata untuk dirinya tapi juga untuk calon buah hatinya kelak itupun jika sukses. Terlepas dari itu orang tua pun sering muntah, sakit dll.
Belum lagi jika tengah malam orang tua tak bisa tidur karena keadaan badan yang tak memento saat itu, dan juga mencari makanan seperti mangga dll. Itulah mungkin bagian kecil dari banyaknya masalah yang hadir ketika manusia hendak dihadirkan ke muka Bumi ini. Iya tak tahu pasti mungkin saja karena dalam hal ini ilmu yang di tuntunkan Al-qur’an  itu sementara saya cari, dengan ini mungkin saya akan lebih dekat dengan apa yang saya cari yaitu kebenaran mutlak dari Allah SWT. Tapi di balik itu saya di perhadapkan ibarat sebuah perjalanan, keadaan memberikan saya sebuah petunjuk bahwa di jalan ini saya akan menemukan beberapa jalan yang rusak, jalan buntu juga ada di dalamnya. Namun aku berikan kau sebuah peta agar kau tak tersesat dalam mencari kebenaranku. Itulah mungkin analogi kecil kita yang hidup di Bumi Allah SWT ini.
Jadi kita lahir diberi sebuah masalah agar kita mampu untuk memecahkannya dan memecahkannya lagi hingga akhirnya akan bosan dengan kita dan kembalilah kita dengan membawa keberanian di temani dengan kebenaran yang membanggakan.

Wassslam.