Selasa, 23 Oktober 2012

Bagaimana Harusnya Kita?

Bukan Kau bukan Aku Tapi Kita
    Sesaat sebelum semuanya dimulai terpikir dengan jalas akan kebahagiaan yang akan di dapat sebelum di jalani. Bagaimana tidak seperti sebuah cinta yang terpikir adalah rasa senang yang dirasakan sekarang adalah sebuah patokan untuk perasaan yang akan dirasa nanti, padahal itu salah. hehe



   Okke sodara kali ini saya akan membahas sebuah cerita pendek kisah realita pedih seorang anak manusia yang mencoba melawan manusia ego yang diperhadapkan didepannya.

Kisah awal dimulai di september bulan lalu, perjuangan selalu dilakukan sebagaimana lelaki untuk mendapat ucapan sayang agar itu dapat membuatnya sedikit bahagia walaupun hanya dengan sebutan.

Disebuah hari dengan mentari yang agak sedikit cenderung melawan saya, "Maaf saya tak melawan tapi semangat saya yang membuat saya mampu untuk berdiri melakukan sesuatu tanpa terpikir keadaan mentari"...

Awalnya saya hanya kagum akan mutiara saat itu, makanya saya mampu mengkondisikan diri saya untuk berbuat dan mampu membuat saya mengikis hasil yang ada di depan mata.
Ketika di hari pertama saya pergi bersama (Kencang), dia dengan senang hati untuk menerima akan yang tawarkan, sebuah kebahagian tersendiri yang hadir lewat senyum yang tak saya tunjukkan untuknya.
Saya mengajaknya untuk berkunjung kerumah sahabat dekat saya, dia pun ingin, padahal saya adalah orang yang belum terlalu dia kenal. entah apa yang dia pikir, karena bisa saja saya berbuat yang tidak-tidak kepadanya, ahh tak usah dipikir, toh intinya saya senang dengan itu, begitupun dia.

selain desakan senior dan sahabat saya, saya di didesak untuk menyatakan apa yang saya rasakan untuk dia.

Karena sebutan "BUNDA" pada saat saya main domino membuat saya malu dan mereka memberi syarat untuk menemukan pendamping dikehidupan baru saya dan meninggalkan masalah hidup yang lalu.
Mereka memberi tiga pilihan untuk saya untuk pilihan saya nanti , yaitu :
Pertama : pendampingku nanti nanti harus siap untuk bergabung dan melebur dengan sahabat dan senior saya saat itu, Kedua : Dia minimalnya harus kaya. ( Tapi saya tidak setuju, karena pertimbangan saya yang sederhana).
Sedikitnya itu yang menadi syarat untuk saya agar sebutan itu bisa dihilangkan.
Sebenarnya saya tidak terlalu setuju dengan itu karena aturan dan jalan hidup saya pastinya harus diatur oleh saya sendiri. Karena masih labil di usia yang stabil saya lakukan begitu saja. tanpa terpikir prinsip hidup yang ingin dewasa dalam hal mandiri.
Tampaknya saya masih terlalu labil dan mengikuti semua saran dan masukan yang di beri oleh sahabat saya, Malam besoknya saya menyatakan semua itu, dan jawabannya agak menarik tapi siap untuk menguji di dalam menyikapi semuanya.
"Saya suka anda, maujuki jadi Pendamping untuk saya ?" simpel kata dari saya. dia menjawab "Kita tauji kapang apa yang nabilang teman kelasku toh ?" kata dia , saya agak bingung karena dia rasa saya tahu apa yang dia maksud, saya bertanya " Apa itu ?" dia menjawab " maaf sebelumnya, saya punya komitmen," saya lalu bertanya lagi " Apa itu ?" dia menawab "saya tidak akan pacaran selama 2 tahun dimasa kuliah saya", (masanya tinggal 1 tahun lebih), "okkelah saya sepakat, dan saya siap untuk menunggu masa dua tahun itu" sahut saya, tidak apalah saya sedikit berkorban agar dia bisa tahu bagaimana saya untuk dia.
Sesaat sebelum argumennya itu, saya selalu bertanya dengan sedikit kata kecewa sih, tapi saya tahan dan saya lawan apa yang menjadi egoku jika saya paksakan, sambil main domino, saya selalu terpikir kata-katanya tadi, " Apa yah kira-kira alasan dari dia, kenapa dia harus berkomitmen seperti itu, padahal saya suka dan mulai sayang kepada dia", apakah komitmen itu tidak bisa dirobohkan oleh perasaan yang begitu dalam ?".
saya kemudian bertanya lagi " Kenapa mesti masih berlaku komitmen kita saya sayang kepada anda?", dia menjawab " Ehh, Komitmen itu tidak mungkin saya langgar,"... saya langsung mengalah dengan apa yang dia katakan itu.

Di hari esok setelah hari itu, Organisasi saya melakukan sebuah Bazar di sebuah warkop yang saya disebut Warkop Cappo', disana saya mulai mendekatkan diri dengan dia, saya agak bercanda untuk niat agar semuanya bisa diiringi senyum dan semangat yang mampu memancing kehadiran "Kebahagiaan" tanda pensyukuran. dia merespon setiap apa yang saya bicarakan, bahagia terasa saat itu, seiring dengan waktu yang agak menyempitkan diri, organisasi kami pun bergegas pulang meninggalkan tempat, saya bersama dia satu motor, dan yang lain agak terlihat bahagia membuat kami juga menikmati itu, dan apalagi saya yang bersama dia, sudah pasti bahagia. :)


Saya mengantarnya pulang sampai di kosnya, tapi dijalan dia singgah membeli makanan untuk dia santap bersama sahabat dekatnya, saat itu saya lama menunggu tapi sama sekali tidak membosankan seperti menunggu pada hakikatnya, hehe.

"Semuanya hadir karena senyuman pertama yang takkan mungkin saya lupakan"
Saat itu sedang ada penggalangan dana, bersama semua teman di komunitas saya ini, sedang main gitar untuk menghadirkan sedikit tambahan uang untuk rumah yang ingin di kontrak komunitas kami yang tercinta ini.
Sambil mengayun tangan dia tampaknya agak serius dan memang rupanya hasilnya juga lebih sedikit memuaskan di banding teman yang lain, secara tidak sengaja saya menyapa dan berkata " Memang kalau cewe pasti banyak dia dapat" sambil tersenyum dia mengarah ke hadapan saya. manis betul senyuman saat itu. :)


Selang beberapa hari, saya sering menelponnya di malam hari agar semua yang sudah ku ucap saat itu tidak pudar di hadapannya. tampaknya dia mulai luluh dan siap untuk bersamaku dengan mamberiku hubungan tanpa status yang jelas, hahaha !!!
di cemoh oleh sahabat sudah jadi culture di keseharian saya, teman saya selalu mengira aku menunggu, padahal nyatanya saya tidak menunggu karena saya faktanya sudah mendapatkannya walau hanya dalam bentuk yang belum nyata bagi orang lain yang bukan saya berdua.
Menebar senyum di keseharian adalah kebiasaan baru yang saya temukan di bulan lalu, tapi tak bisa dipungkiri keegoisan masih ada saat itu, entah saya tak bisa menjelaskan tapi saya dapat rasakan itu dan saya rasa itu benar.


Dalam selang waktu 1 bulan kemudian realita baru membuatku bahagia kembali dengan fakta baru yang kutemukan, mengapa tidak, semuanya adalah sesuatu yang kucari dan kukejar sebagai pelengkap hubunganku. Adalah status bahwa saya resmi bersamanya dalamsebuah hubungan yang mengikatnya, tak bisa berkata-kata saya saat itu, saya hanya berterima kasih kepadanya dan berjanji untuk mencintainya tanpa ada batasan waktu yang membuatnya terbatas, :).

Tapi seperti biasa dia masih sering malu dan seakan-akan menyembunyikan status itu, entah apa yang menjadikannya seperti itu, mungkin karena dia takut kepada orang tua dan kakak-kakaknya yang memberinya kepercayaan dan tanggung jawab untuk serius dalammenjalani kuliahnya. Apalagi kakaknya yang akan siap untuk menghentikan kontribusi uang setiap bulannya, selain itu juga dia sudah melanggar komitmennya untuk saya, dan setiapapa yang saya minta semuanya di usahakan olehnya agar dia bisa laksanakan.

Dipertengahan jalan seiring berjalannya waktu, arogansi mulai memperlebar jalan untuk mencoba memisahkan kami berdua, slain dari pihak luar yang menerobos masuk untuk memberikan doktrin yang tidak sehat, saya juga terlalu sering berpikir yang tidak-tidak kepadanya, karena dekat dengan seseorang yang bukan saya, dan di kemudian harinya, saya sempat break gara-gara setiap permasalahan yang didapat itu disimpan tak sesuai komitmen awal, yaitu : "Kalau ada masalah sebaiknya kita bicarakan berdua saja secara baik-baik, saya tidak suka dan tidak mau orang lain tahu masalah kita".

Saat itu saya sedang marah karena selalu terpikir akan kejadian semalam dan itu membuatku kesal dan sembarang bicara dalam sms, lalu dia membalasnya dengan kata "Lebih baik break maki saja dulu, supaya bisaki saling mengerti masing-masing karaker," tak berfikir lama dan mengikuti ego saya langsung menjawab "Ohh kitaji paeng, Makasih nah ?", kemudian dia tak menggubrisnya lagi setelah sms saya itu . tapi saya mengirim sms lagi ke padanya, dengan beberapa sms namun tak terbalas lagi,,,
Pikiran mulai kacau dan acak-acakan karena saya berpikir bahwa sms seperti ini apakah tidak layak untuk di balas padahal ini sangat penting dan butuh kepastian dari dia.
Kemudian saya kirim sms ke dia " Lebih baik kita pisahmi saja paeng, karena tidak bakalan baikji juga kalau lanjutki terus ada salah-satu dari bagainku tidak bisa kita terima, makasih, janganki berubah nah ?" kusayangki "...

Sakit terasa jika saya ingat masa yang walaupun sudah terlewat dan masih teringat di masa sekarang, bagaimana tidak saya sudah sayang dengan dia dan ingin serius dengannya, tapi malah begini jadinya, dan paling saya pikir perjuangan saya melawan komitmen seorang wanita yang saya banggakan itu lebih lama dalamberproses dibanding menjalaninya. :(
Keesokan harinya saya berkunjung ke rumahnya karena saya ingin mengambil sesuatu yang saya simpan beberapa hari yang lalu, samapainya disana mungkin terbawa perasaan saya tidak mampu berkata sedikitpun dan rasanya ingin cepat pulang.

Dan saya pun bergegas pulang, di jalan saya di ceramahi temanku , " Kenapako kau tadi kah ?, bagaiana ko mau baik kalau tidak bicarako, na itumi yang perlu kau garis bawahi kalau kau sama dia itu kurang komunikasi saja." saya menyahut " bah cika', memang saya yang salah, saya akui itu tapi maaf tadi saya terbawa suasana hati, jadi begitulah jadinya, tapi mau saya telfonji sebentar,", sayapun singgah membeli pulsa untuk menelfonnya sambil ingin bercerita baik-baik dengannya walau hanya lewat telephone,,,
Sampai dikos, saya menelponnya dan mulai bicara serius masalah yang saya hadapi berdua ini, tapi dia mengajak untuk bertemu saat itu juga, saya sepakati saja tapi saya tekankan agar tidak ada kata yangtidak ingin aku dengar . " Maaf saya mau bertemu tapi tidak dengan kabar buruk", dia berkata :" iya, kita ketemu di rumah besar depan kos teman satu kelas saya, sayapun bergegas kesana sendiri, dan tibanya disana saya sudah ditunggu rupanya, karena dia sejak tadi datang bersama teman satu kelasnya di kampus, tak lama saya diam temannya pun pulang ke rumahya, dan menyisahkan saya berdua, okkelah saat itu semuanya saya ceritakan mulai dari a sampai z, dan saat itu memang semuanya jelas dan kesimpulannya kami masih saling menyayangi dan masih butuh lanjutan hubungan ...!!!

Saya pun mengajaknya jalan keluar dan perjalanan saya saat lumayan dan mungkin jauh lebih asyk dari sebelumnya, semuanya serasa indah dan penuh canda tawa dalam kebersamaan saya sejak itu. dari sini kita sudah bisa berfikir untuk saling mengerti satu sama lain, karena semuanya sudah kami cerita agar lebih jelasnya dan kita tinggal memperat semuanya, agar kita bisa kuat untuk berjalan.

Hari ke hari kami lalui agar tak sia-sia dalam memanfaatkannya, kami keluar setiap hari dan bertemu 7 hari dalam seminggu dan 30 hari dalam sebulan, hingga beberapa hari yang lalu kami pernah memiliki sedikit masalah, dan dalam usaha kami untuk memperbaiki masalah itu, saya mengajaknya keluar jam 4 subuh, untuk niat jalan-jalan hingga terbitnya fajar, namun apes di jalan motor saya mogok karena kehabisan bensin, awalnya mator saya mogok karena pengapiannya hilang, saya agak susah saat itu, dan lama menginjak starter agar bisa hidup,keringat keluar sambil malu melihat pacar saya menunggu di subuh-subuh kala itu. Kedua kalinya mati lagi di perbatasan kab Gowa-Makassar, dan disitulah kami memutuskan untuk mendorong motor yang apes itu, untung saja pacar saya pengertian dan baik hati memberi semangat, jadi beban terasa ringan.
Setelah itu kami masih menunggu permasalahan, untuk kami pecahkan lagi melalui perasaan yang kami miliki. :D
Thanks untuk kisah ini, dan thanks untuk untuk yang membantuku membuat kisah ini.
Aku cinta dia karena Allah !!!

Kami siap menerima pelajaran dan tantangan, selama masih ada anugerah dari perasaan, insyallah kami bisa menyatu....!!!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar