Jumat, 07 Desember 2012

SITY NURBAYA MASIH HIDUP



Kupegang erat raut muka yang melebur dengan senyum.
Kupelihara selalu dan akan kutata sedemikian apik.
Sebuah persembahan untuk mereka yang ada besamaku.
Kujalani agar tak berhenti di tengah jalan.

Tiang itu sudah kokoh dan senang dengan apa yang dihadirkan.
Lantunan perasaan beriring menuju puncak kejayaan manusia.
Tak terpikir bahwa Sity Nurbaya masih ada bersama orang yang kupuja.
Meniduri dia dan menyarankan agar aku tak berharap lagi.

Salah waktu dan juga posisi yang tak seimbang.
Membuatku terasa asing dalam waktu yang lama.
Sekarang harapan direnggut budaya di hari lalu.
Mengapa Sity Nurbaya menghampirimu kasih.

Terasa sulit untuk melangkahkan kaki yang kuanggap kuat.
Kekuatan lain membuatku lemah untuk berjalan.
Telah ada sesosok orang yang disandingkan denganmu.
Bagaimana dengan aku?

Aku takut menolak ketentuan.
Sebab kuasanya Budaya telah hampir menelan aku.
Ditopang dengan orang yang melahirkankanmu telah menolak kedatanganku.
Karena sesosok itu hadir dan ingin dihadirkan untukmu, dari orang tuamu.
Dan nilah bukti bahwa sity Nurbaya masih hidup di zamanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar