“CAHAYA HARUS HILANG,
JIKA DIA TIDAK CUKUP”
JANGAN DIBACA, INI SEKADAR KELUHAN
JANGAN DIBACA, INI SEKADAR KELUHAN
-MARI MINUM KOPI
(Kamar tanpa jendela)
Cerita ini bukan petunjuk menuju
laut lepas, juga bukan bagaimana politik yang rakus diberlakukan di dalam
sebuah hubungan, percintaan. Lebih lanjut baca sendiri!!! Sejam yang lalu aku
masih memikirkannya, lalu lalang tak ingin pergi namun hal itu semestinya biasa
saja dipikiran, tapi sepertinya kita masih punya batang tubuh yang lain selain pikiran.
Mungkin rokok dan kopi adalah solusi yang baik untuk menenangkan pikiran, lalu
tidur dan hilang.
Langsung saja, niat untuk berbagi
setahun yang lalu tak berakhir sampai saat ini, iya berbagi, bukan tidur
apalagi kuliah. Mereka, karena dia banyak. Senjata utamanya hanya makan dan
merokok, sebagai pelengkapnya dia jg minum kopi dan dia sangat keren dengan
rutinitasnya itu, tapi bisa saja kesenangan bukan mangsa yang harus diburu
apalagi jadi impian untuk diri sendiri. makanya dari sekarang kita harus bergerak,
bukan ke MC DONALD ataupun ke PIZZA HUT untuk selfie. Pikir saja sendiri
kemana.!
Diawali dari curahan hati yang
dilisankan melalui mulut, dia bercerita banyak dan akhirnya menimbulkan
beberapa percakapan, percakapan inilah yang mengawali kebersamaan. Kebersamaan
yang menjadi pembuka prinsip hidup bahwa dunia akan berubah apabila kita diam
dirumah. Rumahku adalah surgaku dan tak ada keresahan diluar sana yang mesti
kita pikir dan urgent. Karena rumah adalah miniatur surga untuk kita sendiri
“bukan untuk orang lain”, makanya kita
mesti meyakini bahwa semua orang diluar sana baik-baik saja dengan
hidangan spaghetti yang di pesan dari mall-mall. Tak cukup sampe disitu, setiap
hari kita juga makan, merokok dan berdiskusi di surga yang kami tempati,
penerapannya pun harus dalam surga itu sendiri. Mudah-mudahan teman-teman paham
apa itu surga yang saya maksud, kecuali kalau teman-teman langsung membaca dari
bagian ini dulu.
Oke, Kalaupun tulisan ini mesti dibaca oleh orang
lain “Kita bukan penikmat cahaya yang rakus, dari ancaman kegelapan di rumah
sebelah.” Izinkan kalimat ini terbaca.
Iya kita butuh makan untuk
membuncitkan perut yang sedang lapar, kita butuh merokok dan ngopi untuk
menafkahi imajinasi, dan kita butuh istirahat untuk menghemat semangat, dan
mungkin kita juga butuh beer untuk menenangkan pikiran yang sedang
bercerai-berai. Apalagi teman, kita sangat butuh itu untuk melanjutkan pikiran
yang “kosong” dan badan yang hanya digunakan untuk “Istirahat”.
Terbukti, “Atap yang menjadi bagian tertinggi dari sebuah rumah tak mampu melihat tiangnya sendiri, dia tak ingin roboh dan jatuh bersama-sama meskipun mereka tahu bahwa ada yang lelah menopang, kalau begitu “atap” harus siap menahan hujan ataupun badai yang kapan saja bisa datang.”
Terbukti, “Atap yang menjadi bagian tertinggi dari sebuah rumah tak mampu melihat tiangnya sendiri, dia tak ingin roboh dan jatuh bersama-sama meskipun mereka tahu bahwa ada yang lelah menopang, kalau begitu “atap” harus siap menahan hujan ataupun badai yang kapan saja bisa datang.”
Saya masih gelagap dan sering diam,
cahaya yang rutin mungkin bisa jadi isyarat bahwa kegelapan tak ada dimanapun
“Kata mereka yang ada didalam rumah tak berjendela”. Karena kita tak boleh
terlalu serius kata Joker, makanya kita hanya bisa menangis saja. Iya
menangislah, karena ibumu melahirkanmu
hanya untuk menangis.Apalagi ada banyak diluar sana yang bisa membantumu
jika kau butuh.
Sepertinya sebelum tulisan ini
selesai, saya harus sakit kepala dulu. Saya juga penikmat rokok, tapi saya
menulis kok. Abadi atau tidak kita dengan menulis, bukan masalah. Cuman ingin
pusing saja, selain curhat.
-HITAM ADALAH WARNA
FAVORIT KAMI
(Teman, saya benci filosopy lilin)
(Teman, saya benci filosopy lilin)
Oh ia saya ingat, saya punya
sahabat. Bukan teman, karena kalau teman saya punya banyak. Kalau alasan kesamaan
mungkin bukan, kenapa sampai saat ini kami masih sering ngumpul. Sebagian
perokok, sebagian lagi tidak dan mungkin itu bukan kesamaan. Ah lupakan saja,
saya tidak perlu alasan untuk tetap bersama kok. Jelasnya saya cinta dia,
karena dia cinta orang lain.
Bertiga, kami punya tanggung jawab untuk menjawab teka-teki yang bermunculan, Mulai dari masalah persahabatan, respon atas permasalahan dikampus dan lingkungan sekitar, sampe di masalah percintaan sekalipun. Parah bukan? Makanya jangan dicontoh!
Bertiga, kami punya tanggung jawab untuk menjawab teka-teki yang bermunculan, Mulai dari masalah persahabatan, respon atas permasalahan dikampus dan lingkungan sekitar, sampe di masalah percintaan sekalipun. Parah bukan? Makanya jangan dicontoh!
Kedua sahabat saya itu sering
konflik, tapi waktu harus dicaci kalau dia memberi jarak yang terlalu jauh
untuk menyatukan mereka kembali. Hitam adalah warna favorit kami bertiga, hitam
yah mungkin bisa disebut kumpulan cerpen yang sering kami baca lalu kami
jadikan titik acuan untuk bertindak. Hehehe…
Sudah, itu saja. Lagian dia sudah
punya dampingan masing-masing kok. Nah kalau saya, semoga dia yang akan saya
cintai sedang membaca buku sekarang. Bukan bermain gadget kesayangannya, tapi
dia yang siap untuk bersamaku membangun rumah tangga dengan pintu yang
bergambarkan huruf “A” dalam lingkaran.
Satu hal “Pengorbanan bukan
bagaimana filosopy lilin itu berjalan, Tapi bagaimana cahaya yang lebih itu bisa terbagi.
kalaupun tidak cukup, memusnahkannya bisa jadi alternatif. Tapi sayangnya
sesuatu itu takkan berubah apabila kita hoby berdiam diri, rembulan saja
bergerak masa kalian diam? Setidaknya munculkan cahaya”.
-TIRANI DI SIANG HARI
(Maaf saya diam saja)
Hari ini saya datang lagi, senin
28 oktober 2014. Dengan sambutan selamat datang dan silahkan masuk, saya
bergegas masuk di sebuah surga persis di tahun kemarin, hanya perpindahan yang
jadi pembeda. Menerawan suasana, yah masih tetap sama, ada yang bermain domino
juga ada yang sedang merenung tak jelas. Aku masih saja menemui sebuah kotak
persegi dengan kebingungan didalamnya. Hari itu saya hanya ingin memastikan
bahwa masihkah surga itu tak bermakna? Ternyata masih, dan mereka masih
mencicipinya. Saya harap ketidakbermaknaan itu tak menular seperti penyakit
cacar yang berbahaya.
Tirani, aku melihat tirani diruangan kecil. Sebenarnya ruangan itu muat untuk kami semua. Namun entah apa penyebabnya, kami harus menerima bahwa tempat malam ini adalah tidur melantai karena katanya kasur besar itu hanya muat 2 orang. Ah mungkin dunia memang hanya untuk mereka yang sedang bercinta, dimana perempuan dengan bugil memperlihatkan bahwa tirani adalah hal yang tak perlu dipikirkan jika aku sedang berdua.
Tirani, aku melihat tirani diruangan kecil. Sebenarnya ruangan itu muat untuk kami semua. Namun entah apa penyebabnya, kami harus menerima bahwa tempat malam ini adalah tidur melantai karena katanya kasur besar itu hanya muat 2 orang. Ah mungkin dunia memang hanya untuk mereka yang sedang bercinta, dimana perempuan dengan bugil memperlihatkan bahwa tirani adalah hal yang tak perlu dipikirkan jika aku sedang berdua.
Aku putuskan untuk pulang,
bagaimana tidak jika kamar di rumah lebih asyk untuk ditempati istirahat
ketimbang disini, saya harus muak dalam hati dengan menonton beberapa adegan.
Sebelum pulang, ada beberapa lembar uang yang disodorkan dari penghuni kamar yang notabene seorang militer dengan bangganya baru saja memakai baju dari dalam kamar. Tapi sayang, uang bukanlah hal berarti ketimbang kebenaran yang harus saya sesatkan. Lebih baik aku menulis.
Sebelum pulang, ada beberapa lembar uang yang disodorkan dari penghuni kamar yang notabene seorang militer dengan bangganya baru saja memakai baju dari dalam kamar. Tapi sayang, uang bukanlah hal berarti ketimbang kebenaran yang harus saya sesatkan. Lebih baik aku menulis.
Sekali lagi, saya menulis ini
bukan untuk eksistensi. Tapi hanya ingin sekedar berbagi.
Jadi silahkan nikmati cuaca apapun menghadapi musik dan kopi di depan anda. Sampai jumpa.!!!
Jadi silahkan nikmati cuaca apapun menghadapi musik dan kopi di depan anda. Sampai jumpa.!!!
Gowa, 27 Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar