Minggu, 06 Januari 2013

Polisi berteman dengan tanggal tua

PANDANGAN SAYA    
    Untuk persiapan tahun baru kali ini saya tidak sempat ke kampung halaman brada semua, yah alasannya mungkin pertama motor saya tidak lengkap, lampu tidak nyala, yang ketiga saya lagi boke'.
Apalagi sehari sebelum tahun baru saya kena tilang brada, yah saat itu saya lagi jalan dengan pacar saya tercinta, pas jalan mau pulang saya mutar sana-sini agar lama bersamanya, hehe lebay yah? sory.
Saya muter lewat Rappocini, dan di Depan pintu UNISMUH saya belok untuk pulang, dengan tanpa memakai helm dan spion motor saya berani saja memakai motor itu, yah namanya juga lagi sama pacar brada semua, saya lanjutkan perjalanan itu dan di depan saya tiba-tiba melihat orang yang memekai topi coklat dan satunya lagi memakai seragam hijau-hijau, kulihat lagi, wahh ternyata polisi yang siap untuk menghadang, hehe, dengan kencang saya langsung putar arah melawan arus motor yang sedang berjalan, ah sial ada polisi di depan 2 orang lagi, akhirnya saya ditahan. Saya pun langsung diperiksa dengan cara yang aneh, dikiranya saya membawa senjata tajam dan sejenisnya, baju saya diangkat dan tas saya diperiksa layaknya koruptor. wkwkwk.
     Dia tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan, hilang arah akhirnya saya ditegur tidak memakai helm, "mana stnk kamu?" "ini pak" sahut saya, "apa ini?" jawab pak polisi, saya jawab "surat tilang pak komandan". dia lalu konsultasi dengan para pengawal dan akhirnya meloloskan saya. saya berterima kasih dan pergi.
        Kurang dari 1 km, saya bertemu kawan dari polisi yang sebelumnya saya jumpai, dengan penuh rasa tegas saya menjawab "Pak saya sudah ditahan disana tadi", "Biar 10 kali kau ditahan tidak jadi masalah" jawab komandan. lanjut dia bertanya "Mana Stnk mu?" " saya tidak punya Stnk pak, saya sudah ditilang".  kemudian saya ayungkan tangan kemudian memberi surat tilang tersebut, berbeda dengan sebelumnya, dia memberitahu saya dan menahan saya, dia kemudian memeriksa surat tilang tersebut dan berkata "wah, ini sudah lewat, kenapa belum diurus?", "saya belum punya uang pak, karena saya mahasiswa kasian", "ah kamu mahasiswa atau bukan, motor kamu saya tahan karena kamu melanggar, tidak memakai helm dan tidak memakai spion motor." dia mngambil kuncil lalu membawa masuk motor saya ke kantornya. "emosi pun meluap dan saya mencoba berdiskusi kepada komandan, "pak saya minta tolong pak, saya sudah ditilang sebelumnya dan besok saya akan pulang kekampung, jika bapak mengambil motor saya, apa yang akan saya pake pak?", dengan mukah acuh dia berkata "ini bukan persoalan kamu mau pulang kampung atau tidak, itu urusanmu bukan urusan saya. siapa suruh nakal dan tidak tahu aturan?", "tapi mohon maklumi saya kali ini saja pak", "ahh sana kamu pergi, kamu urus besok saja, datang jam 9 pagi", "wah pak tolong saya pak, saya bisa gawat kalau motor saya ditahan". "sudah kubilang itu bukan urusan saya" sahut polisi itu. saya pun kemudian duduk dengan emosi yang meluap, saya duduk disamping pacar saya. saya pun emosi dan sembarang berkata, bagaiamana tidak, banyak hal yang tidak adil saya daptkan. para polisi itu menyalah gunakan kekuasaannya dan tidak menerima alasan, padahal saya punya surat tilang, dan dalam aturannya motor yang memiliki surat tilang tidak bisa ditilang kembali, tapi dia lalu bersikeras bahwa surat tilang itu telah lewat masanya, tapi walaupun masanya telah lewat pak polisi itu tidak berhak menilang saya. dalam kejadian ini saya agak sedikit diuntungkan ketika kita berani melawan, tapi itu juga, karena mereka punya kekuasaan dan kami tidak bisa menolak mereka.
      Dengan alasan itu saya tetap dikantor sampai akhirnya teman saya datang membawa uang agar bisa menebus uang agar motor saya tidak ditahan. saya bergegas menuju polisi yang menahan motor saya, lalu berkata, "pak bagaimana ini, motor saya ditahan sementara saya sudah ditilang sebelumnya, ini buktinya" dia menjawab, "kamu yang punya motor kawasaki hijau itu yah?", "iya pak", kamu itu melanggar karena tidak memakai helm dan spion, jadi kami tahan juga surat tilang kamu itu sudah lewat waktunya", "jadi pak bagaimana tindak lanjutnya karena saya butuh motor saya, kira-kira berapa uang yang harus saya tebus?", "Rp. 250.000", "wah itu sangat mahal pak" , " siapa suruh kamu melanggar, ini sudah aturan." bapak itu bersikeras, dan sayapun berpindah, ke loby kantor, "pak, bagaimana ini, motor saya ditahan kemudian sebelumnya saya sudah di tilang dan ini surat tilang saya, saya tidak tahu dek, ke sebelah saja, disana diurus masalah seperti itu," "tapi saya sudah ditilang pak" ,"ini bukti surat tilang saya", salah satu polisi berkata "SEKARANG ADA ATURAN BARU, SUDAH BISA DITILANG BIARPUN SUDAH DITILANG SEBELUMNYA". aduh saya baru dengar aturan itu, awalnya saya percaya, tapi saya mendatangi kembali polisi yang memegang kunci motor saya, lalu bertanya kembali dengan pertanyaan yang sama. "pak saya mau urus motor saya yang di tahan bapak, karena saya merasa ada yang lain,", apa yang lain?" kamu yang pake motor kawasaki itu kan?" "iya pak," "kamu lagi, kamu lagi" nanti besok kamu datang kesini," "wah saya butuh motor saya sekarang pak, karena saya mau pulang kampung dan saya rasa motor saya tidak aman disini,", "dek, kamu sudah melanggar, tidak pakai spion dan tidak memakai helm," " iya tapi saya sudah ditilang sebelumnya," " iya tapi kamu sudah melanggar dek," " kalau begitu kasi saya bukti tertulis pak, bahwa ada aturan yang mengatakan bahwa, kalau kita sudah ditilang kita bisa ditilang lagi atau motor kita bisa ditahan,". "iya dek, tapi kamu melanggar, dan saya harap kamu bisa pulang dan nanti besok kamu urus,". saya pun pulang dengan membawa bahasa dan penilaian terhadap kaum yang satu ini, "mengayomi dan melindungi itu bulsit dan tidak benar adanya, mereka menyalahgunakan kekuasaan kepada kami yang dibawahnya, mereka sewenang-wenang membuat aturan dan jelas kami tidak bisa melawan karena mereka punya kekuasaan dan kami yang dikuasainya", bobrok betul aparat ini. sampai larut malam pun saya masih di depan halaman kantor, dan akhirnya saya menelpon kakak saya, saya menyuruhnya agr ke kantor dan memberi tahu bahwa motor sedang ditahan. dia pun datang, " kenapa ditahan motornya?" "katanya saya melanggar", "sudah saya kasi liat surat tilang, tapi tidak ada gunanya, motor tetap ditahan," " maksudnya dia mau tilang diatas tilang,? begitu.?" sahut kakak saya. "begitumi mungkin", dengan ucapan penuh emosi saya menjawab.
     Saya dan kakak saya pun masuk kembali berkonsultasi dan berdialog kembali dan akhirnya pembicaraan lagi-lagi buntuh. saya pun sepakat akan mengurusnya besok pagi jam 9, tapi sebelum itu, saya meminta izin kepada komandan untuk melihat kondisi motor saya dan ingin memasang spion motor, kemudian dilihat oleh pak polisi dan melarang saya memasangnya karena spion sebelah kanan tidak ada kacanya. saya lagi-lagi disuruh keluar.
     Akhirnya kakak saya bersedia mengurus motor tersebut. dan saya pun pulang dengan teman-teman saya yang setia menunggu proses tersebut, saya pulang tanpa motor dan teman saya pun berkata, "bonceng saja dulu pacarmu, nanti saya sama adhy jalan-jalan saja dulu, pake ini motor", sungguh baik teman saya ini, sebenarnya ada motor lain, tapi teman saya adhy berkata "jangan cepat percaya dengan orang lain, bonceng saja dulu "nana" nama pacar saya kawan, lalu saya pulang memboncengnya dan teman saya pun berjalan kaki sekitar lima kilo dan sampai akhirnya saya kembali mengambilnya di jalan, dan boncengan tiga sampai ke kos.
    Keesokan harinya, saya ditelpon kakak, "ada uangnya dulu temanmu bisa dipinjam?" "kenapa memang kak?". "saya sudah datang ke kantor tadi, tapi saya disuruh urus Stnk, saya bertanya-tanya dan malahan saya diusir". "astaga kenapa pengayom seperti itu?', "saya kurang tau juga dek," kesini moko saja", "tapi kalau sudah ada Stnk, motor sudah bisa diambil?", sahut saya. "iya katanya seperti itu, tapi setelah itu Synk diambil kembali lalu di kasi surat tilang baru,". " ahhh kacau sekali, kita dipersulit kak,", "itumi juga". sampai akhirnya saya kerumah keluarga meminta pinjaman kepada tante saya sebesar 200rb, tapi kemudian tante saya juga sepertinya agak mengeluh persoalan uang karena dia bilang bahwa dia sudah mengeluarkan uang baru-baru jadi tidak punya uang lagi," saya pun pulang kembali ke tempat kace ku nongkrong. sampainya disitu saya menghubungi teman saya lalu meminta pinjaman dan akhirnya dia memberi saya. lalu saya pun bergegas kepengadilan mengurus Stnk saya, sampai disana katanya ibu yang disana bahwa Stnk saya sudah ada di Kejaksaan, "jadi bagaimanami itu bu?", " saya kurang tahu juga dek, sementara dikejaksaan juga sedang off karena pegawainya lagi cuti"," atau kita kasima saja semacam bukti bu, bahwa saya sudah membayar atau bagaimana?", "aduh dek saya tidak punya wewenang atas itu," taj lama kemudian datang seorang polisi lalu lintas, membawa beberapa lebar uang sepertinya hasil dari tilang, dia bertanya " kau kenapa dek?", "oh, ini pak motor saya ditahan sementara sebelumnya saya sudah ditilang dan saya punya surat tilang"," dimana motor kamu ditahan dek?", "di Polsek Rappocini pak", " kenapa bisa motor kamu ditahan sementara kamu sudah ditilang sebelumnya?", "katanya surat tilang saya sudah lewat waktunya, dan saya tidak mengurusnya,", " ah, kalau masih lewat 1 bulan itu masih bisa dek, masa tidak ada kebijakan?", "itu yang saya keluhkan pak, dan saya sekrang datang mengurus surat tilang saya, dan katnya ibu sudah ada dikejaksaan, sementara kejaksaan lagi cuti", " memang itu dek kalau polisi di Makassar keras semua,", " maumi diapa pak dia punya kuasa", dalam pikiranku, ternyata masih ada polisi yang tahu akan aturan yang sebenarnya.
       Lanjut dari itu saya pun berdialog dengan ibu yang disana, dengan senang hati ibu itu menelpon teman-temannya yang berstatus sebagai polisi dan mengakui saya sebagai keluarganya yang meminta pertolongan. sampai akhirnya ibu itu berkata," begini bagus mungkin dek, kamu datang saja kesana dan bilang bahwa kamu telah menebus uang di pengadilan dan ambil nomor handphone saya agar bisa kamu hubungi sebagai penguat alasan kamu". saya pun berterima kasih kepada ibu itu lalu bergegas menuju kantor Rappocini, sesampai disana saya disuruh menunggu sampai setengah jam karena polisi lalu lintas tidak ada dan katanya sedang berada di gereja, sambil menatap ke arah kantor saya melihat sebuah bahasa di kantor polisi itu "Kami siap melayani anda" dalam pikiran saya, "yang mana yang kamu layani, tidak ada pelayanan yang kami dapat, kami diacuhkan dan alasan yang kami anggap benar semua tidak kau terima dan kau gunakan kekuasaannmu untuk menyalahkan kami".
      Sampai akhirnya polisi itupun datang, saya masuk kekantor dan lama kami bertanya tidak kunjung dijawab malahan di diami dalam waktu yang lama, dan akhirnya dia memanggil saya, "dek, siniko", "iya pak", " apa masalahmu", saya cerita lagi dan akhirnya dia menyuruh saya mengambil spion, saya pun pulang lagi kegowa mengambil spion, dan akhirnya saya sampai, saya berkata " pak, saya sudah tebus uang di pengadilan tapi saya belum mnegambil Stnk saya karena pegawainya sedang cuti.", "ahh, bisanya itu?", " saya tidak bohong pak, itu ada nomor dari pegawai di pengadilan, bapak bisa tanyakan ke dia", "oke pale, kamu bayar Rp. 200.000 baru saya keluarkan motormu sekarang", "wah saya saya sudah bayar disana Rp. 200.000 pak, masa bayar lagi, saya tidak punya uang sebanyak itu," sahut kakak saya, saya pun mulai luluh dan sudah ingin memberinya uang tapi, polisi itu lalu berkata "yah sudah setengahnya saja," kakak saya menatap ke saya dan bertanya " kamu punya uang?" "iya ada", saya pun mencabut uang Rp.100.000 dan memberi ke polisi itu, lalu berkata dalam hati lagi, kacau benar peraturan disini, sungguh bobrok moral dan aturan yang berlaku di kalangan aparat ini, saya pun mengambil motor saya dan pulang sambil berdiskusi kepada kakak saya mengenai kejadian ini. disini saya berkesimpulang bahwa polisi itu akan hadir bila tanggal tua juga ada, dan juga penilaian saya terhadap aparat pengayom dan pelindung ini sangatlah bobrok dan tidak bermoral.

Kekuasaan jangan di salah gunakan pak...!!!!

See u next

Tidak ada komentar:

Posting Komentar