Jumat, 20 April 2012

Mereka yang tak merasakan bangku sekolah

 Kata pertama : "Senyum anak ini tak seindah kehidupannya"

     Masihkah saya akan melihat anak-anak jalanan yang mengemis mencari makan dan melupakan kewajibannya untuk bersekolah selama saya hidup ? saya tidak ingin itu, yang saya inginkan adalah sebagaimana pada batang tubuh pasal 31 UUD 1945 lebih tegas lagi menyatakan”(1) setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”, dan ” (2) setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”.
  Artikel ini ada atas keprihatinan saya terhadap nasib anak-anak kita yang tak mampu bahkan tidak bisa untuk mendapatkan yang seharusnya itu adalah haknya. Dan sebagaimana kita liat sekarang bahwa pendidikan yang tak pernah menyentuh mereka membuatnya semakin menjadikannya makin terpuruk dan bahkan dapat mempengaruhi berbagai sendi kehidupan yang lain, seperti :

1. Kekerasan seksual

    Hampir seluruh anak jalanan perempuan pernah mengalami pelecehan seksual terlebih bagi anak yang berusia remaja dan tinggal di jalanan. Ketika tidur, kerapkali mereka menjadi korban dari kawan-kawannya atau komunitas jalanan, misalnya digerayangi tubuh dan alat vitalnya. Bentuk kekerasan lain adalah perkosaan. Anak jalanan perempuan juga diketahui rentan menjadi korban eksploitasi seksual komersial yang meliputi prostitusi, perdagangan untuk tujuan seksual dan pornografi. Kasus pornografi terhadap anak jalanan diduga juga terjadi. Namun sejauh ini belum ada data-data yang mengungkapkan hal tersebut.

2. Pergaulan Seks Bebas

   Seks bebas telah diketahui publik menjadi bagian dari kehidupan anak jalanan. Berbagai hasil penelitian anak jalanan yang ada semakin memperkuat pandangan semacam itu. Berdasarkan pengalaman selama berinteraksi dengan anak jalanan biasanya anak yang memiliki pengalaman seksual berumur 15 tahun ke atas, namun sebagian dari anak yang berumur dibawah 14 tahun juga sudah ada yang memiliki pengalaman melakukan hubungan seksual. Perilaku seks bebas menyebabkan anak jalanan rentan terhadap ancaman terinveksi PMS dan HIV/AIDS dan bagi anak jalanan perempuan resiko kehamilan menjadi tinggi.

3. Penggunaan drugs

   Sebagian besar anak jalanan telah mengkonsumsi minuman keras, pil dan zat-zat adiktif lainnya secara rutin. Ini tidak terbatas pada anak jalanan laki-laki saja melainkan juga anak perempuan. Menurut Huijben (1999), hal yang mendorong mereka mengkonsumsi karena dianggap sebagai jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Selain itu sebagian anak menggunakannya untuk menumbuhkan keberanian saat melakukan kegiatan di jalanan.
   Ada berbagai cara bagi mereka untuk mendapatkan drugs, seperti membeli, meminta, diberi dan merampas. Pada beberapa kasus, anak mencoba mencari barang-barang yang murah, misalnya mengkonsumsi kecubung dan menghisap lem aica aibon.

    Tidak ada nilai positif yang bisa kita dapat ketika kita tidak bersekolah, nabi kita saja bisa berkata :
اطْلُبُوْا الْعِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ
"Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri cina".
kita tau kan, Cina itu negera yang seperti apa ? tapi kenapa nabi kita kita tetap menganjurkan kita untuk belajar dan belajar apapun caranya, aslakn itu di lakukan dengan akal yang pernah bersekolah.


ada juga sebuuah hadits yang berbunyi :

اطْلُبُوْا الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ إِلَى اللَّحْدِ

“Carilah ilmu sejak bayi hingga ke liang kubur.”

“segala sesuatu yang ada jalannya dan jalan menuju surga adalah ilmu”(hr.dailany) “orang yang paling utama diantara manusia adalah orang mukmin yang mempunyai ilmu,dimana kalau dibutuhkan(orang)dia membawa manfaat /memberi petunjuk dan dikala sedang tidak dibutuhkan dia memperkaya /menambah sendiri pengetahuannya”.(HR.baihaqi)

Terlalu banyak nilai positif dan pelajaran yang bisa kita temukan dan aplikasikan dari ilmu itu sendir, tapi realita sekarang banyak yang di batasi oleh kondisi ekonomi yang lemah dan mahalnya biaya pendidikan itu sendiri.

jadi solusinya bagaimana cika' ?

    Dibawah ini ada beberapa solusi yang mungkin saja bisa untuk kita terapkan agar kita tidak bodoh karena tidak bersekolah :

    PERTAMA, mungkin pemerintah bisa sedikit lebih kretiflah dan prihati gitu yah, agar permasalahan ini bisa teratasi secepatnya, karena pendidikan gratis yang dia katakan itu hanyalah sebatas kalimat yang besar tapi bermakna kecil. maksud sasya disini, pemerintah mengratiskan pendidikan itu hanya untuk kalangan SD sampai SMP, sedangkan SMA dan PT sama sekali tidak ada, padahal makin tinggi sekolah kita sudah barang tentu kita akan berkorban materi yang banyak pula, tapi kami coba maklumi itu karena mungkin banyak persoalan yang lebih penting lainnya untuk dibenahi di negeri ini.
tapi yang dipersoalkan disini masalah pendidikan gratis yg diberika ke masyarakat masih belum efektif dan berjalan lancar tanpa kecurangan di dalamnya. Dimana gratis itu hanya mencakup dalam penbayaran buku semata, tanpa di gratiskan secara menyeluruh, bagaimana anak-anak jalanan itu bisa sekolah, sementara untuk makanan sehari-harinya saja dia masih pusing. dimana dia akan mencari uang jajan sehari-hari, diaman dia bisa membeli buku untuk dipake menulis nanti, dan diamana dia bisa mencari uang ketika dia sinuk untuk sekolah ? pusing dah saya.
-Mungkin simpelnya begini pak SBY, itu dana BOS harusnya punya tim penyelidik yang di tugaskan langsung agar bisa dipergunakan sesuai dengan tempatnya, agar bisa dan mampu menjadikan pendidikan kita itu lebih mirip Ilmu. taukan maksudku. karena realita banyak bukti bahwa BOS itu hanya untuk petinggi sekolah saja, bukan untuk anak didik !

    KEDUA,Mungkin anak-anak jalanan yang tidak punya tempat tinggal bisa bapak buatkan tempat khusus di segala daerah di indonesia, dan juga beri tim khusus yang bisa mengajar mereka atau bisa disebut sekolah kecil untuk anak jalanan... kita ini sudah terpuruk, sampai kapan bapak Soekarno akan menangis karena melihat anak-anaknya yang tidak di perlakukan dengan baik PAK...

    KETIGA, Singkat kata singkat bahasa, perbanyak panti asuhan yang mampu mendidik mereka agar bisa menjadikan hidupnya lebih bermakna lagi... agar mereka bisa mendatngkan SENYUMNYA UNTUK BAPAK.

UNGKAPAN RASA PRIHATIN KEPADA MEREKA YANG TAK PUNYA RASA PRIHATIN...! 

Salam satu dan tetaplah berubah menjadi pribadi yang cendikiawan !
wassalam....!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar