Lencana Facebook
Pages
Recent Post
Categories
- Cinta dan kehidupan (12)
- Culture (11)
- history (20)
- HUMANITY (5)
- Inspirasi kehidupan (33)
- Kesehatan (1)
- Kopi Dan Kehidupan (37)
- Kopi dan Masa Depan (37)
- Pendidikan (38)
- puisi (17)
- sastra (40)
- Song (3)
- Style and religion (20)
- Tips (1)
Total Tayangan Halaman
Tampilkan postingan dengan label Inspirasi kehidupan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Inspirasi kehidupan. Tampilkan semua postingan
Selasa, 10 Desember 2013
Kawan lama kemana saja?
Kawan lama??? kemana saja, kenapa baru muncul? lama kita tak bersua...
kawan lama, mana botol yang sering kau tunjukkan padaku? kau masih yang dulu kan?...
kamarmu masih gelap, kemana arah kapinya? dan santapan pil berwanrnamu...
kenapa diam? kawan, asap rokokmu menghalangi pandanganku, aku ingin melihat, aku jenuh dengan kebutaan ini...
atau kau memintaku pergi? ataukah kau tak ingin berimagi bersama layaknya kita? senandung lirih diatas dermaga, atau harus kubenarkan kata mereka bahwa kopi sajianmu dulu itu di dalamnya ada beberapa tetes hina?...aku butuh cahaya kawan, setetes saja untuk melanjutkan hidupku, jangan biarkan aku mengarah ke bukit sana, disini gelap, tak sedikitpun ada cahaya...
kawan, mungkin saja esok tak ingin melihatku lagi, kawan, mungkin saja esok kawan barumu tak memarahimu jika kau khilaf, mungkin saja kawan barumu hanya melihat perhiasan mengkilatmu...
kawan, tempat ini semakin gelap. kemana arah tanganmu? kemana aku hendak menggapainya?....
atau kuiris saja tangan kanan ini dari pecahan botol kemarin?,,,
Kawan, aku duluan, jangan ikuti sedikitpun langkah yang pernah kulalui kemarin, terlalu banyak duri, apalagi sendiri....!!!!
Kamis, 14 Maret 2013
Lebih Kupilih Menghindar
Menangkap cahaya dimalam hari.
Cahaya kemilau dan juga embun.
Lingkaran kebersamaan telah dibumbuhi wajah palsu.
Mengizinkan kami untuk tersungkur dihari mendatang.
Tunas mulai tumbuh di pesisir sungai.
Terluapkan amarah dalam bentuk cerita.
Terciptalah sebanyak mungkin korban.
Tragedi tak lagi terelakkan.
Konflik kadang menciptakan kebersamaan yang lebih menarik.
Tapi kali ini amarah yang sebagai pembeda.
Karena tanpa ada harapan.
Karena aku tak lagi nyaman diatas pantai yang kau tawarkan.
Sulit untuk tersenyum di hari ini.
Sebab hati tak lagi menerima.
Lebih baik aku menghindari.
Daripada aku harus memperbaiki musuh.
Minggu, 03 Maret 2013
HIDUPLAH KELAM, DALAM SOSOK
Kesombongan kini telah usang di sebuah kamar tak berpenghuni, sudut kanan atas lantai 2. Masih mencari dari samarnya hutan belantara. Sementara itu aku dalam keadaan nyaman dengan emosiku, jangan ganggu aku, tapi sering saja datang wajah suram itu, menarik diri dengan beberapa perhiasan dari lidah yang dia gunakan, tak peduli efek dari orang yang di hadapinya.
Disebuah peristiwa aku harus mengenakan sebuah topeng yang menggerakkan diriku sebagai seorang malaikat tanpa rasa dan emosi. Sapaanku harus nyaman, aku harus sopan tak peduli perasaan dan harga diri di depan rakyat tercinta. Dan takkala aku harus menjadi arena untuk dijadikan bulan-bulanan buah bibir dan jadi korban untuk urusan yang harus dia lakoni.
Teman dan kerabat ataupun brather adalah formalitas yang aku gunakan, sehingga disisi lain aku tersiksa dengan kebohonganku, aku tak nyaman, aku ingin pergi dan pulang kerumah keluargaku dikampung yang lebih rindu menanti. sebab aku telah menjalani kebohongan yang amat besar, di bumi yang dia klaim untuknya saja. Otoriter telah mengubahku menjadi kaku di alamku sendiri, resiko kehilangan karakter sendiri harus kita terima, sebab dia telah menelan sebagian karakter agar mereka bisa di atas awan melihat turun kepalaku ini. Aku hanya mampu bercerita tentang keluhan kepada kawanku, karena ketidakmampuanku menghadap dan berharap kebaikan yang tak kunjung ia berikan.
sekarang aku telah terdorong bebanku sendiri hingga di sebuah sudut paling ujung, karena resiko melawan otoriter. kali ini aku namakan berkah adalah penolongku, sebab alasan telah ada, sehingga kemampuanku berjalan sendiri telah dimunculkan.
Aku butuh mentari di siang hari, tapi aku tidak mungkin memintanya kembali di malam hari. Akan ada bulan atau orang yang pas lagi untuk menggantikan, jangan hanya satu, 2 atau lebih kami butuh.
Mentari... kau tak perlu hadir di malam hari.!
Telah ada bulan.!
Aku butuh mentari di siang hari, tapi aku tidak mungkin memintanya kembali di malam hari. Akan ada bulan atau orang yang pas lagi untuk menggantikan, jangan hanya satu, 2 atau lebih kami butuh.
Mentari... kau tak perlu hadir di malam hari.!
Telah ada bulan.!
Jumat, 15 Februari 2013
Puisi Berantai
Achmad Chrisbianto Sachran |
Hardiyana S. |
Brad, aku kembali. maaf agak lama yah karena sebelum ini Blog saya tidak bisa terbuka karena gangguan sedikit.
Nah kali ini akan kupersembahkan sedikit puisi dari saya dan teman saya. :)
Puisi ini bukan hanya saya yang membuat, tapi ditemani dia (Dia adalah sahabatku sekarang)
Berantai 25-01-2013
Kambing jantan, berkumis tipis pake tanduk dengan sedikit janggot.
mengangkat senjata kemudian melemparkan baling-baling kerinduan.
Kemudian melompat dalam lembah hijau tak berpenghuni.
Berteriak, memukul di ruang hampa tanpa cahaya.
Nah kali ini akan kupersembahkan sedikit puisi dari saya dan teman saya. :)
Puisi ini bukan hanya saya yang membuat, tapi ditemani dia (Dia adalah sahabatku sekarang)
Berantai 25-01-2013
Kambing jantan, berkumis tipis pake tanduk dengan sedikit janggot.
mengangkat senjata kemudian melemparkan baling-baling kerinduan.
Kemudian melompat dalam lembah hijau tak berpenghuni.
Berteriak, memukul di ruang hampa tanpa cahaya.
Pagi datang
dengan sang mentari yang sama.
benamkan kecemasanku menjelma menjadi sesuatu kedalam pelukmu.
berteriak aku mendengar kabarmu.
Lalu melihat elang yang kehilangan sayap.
Kukabari agar rindu tak lagi terpendam.
Dan apabila kerinduan menceritakan dirinya.
Bersiaplah mendengar namaku di sepasang cerita.
Di langit yang mencekam.
benamkan kecemasanku menjelma menjadi sesuatu kedalam pelukmu.
berteriak aku mendengar kabarmu.
Lalu melihat elang yang kehilangan sayap.
Kukabari agar rindu tak lagi terpendam.
Dan apabila kerinduan menceritakan dirinya.
Bersiaplah mendengar namaku di sepasang cerita.
Di langit yang mencekam.
Semua cerita
tentangmu akan selalu terkesan.
Kupersiapkan roda-roda kematian .
Menuju kekalnya bersamamu di akherat.
Pada akhirnya kita akan menjadi sepasang doa yang saling menguatkan.
Kupersiapkan roda-roda kematian .
Menuju kekalnya bersamamu di akherat.
Pada akhirnya kita akan menjadi sepasang doa yang saling menguatkan.
Kunamai kau kisah
tanpa cerita.
Masalah pengantar bahagia telah menjemput kita di jalan setapak.
Dan bersiaplah menemui puing yang sedikit retak.
satukan kembali kenangan yang telah kita hilangkan.
Masalah pengantar bahagia telah menjemput kita di jalan setapak.
Dan bersiaplah menemui puing yang sedikit retak.
satukan kembali kenangan yang telah kita hilangkan.
Rela kuhidup
dengan ingatan lalu belajar dari bayang.
menjadikan sabar, samar, dalam debar doaku.
Terlalu lama kita dalam kejauhan.
Bosan aku dicaci malam,
menjadikan sabar, samar, dalam debar doaku.
Terlalu lama kita dalam kejauhan.
Bosan aku dicaci malam,
Udara bebas kota
Pare tak mammiri ke arah makasssar.
Terputus di tengah perbatasan Pangkep-Maros.
Tolong aku dari usapan hampa tanpa nafas yang kubutuhkan.
Terputus di tengah perbatasan Pangkep-Maros.
Tolong aku dari usapan hampa tanpa nafas yang kubutuhkan.
Wahai para
pecinta...
Jarak hanya kebetulan sedangkan waktu hanyalah sebuah alasan.
Sebab cinta tak memandang keduanya.
Seklipun semuanya kau anggap terputus diperbatasan Pangkep-Maros.
Namun banjir telah menghantarkan keduanya dan menyatu di lembah kesyukuran.
Pendirian takkan goyah, karena lantunan lagu sheila
on7.Jarak hanya kebetulan sedangkan waktu hanyalah sebuah alasan.
Sebab cinta tak memandang keduanya.
Seklipun semuanya kau anggap terputus diperbatasan Pangkep-Maros.
Namun banjir telah menghantarkan keduanya dan menyatu di lembah kesyukuran.
telah menimbulkan semangat untuk menunggu hari lama.
Ketika aku masih bersamamu.
Kulihat hujan telah menetes di atas genteng menandakan bahwa kau akan datang.
pada suatu malam yang tak ditemani rembulan...
Minggu, 06 Januari 2013
Polisi berteman dengan tanggal tua
PANDANGAN SAYA
Untuk persiapan tahun baru kali ini saya tidak sempat ke kampung halaman brada semua, yah alasannya mungkin pertama motor saya tidak lengkap, lampu tidak nyala, yang ketiga saya lagi boke'.
Untuk persiapan tahun baru kali ini saya tidak sempat ke kampung halaman brada semua, yah alasannya mungkin pertama motor saya tidak lengkap, lampu tidak nyala, yang ketiga saya lagi boke'.
Apalagi sehari sebelum tahun baru saya kena tilang brada, yah saat itu saya lagi jalan dengan pacar saya tercinta, pas jalan mau pulang saya mutar sana-sini agar lama bersamanya, hehe lebay yah? sory.
Saya muter lewat Rappocini, dan di Depan pintu UNISMUH saya belok untuk pulang, dengan tanpa memakai helm dan spion motor saya berani saja memakai motor itu, yah namanya juga lagi sama pacar brada semua, saya lanjutkan perjalanan itu dan di depan saya tiba-tiba melihat orang yang memekai topi coklat dan satunya lagi memakai seragam hijau-hijau, kulihat lagi, wahh ternyata polisi yang siap untuk menghadang, hehe, dengan kencang saya langsung putar arah melawan arus motor yang sedang berjalan, ah sial ada polisi di depan 2 orang lagi, akhirnya saya ditahan. Saya pun langsung diperiksa dengan cara yang aneh, dikiranya saya membawa senjata tajam dan sejenisnya, baju saya diangkat dan tas saya diperiksa layaknya koruptor. wkwkwk.
Dia tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan, hilang arah akhirnya saya ditegur tidak memakai helm, "mana stnk kamu?" "ini pak" sahut saya, "apa ini?" jawab pak polisi, saya jawab "surat tilang pak komandan". dia lalu konsultasi dengan para pengawal dan akhirnya meloloskan saya. saya berterima kasih dan pergi.
Kurang dari 1 km, saya bertemu kawan dari polisi yang sebelumnya saya jumpai, dengan penuh rasa tegas saya menjawab "Pak saya sudah ditahan disana tadi", "Biar 10 kali kau ditahan tidak jadi masalah" jawab komandan. lanjut dia bertanya "Mana Stnk mu?" " saya tidak punya Stnk pak, saya sudah ditilang". kemudian saya ayungkan tangan kemudian memberi surat tilang tersebut, berbeda dengan sebelumnya, dia memberitahu saya dan menahan saya, dia kemudian memeriksa surat tilang tersebut dan berkata "wah, ini sudah lewat, kenapa belum diurus?", "saya belum punya uang pak, karena saya mahasiswa kasian", "ah kamu mahasiswa atau bukan, motor kamu saya tahan karena kamu melanggar, tidak memakai helm dan tidak memakai spion motor." dia mngambil kuncil lalu membawa masuk motor saya ke kantornya. "emosi pun meluap dan saya mencoba berdiskusi kepada komandan, "pak saya minta tolong pak, saya sudah ditilang sebelumnya dan besok saya akan pulang kekampung, jika bapak mengambil motor saya, apa yang akan saya pake pak?", dengan mukah acuh dia berkata "ini bukan persoalan kamu mau pulang kampung atau tidak, itu urusanmu bukan urusan saya. siapa suruh nakal dan tidak tahu aturan?", "tapi mohon maklumi saya kali ini saja pak", "ahh sana kamu pergi, kamu urus besok saja, datang jam 9 pagi", "wah pak tolong saya pak, saya bisa gawat kalau motor saya ditahan". "sudah kubilang itu bukan urusan saya" sahut polisi itu. saya pun kemudian duduk dengan emosi yang meluap, saya duduk disamping pacar saya. saya pun emosi dan sembarang berkata, bagaiamana tidak, banyak hal yang tidak adil saya daptkan. para polisi itu menyalah gunakan kekuasaannya dan tidak menerima alasan, padahal saya punya surat tilang, dan dalam aturannya motor yang memiliki surat tilang tidak bisa ditilang kembali, tapi dia lalu bersikeras bahwa surat tilang itu telah lewat masanya, tapi walaupun masanya telah lewat pak polisi itu tidak berhak menilang saya. dalam kejadian ini saya agak sedikit diuntungkan ketika kita berani melawan, tapi itu juga, karena mereka punya kekuasaan dan kami tidak bisa menolak mereka.
Dengan alasan itu saya tetap dikantor sampai akhirnya teman saya datang membawa uang agar bisa menebus uang agar motor saya tidak ditahan. saya bergegas menuju polisi yang menahan motor saya, lalu berkata, "pak bagaimana ini, motor saya ditahan sementara saya sudah ditilang sebelumnya, ini buktinya" dia menjawab, "kamu yang punya motor kawasaki hijau itu yah?", "iya pak", kamu itu melanggar karena tidak memakai helm dan spion, jadi kami tahan juga surat tilang kamu itu sudah lewat waktunya", "jadi pak bagaimana tindak lanjutnya karena saya butuh motor saya, kira-kira berapa uang yang harus saya tebus?", "Rp. 250.000", "wah itu sangat mahal pak" , " siapa suruh kamu melanggar, ini sudah aturan." bapak itu bersikeras, dan sayapun berpindah, ke loby kantor, "pak, bagaimana ini, motor saya ditahan kemudian sebelumnya saya sudah di tilang dan ini surat tilang saya, saya tidak tahu dek, ke sebelah saja, disana diurus masalah seperti itu," "tapi saya sudah ditilang pak" ,"ini bukti surat tilang saya", salah satu polisi berkata "SEKARANG ADA ATURAN BARU, SUDAH BISA DITILANG BIARPUN SUDAH DITILANG SEBELUMNYA". aduh saya baru dengar aturan itu, awalnya saya percaya, tapi saya mendatangi kembali polisi yang memegang kunci motor saya, lalu bertanya kembali dengan pertanyaan yang sama. "pak saya mau urus motor saya yang di tahan bapak, karena saya merasa ada yang lain,", apa yang lain?" kamu yang pake motor kawasaki itu kan?" "iya pak," "kamu lagi, kamu lagi" nanti besok kamu datang kesini," "wah saya butuh motor saya sekarang pak, karena saya mau pulang kampung dan saya rasa motor saya tidak aman disini,", "dek, kamu sudah melanggar, tidak pakai spion dan tidak memakai helm," " iya tapi saya sudah ditilang sebelumnya," " iya tapi kamu sudah melanggar dek," " kalau begitu kasi saya bukti tertulis pak, bahwa ada aturan yang mengatakan bahwa, kalau kita sudah ditilang kita bisa ditilang lagi atau motor kita bisa ditahan,". "iya dek, tapi kamu melanggar, dan saya harap kamu bisa pulang dan nanti besok kamu urus,". saya pun pulang dengan membawa bahasa dan penilaian terhadap kaum yang satu ini, "mengayomi dan melindungi itu bulsit dan tidak benar adanya, mereka menyalahgunakan kekuasaan kepada kami yang dibawahnya, mereka sewenang-wenang membuat aturan dan jelas kami tidak bisa melawan karena mereka punya kekuasaan dan kami yang dikuasainya", bobrok betul aparat ini. sampai larut malam pun saya masih di depan halaman kantor, dan akhirnya saya menelpon kakak saya, saya menyuruhnya agr ke kantor dan memberi tahu bahwa motor sedang ditahan. dia pun datang, " kenapa ditahan motornya?" "katanya saya melanggar", "sudah saya kasi liat surat tilang, tapi tidak ada gunanya, motor tetap ditahan," " maksudnya dia mau tilang diatas tilang,? begitu.?" sahut kakak saya. "begitumi mungkin", dengan ucapan penuh emosi saya menjawab.
Saya dan kakak saya pun masuk kembali berkonsultasi dan berdialog kembali dan akhirnya pembicaraan lagi-lagi buntuh. saya pun sepakat akan mengurusnya besok pagi jam 9, tapi sebelum itu, saya meminta izin kepada komandan untuk melihat kondisi motor saya dan ingin memasang spion motor, kemudian dilihat oleh pak polisi dan melarang saya memasangnya karena spion sebelah kanan tidak ada kacanya. saya lagi-lagi disuruh keluar.
Akhirnya kakak saya bersedia mengurus motor tersebut. dan saya pun pulang dengan teman-teman saya yang setia menunggu proses tersebut, saya pulang tanpa motor dan teman saya pun berkata, "bonceng saja dulu pacarmu, nanti saya sama adhy jalan-jalan saja dulu, pake ini motor", sungguh baik teman saya ini, sebenarnya ada motor lain, tapi teman saya adhy berkata "jangan cepat percaya dengan orang lain, bonceng saja dulu "nana" nama pacar saya kawan, lalu saya pulang memboncengnya dan teman saya pun berjalan kaki sekitar lima kilo dan sampai akhirnya saya kembali mengambilnya di jalan, dan boncengan tiga sampai ke kos.
Keesokan harinya, saya ditelpon kakak, "ada uangnya dulu temanmu bisa dipinjam?" "kenapa memang kak?". "saya sudah datang ke kantor tadi, tapi saya disuruh urus Stnk, saya bertanya-tanya dan malahan saya diusir". "astaga kenapa pengayom seperti itu?', "saya kurang tau juga dek," kesini moko saja", "tapi kalau sudah ada Stnk, motor sudah bisa diambil?", sahut saya. "iya katanya seperti itu, tapi setelah itu Synk diambil kembali lalu di kasi surat tilang baru,". " ahhh kacau sekali, kita dipersulit kak,", "itumi juga". sampai akhirnya saya kerumah keluarga meminta pinjaman kepada tante saya sebesar 200rb, tapi kemudian tante saya juga sepertinya agak mengeluh persoalan uang karena dia bilang bahwa dia sudah mengeluarkan uang baru-baru jadi tidak punya uang lagi," saya pun pulang kembali ke tempat kace ku nongkrong. sampainya disitu saya menghubungi teman saya lalu meminta pinjaman dan akhirnya dia memberi saya. lalu saya pun bergegas kepengadilan mengurus Stnk saya, sampai disana katanya ibu yang disana bahwa Stnk saya sudah ada di Kejaksaan, "jadi bagaimanami itu bu?", " saya kurang tahu juga dek, sementara dikejaksaan juga sedang off karena pegawainya lagi cuti"," atau kita kasima saja semacam bukti bu, bahwa saya sudah membayar atau bagaimana?", "aduh dek saya tidak punya wewenang atas itu," taj lama kemudian datang seorang polisi lalu lintas, membawa beberapa lebar uang sepertinya hasil dari tilang, dia bertanya " kau kenapa dek?", "oh, ini pak motor saya ditahan sementara sebelumnya saya sudah ditilang dan saya punya surat tilang"," dimana motor kamu ditahan dek?", "di Polsek Rappocini pak", " kenapa bisa motor kamu ditahan sementara kamu sudah ditilang sebelumnya?", "katanya surat tilang saya sudah lewat waktunya, dan saya tidak mengurusnya,", " ah, kalau masih lewat 1 bulan itu masih bisa dek, masa tidak ada kebijakan?", "itu yang saya keluhkan pak, dan saya sekrang datang mengurus surat tilang saya, dan katnya ibu sudah ada dikejaksaan, sementara kejaksaan lagi cuti", " memang itu dek kalau polisi di Makassar keras semua,", " maumi diapa pak dia punya kuasa", dalam pikiranku, ternyata masih ada polisi yang tahu akan aturan yang sebenarnya.
Lanjut dari itu saya pun berdialog dengan ibu yang disana, dengan senang hati ibu itu menelpon teman-temannya yang berstatus sebagai polisi dan mengakui saya sebagai keluarganya yang meminta pertolongan. sampai akhirnya ibu itu berkata," begini bagus mungkin dek, kamu datang saja kesana dan bilang bahwa kamu telah menebus uang di pengadilan dan ambil nomor handphone saya agar bisa kamu hubungi sebagai penguat alasan kamu". saya pun berterima kasih kepada ibu itu lalu bergegas menuju kantor Rappocini, sesampai disana saya disuruh menunggu sampai setengah jam karena polisi lalu lintas tidak ada dan katanya sedang berada di gereja, sambil menatap ke arah kantor saya melihat sebuah bahasa di kantor polisi itu "Kami siap melayani anda" dalam pikiran saya, "yang mana yang kamu layani, tidak ada pelayanan yang kami dapat, kami diacuhkan dan alasan yang kami anggap benar semua tidak kau terima dan kau gunakan kekuasaannmu untuk menyalahkan kami".
Sampai akhirnya polisi itupun datang, saya masuk kekantor dan lama kami bertanya tidak kunjung dijawab malahan di diami dalam waktu yang lama, dan akhirnya dia memanggil saya, "dek, siniko", "iya pak", " apa masalahmu", saya cerita lagi dan akhirnya dia menyuruh saya mengambil spion, saya pun pulang lagi kegowa mengambil spion, dan akhirnya saya sampai, saya berkata " pak, saya sudah tebus uang di pengadilan tapi saya belum mnegambil Stnk saya karena pegawainya sedang cuti.", "ahh, bisanya itu?", " saya tidak bohong pak, itu ada nomor dari pegawai di pengadilan, bapak bisa tanyakan ke dia", "oke pale, kamu bayar Rp. 200.000 baru saya keluarkan motormu sekarang", "wah saya saya sudah bayar disana Rp. 200.000 pak, masa bayar lagi, saya tidak punya uang sebanyak itu," sahut kakak saya, saya pun mulai luluh dan sudah ingin memberinya uang tapi, polisi itu lalu berkata "yah sudah setengahnya saja," kakak saya menatap ke saya dan bertanya " kamu punya uang?" "iya ada", saya pun mencabut uang Rp.100.000 dan memberi ke polisi itu, lalu berkata dalam hati lagi, kacau benar peraturan disini, sungguh bobrok moral dan aturan yang berlaku di kalangan aparat ini, saya pun mengambil motor saya dan pulang sambil berdiskusi kepada kakak saya mengenai kejadian ini. disini saya berkesimpulang bahwa polisi itu akan hadir bila tanggal tua juga ada, dan juga penilaian saya terhadap aparat pengayom dan pelindung ini sangatlah bobrok dan tidak bermoral.
Kekuasaan jangan di salah gunakan pak...!!!!
See u next
Dengan alasan itu saya tetap dikantor sampai akhirnya teman saya datang membawa uang agar bisa menebus uang agar motor saya tidak ditahan. saya bergegas menuju polisi yang menahan motor saya, lalu berkata, "pak bagaimana ini, motor saya ditahan sementara saya sudah ditilang sebelumnya, ini buktinya" dia menjawab, "kamu yang punya motor kawasaki hijau itu yah?", "iya pak", kamu itu melanggar karena tidak memakai helm dan spion, jadi kami tahan juga surat tilang kamu itu sudah lewat waktunya", "jadi pak bagaimana tindak lanjutnya karena saya butuh motor saya, kira-kira berapa uang yang harus saya tebus?", "Rp. 250.000", "wah itu sangat mahal pak" , " siapa suruh kamu melanggar, ini sudah aturan." bapak itu bersikeras, dan sayapun berpindah, ke loby kantor, "pak, bagaimana ini, motor saya ditahan kemudian sebelumnya saya sudah di tilang dan ini surat tilang saya, saya tidak tahu dek, ke sebelah saja, disana diurus masalah seperti itu," "tapi saya sudah ditilang pak" ,"ini bukti surat tilang saya", salah satu polisi berkata "SEKARANG ADA ATURAN BARU, SUDAH BISA DITILANG BIARPUN SUDAH DITILANG SEBELUMNYA". aduh saya baru dengar aturan itu, awalnya saya percaya, tapi saya mendatangi kembali polisi yang memegang kunci motor saya, lalu bertanya kembali dengan pertanyaan yang sama. "pak saya mau urus motor saya yang di tahan bapak, karena saya merasa ada yang lain,", apa yang lain?" kamu yang pake motor kawasaki itu kan?" "iya pak," "kamu lagi, kamu lagi" nanti besok kamu datang kesini," "wah saya butuh motor saya sekarang pak, karena saya mau pulang kampung dan saya rasa motor saya tidak aman disini,", "dek, kamu sudah melanggar, tidak pakai spion dan tidak memakai helm," " iya tapi saya sudah ditilang sebelumnya," " iya tapi kamu sudah melanggar dek," " kalau begitu kasi saya bukti tertulis pak, bahwa ada aturan yang mengatakan bahwa, kalau kita sudah ditilang kita bisa ditilang lagi atau motor kita bisa ditahan,". "iya dek, tapi kamu melanggar, dan saya harap kamu bisa pulang dan nanti besok kamu urus,". saya pun pulang dengan membawa bahasa dan penilaian terhadap kaum yang satu ini, "mengayomi dan melindungi itu bulsit dan tidak benar adanya, mereka menyalahgunakan kekuasaan kepada kami yang dibawahnya, mereka sewenang-wenang membuat aturan dan jelas kami tidak bisa melawan karena mereka punya kekuasaan dan kami yang dikuasainya", bobrok betul aparat ini. sampai larut malam pun saya masih di depan halaman kantor, dan akhirnya saya menelpon kakak saya, saya menyuruhnya agr ke kantor dan memberi tahu bahwa motor sedang ditahan. dia pun datang, " kenapa ditahan motornya?" "katanya saya melanggar", "sudah saya kasi liat surat tilang, tapi tidak ada gunanya, motor tetap ditahan," " maksudnya dia mau tilang diatas tilang,? begitu.?" sahut kakak saya. "begitumi mungkin", dengan ucapan penuh emosi saya menjawab.
Saya dan kakak saya pun masuk kembali berkonsultasi dan berdialog kembali dan akhirnya pembicaraan lagi-lagi buntuh. saya pun sepakat akan mengurusnya besok pagi jam 9, tapi sebelum itu, saya meminta izin kepada komandan untuk melihat kondisi motor saya dan ingin memasang spion motor, kemudian dilihat oleh pak polisi dan melarang saya memasangnya karena spion sebelah kanan tidak ada kacanya. saya lagi-lagi disuruh keluar.
Akhirnya kakak saya bersedia mengurus motor tersebut. dan saya pun pulang dengan teman-teman saya yang setia menunggu proses tersebut, saya pulang tanpa motor dan teman saya pun berkata, "bonceng saja dulu pacarmu, nanti saya sama adhy jalan-jalan saja dulu, pake ini motor", sungguh baik teman saya ini, sebenarnya ada motor lain, tapi teman saya adhy berkata "jangan cepat percaya dengan orang lain, bonceng saja dulu "nana" nama pacar saya kawan, lalu saya pulang memboncengnya dan teman saya pun berjalan kaki sekitar lima kilo dan sampai akhirnya saya kembali mengambilnya di jalan, dan boncengan tiga sampai ke kos.
Keesokan harinya, saya ditelpon kakak, "ada uangnya dulu temanmu bisa dipinjam?" "kenapa memang kak?". "saya sudah datang ke kantor tadi, tapi saya disuruh urus Stnk, saya bertanya-tanya dan malahan saya diusir". "astaga kenapa pengayom seperti itu?', "saya kurang tau juga dek," kesini moko saja", "tapi kalau sudah ada Stnk, motor sudah bisa diambil?", sahut saya. "iya katanya seperti itu, tapi setelah itu Synk diambil kembali lalu di kasi surat tilang baru,". " ahhh kacau sekali, kita dipersulit kak,", "itumi juga". sampai akhirnya saya kerumah keluarga meminta pinjaman kepada tante saya sebesar 200rb, tapi kemudian tante saya juga sepertinya agak mengeluh persoalan uang karena dia bilang bahwa dia sudah mengeluarkan uang baru-baru jadi tidak punya uang lagi," saya pun pulang kembali ke tempat kace ku nongkrong. sampainya disitu saya menghubungi teman saya lalu meminta pinjaman dan akhirnya dia memberi saya. lalu saya pun bergegas kepengadilan mengurus Stnk saya, sampai disana katanya ibu yang disana bahwa Stnk saya sudah ada di Kejaksaan, "jadi bagaimanami itu bu?", " saya kurang tahu juga dek, sementara dikejaksaan juga sedang off karena pegawainya lagi cuti"," atau kita kasima saja semacam bukti bu, bahwa saya sudah membayar atau bagaimana?", "aduh dek saya tidak punya wewenang atas itu," taj lama kemudian datang seorang polisi lalu lintas, membawa beberapa lebar uang sepertinya hasil dari tilang, dia bertanya " kau kenapa dek?", "oh, ini pak motor saya ditahan sementara sebelumnya saya sudah ditilang dan saya punya surat tilang"," dimana motor kamu ditahan dek?", "di Polsek Rappocini pak", " kenapa bisa motor kamu ditahan sementara kamu sudah ditilang sebelumnya?", "katanya surat tilang saya sudah lewat waktunya, dan saya tidak mengurusnya,", " ah, kalau masih lewat 1 bulan itu masih bisa dek, masa tidak ada kebijakan?", "itu yang saya keluhkan pak, dan saya sekrang datang mengurus surat tilang saya, dan katnya ibu sudah ada dikejaksaan, sementara kejaksaan lagi cuti", " memang itu dek kalau polisi di Makassar keras semua,", " maumi diapa pak dia punya kuasa", dalam pikiranku, ternyata masih ada polisi yang tahu akan aturan yang sebenarnya.
Lanjut dari itu saya pun berdialog dengan ibu yang disana, dengan senang hati ibu itu menelpon teman-temannya yang berstatus sebagai polisi dan mengakui saya sebagai keluarganya yang meminta pertolongan. sampai akhirnya ibu itu berkata," begini bagus mungkin dek, kamu datang saja kesana dan bilang bahwa kamu telah menebus uang di pengadilan dan ambil nomor handphone saya agar bisa kamu hubungi sebagai penguat alasan kamu". saya pun berterima kasih kepada ibu itu lalu bergegas menuju kantor Rappocini, sesampai disana saya disuruh menunggu sampai setengah jam karena polisi lalu lintas tidak ada dan katanya sedang berada di gereja, sambil menatap ke arah kantor saya melihat sebuah bahasa di kantor polisi itu "Kami siap melayani anda" dalam pikiran saya, "yang mana yang kamu layani, tidak ada pelayanan yang kami dapat, kami diacuhkan dan alasan yang kami anggap benar semua tidak kau terima dan kau gunakan kekuasaannmu untuk menyalahkan kami".
Sampai akhirnya polisi itupun datang, saya masuk kekantor dan lama kami bertanya tidak kunjung dijawab malahan di diami dalam waktu yang lama, dan akhirnya dia memanggil saya, "dek, siniko", "iya pak", " apa masalahmu", saya cerita lagi dan akhirnya dia menyuruh saya mengambil spion, saya pun pulang lagi kegowa mengambil spion, dan akhirnya saya sampai, saya berkata " pak, saya sudah tebus uang di pengadilan tapi saya belum mnegambil Stnk saya karena pegawainya sedang cuti.", "ahh, bisanya itu?", " saya tidak bohong pak, itu ada nomor dari pegawai di pengadilan, bapak bisa tanyakan ke dia", "oke pale, kamu bayar Rp. 200.000 baru saya keluarkan motormu sekarang", "wah saya saya sudah bayar disana Rp. 200.000 pak, masa bayar lagi, saya tidak punya uang sebanyak itu," sahut kakak saya, saya pun mulai luluh dan sudah ingin memberinya uang tapi, polisi itu lalu berkata "yah sudah setengahnya saja," kakak saya menatap ke saya dan bertanya " kamu punya uang?" "iya ada", saya pun mencabut uang Rp.100.000 dan memberi ke polisi itu, lalu berkata dalam hati lagi, kacau benar peraturan disini, sungguh bobrok moral dan aturan yang berlaku di kalangan aparat ini, saya pun mengambil motor saya dan pulang sambil berdiskusi kepada kakak saya mengenai kejadian ini. disini saya berkesimpulang bahwa polisi itu akan hadir bila tanggal tua juga ada, dan juga penilaian saya terhadap aparat pengayom dan pelindung ini sangatlah bobrok dan tidak bermoral.
Kekuasaan jangan di salah gunakan pak...!!!!
See u next
HITUNGAN HARI MENELUSURI KULTUR KAMPUS
DAY BY DAY
Beberapa medan tempur telah
kulewati, telah menunggu gunung untuk kudaki, kerikil bebatuan memperlihatkan
dirinya yang begitu keras, tetapi mentari bersinar agar semangat tetap terjaga.
Kutenangkan diriku sejenak dengan secangkir kopi beraromakan kehangatan
disetiap relung kehidupan yang teramat kelam di masa lalu.
Pagi itu ternyata pertanda bahwa
telah ada kehidupan yang menantiku diluar sana, kehidupan yang jauh lebih menarik
dan lebih asyk untuk kujalani ketimbang apa yang telah kulalui. Dengan sedikit
lirik lagu perpaduan rock berceritakan cinta, sebatang rokok pun keluar dari
tempatnya dan mulai kubakar dengan sebiji korek kayu, mengeluarkan asap yang
berbentuk bundar, pertanda semangat yang mulai hadir kembali di jiwa yang penuh
ketidakstabilan ini.
Dengan memakai baju batik
bergaris, berwarna coklat perpaduan biru, kulangkahkan kaki menuju teras kos
dimana sepatu all star hitam telah siap untuk dipakai kemudian melanjutkan
aktivifitas rutin saya yaitu kuliah di kampus yang saya banggakan yaitu
Universitas Negeri Makassar. Tepatnya di Fakultas Bahasa dan Sastra, saya
belajar di sebuah Instansi pendidikan dengan mengambil jurusan Bahasa Inggris,
Prody Business English (D3).
Sebelumnya itu, saya dan keluarga
dengan susah payah agar bisa masuk dan belajar di Kampus ini, mulai dari
perjalanan saya yang tidak begitu dekat jaraknya, Antara Jeneponto dan Makassar
adalah jarak maksimal yang telah kutempuh untuk kemudian bisa kunikmati suasana
belajar berstatuskan diri sebagai mahasiswa.
Di sebuah hari saya dikejutkan
dengan sebuah kabar bahwa di gelombang pertama, nama saya tidak tercantum dalam
daftar nama-nama calon mahasiswa baru yang dinyatakan lulus dalam tes. Cician
dan bahasa penyemangat pun berdatangan, saya dikatakan kurang serius dalam tes,
dan juga dikatakan tingkah laku saya tidak menunjukkan rasa yang memang
benar-benar serius ingin lulus, kurang dekat dengan sang pencipta, dan juga
selalu sial, semua kata ini hadir dari bibir orang tua saya, dari pribadi sendiri
saya sangat kecewa saat itu sampai-sampai telat tidur. Untunglah saya memiliki
seorang kaka yang selalu member saya motivasi akan setiap kegagalan yang saya
dapat. “Sabar saja dek, masih ada gelombang berikut yang akan kau jalani, jadi
janganlah terlalu berlarut dalam kegagalanmu ini, semua belum berakhir dan aka
nada masa lagi setelah ini, ok?” sahut kakak saya, “thanks kak, saya akan
bersungguh-sung dan giat lagi dalam berusaha”, jawab saya dengan nada rendah.
Setelah kegagalan itu, atas saran
dari orang tua saya diberi opsi agar memilih jurusan bahasa inggris, dengan alasan
bahwa jika saya mengambil jurusan bahasa inggris saya akan lebih mudah dalam
mencari pekerjaan karena sekarang banyak instansi sekolah yang membutuhkan
tenaga pengajar di jurusan itu, kedua jurusan ini tidak terlalu banyak diminati
oleh para mahasiswa dan mahasiswi yang ingin mendaftarkan dirinya seperti saya.
Mendengar opsi itu, saya agak tertunduk
tak tahu mesti bilang apa, karena jika berbicara mengenai minat dan bakat, saya
tidak terlalu menginginkan itu, sedih bercampur senang. Senang karena dapat diterima
murni di kampus yang memang sudah menjadi cita-cita saya sewaktu masih duduk
dibangku Sekaloah Menengah Atas, dan sekarang saya telah mampu merealisasikan
semuanya, kata Alhamdulillah pun hadir sebagai makna rasa syukur yang mendalam.
Atas dukungan orang tua saya tak lupa berucap terima kasih atas usahanya
mewujudkan cita-cita saya itu, dan dengan itu saya pun bersedia mengambil opsi
yang ditawarkan Bapak saya itu, saya pun mengambil jurusan Bahasa Inggris
tepatnya di Prody Business English.
Hari pertama masuk kampus, saya
langsung melihat suasana yang begitu berbeda dengan sebelumnya, saya melihat
banyak mahasiswa yang berambut panjang atau biasa orang sebut “GONDRONG”, heran
dan takut adalah kesan pertama, bertanya dalam hati “ Apakah seperti ini
mahasiswa?, tidak memiliki aturan seperti dikalah SMA, Berambut panjang,
memakai sandal, memakai celana robek di bagian lutut, memakai baju kaos tak
seragam, merokok di tempat umum layaknya para masyarakat di luar sana, dan
hampir mirip para preman di pelosok pasar. Untunglah saat itu ospek telah
ditiadakan, jadi kami para mahasiswa baru agak sedikit tenang dengan para
senior yang galak dan keras dalam mengkader junior mereka dalam tanda kutip
kami para mahasiswa baru. Yang kata para senior pendahulu bahwa dalam ospek
kita biasa di didik dengan keras seperti: di injak, di pukuli, di kerjain,
disuruh jongkok dan segala jenis hukuman yang bersifat fisik dan tidak asyk deh
pokoknya.
Setiba di pelataran depan kelas
bertingkat tiga yang di beri nama DH sebagai kelas dari jurusan bahasa Inggris
di Fakultas ini, kami para mahasiswa baru disambut dengan ucapan selamat datang
dari berbagai dosen yang siap mengajar kami nanti ketika proses belajar
mengajar telah berlangsung. Berbaris membentuk shaf berjejer dengan teratur
kebelakan. Malu, agak asing dengan suasana kampus, ditambah dengan jumlah kami
yang lumayan banyak, serta melihat cara berpakaian cewe dan cowo membuat
lengkap suasana asing yang saya rasakan. Selembar kertas mulai dibagikan ke
semua mahasiswa, yang di beri nama KRS, yah belum tahu saya apa arti dari
kertas itu dan apa gunanya kami dibagikan. Polos dan lugu benar tingkah saya
dan teman. Tiba-tiba di sebelah kiri saya bertanya dan menyahut saya, “kawan
nama kamu siapa?”, “kenalkan saya chris kawan,” jawab saya. “Oh iya saya irvan,
oia asal kamu dari mana?” lanjut dia, “ saya dari Gowa kawan, kalau kamu?”,
jawab saya. “kalau saya asli Makassar kawan, senang kenalan dengan kamu”. Di
akhiri dengan senyum, dialah teman pertamaku di kampus ini.
Hari berganti hari lebih
singkatnya jam berganti jam, saya mencoba berbaur dan mempelajari segala
budaya, suasana dalam kampus yang saya temapati saat itu, mulai dari sistem
senior dan junior yang tak ada saat saya
berada di SMP dan SMA. Sehingga dihari dan ditempat itu saya menemukan berbagai
kasus, mulai dari pemukulan yang kerap terjadi yang para senior namakan
“ROPOLO”, aturannya: ketika senior berkata A, maka junior harus mengakui dan
mengikutinya, kalau tidak maka akan ada konsekwensi dan masalah yang muncul,
tak peduli salah atau benar karena kultur ini telah turun temurun berjalan dan
sudah berakar. Jadi dari kejadian itu saya mendengar sebuah pernyataan bahwa “
ketika senior berkata A, maka junior harus ikut, dalam ada pasal yang
mengatakan bahwa senior selalu benar, dan para junior harus patuh dan tunduk
atas aturan yang telah ada itu.” Kami tidak dapat melawan sebab kami takut akan
mereka-mereka yang berambut gondrong dan lebih paham akan kultur kampus, juga
dibantu dengan para senior terdahulu yang mengaminkan aturan itu.
Di hari berikut, saya berjalan
kearah bawah menuju parkiran bersiap untuk pulang, saya ditahan karena rambut
saya tidak BOTAK, “woy, rambutmu kenapa panjang?”, “iya maaf kak, nanti saya
potong besok,” jawab saya, “ oke, awas nanti saya lihat terus masih panjang
seperti itu”, sahutnya lagi. “baik kak, maaf sebelumnya.” Dalam hati, weh
bahaya ternyata, senior-senior disini galak. Hehehe. Sampai disitu, belum usai,
di parkiran saya di dapat lagi oleh senior yang lebih tua, “dek, rambutmu
kenapa panjang, saya punya ketter disini, mau saya ketter rambutmu?” sahut
sebior itu yang tidak saya tahu namanya. Saya pun langsung kaget dan takut lalu
spontan menjawab . “maaf kak, saya akan potong besok”, “ awas saya lihat besok
tidak berubah”, sahut dia, “oke kak, janji”, “ oke jalan mako,”. “Iya kak
makasih”, jawab saya dengan ekspresi rasa takut yang mendalam, hehehe.
Sampai di rumah, saya selalu
mengingat peristiwa di kampus tadi, kenpa seperti itu dan apa kepentingan yang
di cari oleh para senior yang memperlakukan adik-adiknya seperti itu?.
Sepertinya ada yang tidak beres dengan semuanya, dan akhirnya sambil memikirkan
itu mata saya pun tertutup.
Besoknya saya berjalan lagi
dengan sedikit hati-hati, di tangga lantai 2 saya bertemu senior yang menyuruh
saya mencukur rambut, dia satu level diatas saya yaitu angkatan 2010. Saat itu
matanya melotot melihat kearah saya, pembicaraan pun terhenti karena kakak
senior yang melotot learah saya, sehingga saya pun sadar bahwa pasti dia sedang
memperhatikan rambut saya. Pantas memang dia seperti itu karena diantara
teman-teman saya yang lain hanya saya yang agak panjang rambutnya sedikit, dan
juga peringatannya yang tidak saya lakukan, saya belum potong rambut. Setiba di
depannya matanya terus melotot kearah saya, sampai saya pun lewat di depannya
dengan keadaan menunduk dan sempat saya berfikir saya akan lolos karena saya
sudah lewat didepannya dan tidak kunjung di panggil-panggil. Pas ditengah perjalanan
dia langsung berlari kearah saya dan hendak mengayungkan tangannya kea rah
badan saya, dan senior yang lain pun melerai kejadian itu dan menurungkan emosi
senior yang hendak memukuli saya itu,dan segera menenkan suasana “ tenang
kawan, dek pergimiki janganki dengarki ini.” Sahut senior yang lain kepada
saya.” Dengan perasaan kaget saya pun melanjutkan perjalanan dan segera
memasuki ruangan kelasku. Geleng kepala, apa maksud dari semua ini? Jawab saya
dalam hati.
Di hari selanjutnya saya telah
cukur rambut untuk kedua kalinya, tapi saya masih mendapat teguran keras dan
ancaman dari senior yang lain, karena masih panjang katanya. Saya kemudian
cukur lagi yang ketiga kalinya dan sampai akhirnya saya botak. Saya sangat
benci dengan model rambut seperti itu karena maklum bentuk kepala saya tidak
terlalu keren untuk dipandang oleh teman-teman seangkatan, khususnya teman
kelas. Tapi alasan itu tidak membuat saya kuat untuk tidak mencukur rambut
hingga botak. Ya ampun kenapa seperti ini system yang dipertahankan dalam
sebuah instansi pendidikan, sementara ketika kita berbicara status, kita
sama-sama mahasiswa yang memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan dan
mengenyam pendidikan yang layak dan maksimal oleh para tenaga pengajar yang ada
di dalam kampus ini. dan anehnya lagi perlakuan seperti ini hampir setiap
harinya. Yah tapi kita juga harus menerima budaya yang telah ada sejak beberapa
tahun yang lalu.
Sampai di kemudian hari kultur
baru pun saya temui, yaitu para senior sering memajaki kami, memintai kami uang
dalam jumlah yang tidak sedikit dan seperti kultur yang lain, ini terjadi
setiap kali kami bertemu senior. Menyurh kami membeli kopi dengan uang kami,
menyuruh kami membeli rokok dll yang menjadi kebutuhan mereka. Kami sama sekali
tidak dihargai dan tidak di lihat dalam kampus tersebut, diperlakukan seperti
layaknya para budak yang sama sekali tidak berguna dan hanya pantas untuk di
suruh-suruh.
Dan selama satu tahun kami
diperlakukan seperti itu, sampai akhirnya semester baru pun tiba dan kami pun memiliki
adik, saya beri nama adik karena kami bukan senior yang seperti mereka lakukan
kepada kami di semester yang lalu. Kesadaran kami telah muncul karena
pengalaman telah mengajari kami bahwa kultur seperti itu tidak bagus adanya,
dan tidak layak untuk diterapkan, maksudku ketika saya tidak suka diperlakukan
seperti senior memperlakukanku dulu, artinya adik-adik saya pun tidak suka itu
dan mungkin saya tidak akan melakukan hal yang sama kepada adik saya nanti.
Lantas apa bedanya saya dengan senior yang saya anggap tidak benar. Saya hanya
berharap bahwa kejadian ini hanya saya yang meresakannya, tidak untuk balas
dendam untuk adik saya.
Kapan habisnya kultur bobrok ini,
ketika saya melanjutkannya ke adik-adik saya? Jadi mungkin pengalaman saya di
perlakukan seperti itu bisa menumbuhkan rasa prihatin yang akhirnya saya dan
teman seangkatan saya bisa memutus kultur itu.
Mungkin seperti itu setahun
cerita saya di kampus. Sampai jumpa di cerita berikutnya kawan. Hidup mahasiswa
dan hidup rakyat.
Kamis, 03 Januari 2013
KETERASINGAN
Selamat pagi
wahai mentari...
Sempai jumpa wahai malam hari...
Tuntun kami embun pagi...
Di jalan setapak yang kulalui ini...
Tuntun kami embun pagi...
Di jalan setapak yang kulalui ini...
Tertunduk kami
melihat tirani diri...
Tak lagi berkicau pertanda pagi...
Murung kami saat ini...
Melihat, menyapa lalu pergi...
Tak lagi berkicau pertanda pagi...
Murung kami saat ini...
Melihat, menyapa lalu pergi...
Ketika waktu tak
lagi disisi...
Akankah sanggup ku memelukmu lagi...
Di setiap aku berdiri...
Kau malah lari dari sini...
Ahh, baiknya aku pergi dan mengasingkan diri...
Terlelap tak peduli hari...
Biarlah malaikat datang menghampiriku disini...
Lalu pergi tak kembali...
Sampaikan salam kepada mereka...
Bahwa aku telah pergi kehadapan Ilahi...
Akankah sanggup ku memelukmu lagi...
Di setiap aku berdiri...
Kau malah lari dari sini...
Ahh, baiknya aku pergi dan mengasingkan diri...
Terlelap tak peduli hari...
Biarlah malaikat datang menghampiriku disini...
Lalu pergi tak kembali...
Sampaikan salam kepada mereka...
Bahwa aku telah pergi kehadapan Ilahi...
Jumat, 07 Desember 2012
SITY NURBAYA MASIH HIDUP
Kupegang erat
raut muka yang melebur dengan senyum.
Kupelihara selalu dan akan kutata sedemikian apik.
Sebuah persembahan untuk mereka yang ada besamaku.
Kujalani agar tak berhenti di tengah jalan.
Tiang itu sudah kokoh dan senang dengan apa yang dihadirkan.
Lantunan perasaan beriring menuju puncak kejayaan manusia.
Tak terpikir bahwa Sity Nurbaya masih ada bersama orang yang kupuja.
Meniduri dia dan menyarankan agar aku tak berharap lagi.
Salah waktu dan juga posisi yang tak seimbang.
Membuatku terasa asing dalam waktu yang lama.
Sekarang harapan direnggut budaya di hari lalu.
Mengapa Sity Nurbaya menghampirimu kasih.
Terasa sulit untuk melangkahkan kaki yang kuanggap kuat.
Kekuatan lain membuatku lemah untuk berjalan.
Telah ada sesosok orang yang disandingkan denganmu.
Bagaimana dengan aku?
Aku takut menolak ketentuan.
Sebab kuasanya Budaya telah hampir menelan aku.
Ditopang dengan orang yang melahirkankanmu telah menolak kedatanganku.
Karena sesosok itu hadir dan ingin dihadirkan untukmu, dari orang tuamu.
Dan nilah bukti bahwa sity Nurbaya masih hidup di zamanku.
Kupelihara selalu dan akan kutata sedemikian apik.
Sebuah persembahan untuk mereka yang ada besamaku.
Kujalani agar tak berhenti di tengah jalan.
Tiang itu sudah kokoh dan senang dengan apa yang dihadirkan.
Lantunan perasaan beriring menuju puncak kejayaan manusia.
Tak terpikir bahwa Sity Nurbaya masih ada bersama orang yang kupuja.
Meniduri dia dan menyarankan agar aku tak berharap lagi.
Salah waktu dan juga posisi yang tak seimbang.
Membuatku terasa asing dalam waktu yang lama.
Sekarang harapan direnggut budaya di hari lalu.
Mengapa Sity Nurbaya menghampirimu kasih.
Terasa sulit untuk melangkahkan kaki yang kuanggap kuat.
Kekuatan lain membuatku lemah untuk berjalan.
Telah ada sesosok orang yang disandingkan denganmu.
Bagaimana dengan aku?
Aku takut menolak ketentuan.
Sebab kuasanya Budaya telah hampir menelan aku.
Ditopang dengan orang yang melahirkankanmu telah menolak kedatanganku.
Karena sesosok itu hadir dan ingin dihadirkan untukmu, dari orang tuamu.
Dan nilah bukti bahwa sity Nurbaya masih hidup di zamanku.
DUNIA PENDIDIKAN BAGI SAYA
DUNIA PENDIDIKAN BAGI SAYA
Dari hadirnya sang pejuang yang
ingin merevolusi setiap sendi dalam kehidupan yang sekiranya tak lagi seperti
matahari di pagi hari. Dimana semua makhluk yang berkecimpung di dalam tempat
yang di beri nama dunia sebelum akhirat. Teman adalah sebuah wadah dan juga
bukti bahwa kita dalam lingkup sosial, yang memang sepatutnya kita dan semua
yang berkecimpung di area ini patut untuk berbagi satu sama lain.
Kepekaan di dunia ini semakin menjadi setelah perkenalan dengan sebuah dunia sekolah yang menghadirkan sebuah sensasi berbeda disetiap langkah yang berada di dalamnya. Berumur 6 tahun saya telah diperkenalkan dengan dunia Sekolah Dasar. Enam tahun saya menjalaninya dengan berbagai pertanyaan yang mengiringinya, mengapa ibu saya menyekolahkan saya? Dengan wajah dan tingkah yang masih polos kami tetap melanjutkan dan menyamankan setiap tindakan kami ketika berada di instansi tersebut. Mengapa tidak, karena di dalamnya saya diperkenalkan dengan dunia yang baru seperti bertemu dengan banyak teman sekampung dari berbagai pelosok daerah saya. Warna itu semakin menarik ketika dipadukan dengan suasana bermain yang begitu hangat, begitu menggembirakan. Tapi dibalik itu semuanya serasa belum pantas kami lakukan karena saya merasa dunia itu pantasnya saya gunakan untuk berkumpul dan bermain bersama teman guna mencari apa dan bagaimana kami sebenarnya? Mencari jati diri dan membentuk karakter lewat bermain. Tumpang tindih selama enam tahun saya menjalaninya. Mulai dari aturan yang saya benci, seperti memeriksa kuku sebelum masuk kelas, bangun pagi dan memakai seragam putih merah serta tuntutan orang tua untuk saya agar mendapatkan nilai yang bagus dan harus bersaing, dan sudah barang tentu ketika persaingan terjadi akan ada salah satu diantara kami yang tersingkir, Yah tersingkir dalam artian mereka yang berada dalam institusi tersebut lantas tidak memiliki kemampuan di jurusannya harus dikucilkan. Artinya pendidikan mengajarkan kita untuk mengucilkan orang yang berpotensi untuk bidang tertentu. Sementara pendidikan itu sendiri belum mampu menghadirkan semua jurusan yang bisa untuk dikerjakan, agar tak ada lagi yang selalu dekat dengan sindiran dikatakan bodoh. Lalu berlanjut untuk budaya setiap hari senin dimana kita harus berdiri di dalam sebuah lapangan daerah sekolah untuk katanya pengabdian kepada bangsa dan negara, yah salah satunya yaitu hormat kepada bendera, mengapa bendera harus kita hormati gitu? Bendera adalah benda mati yang harusnya dijaga bukan disembah, Dijaga dan disembah itu berbeda. Sama dengan disembah jika kita harus melakukannya setiap pekan.
Kepekaan di dunia ini semakin menjadi setelah perkenalan dengan sebuah dunia sekolah yang menghadirkan sebuah sensasi berbeda disetiap langkah yang berada di dalamnya. Berumur 6 tahun saya telah diperkenalkan dengan dunia Sekolah Dasar. Enam tahun saya menjalaninya dengan berbagai pertanyaan yang mengiringinya, mengapa ibu saya menyekolahkan saya? Dengan wajah dan tingkah yang masih polos kami tetap melanjutkan dan menyamankan setiap tindakan kami ketika berada di instansi tersebut. Mengapa tidak, karena di dalamnya saya diperkenalkan dengan dunia yang baru seperti bertemu dengan banyak teman sekampung dari berbagai pelosok daerah saya. Warna itu semakin menarik ketika dipadukan dengan suasana bermain yang begitu hangat, begitu menggembirakan. Tapi dibalik itu semuanya serasa belum pantas kami lakukan karena saya merasa dunia itu pantasnya saya gunakan untuk berkumpul dan bermain bersama teman guna mencari apa dan bagaimana kami sebenarnya? Mencari jati diri dan membentuk karakter lewat bermain. Tumpang tindih selama enam tahun saya menjalaninya. Mulai dari aturan yang saya benci, seperti memeriksa kuku sebelum masuk kelas, bangun pagi dan memakai seragam putih merah serta tuntutan orang tua untuk saya agar mendapatkan nilai yang bagus dan harus bersaing, dan sudah barang tentu ketika persaingan terjadi akan ada salah satu diantara kami yang tersingkir, Yah tersingkir dalam artian mereka yang berada dalam institusi tersebut lantas tidak memiliki kemampuan di jurusannya harus dikucilkan. Artinya pendidikan mengajarkan kita untuk mengucilkan orang yang berpotensi untuk bidang tertentu. Sementara pendidikan itu sendiri belum mampu menghadirkan semua jurusan yang bisa untuk dikerjakan, agar tak ada lagi yang selalu dekat dengan sindiran dikatakan bodoh. Lalu berlanjut untuk budaya setiap hari senin dimana kita harus berdiri di dalam sebuah lapangan daerah sekolah untuk katanya pengabdian kepada bangsa dan negara, yah salah satunya yaitu hormat kepada bendera, mengapa bendera harus kita hormati gitu? Bendera adalah benda mati yang harusnya dijaga bukan disembah, Dijaga dan disembah itu berbeda. Sama dengan disembah jika kita harus melakukannya setiap pekan.
Jika kembali ke Akar sejarah
sebuah negara, menurut saya negara hadir karena dosa di masa lampau.
Diceritakan bahwa sebelum adanya negara ada sebuah sistem kerajaan saat itu,
dimana kekuasaan selalu menjadi alat untuk bertindak sewenang-wenang kepada
kaum yang berada di bawah. Dan sebelum ada yang dinamakan kerajaan, disana
semua manusia berada dalam kedudukan yang sama, mereka sama-sama berburu dan
meramu. Berpindah-pindah tempat kesana kemari karena belum ada yang dinamakan
saling mengklaim tanah, sebelum kerajaan datang menjadikan tanah milik semua
manusia di petakan. Lalu hadirlah sang Raja yang menjadi pimpinan terbesar
dalam sebuah Kerajaan untuk mereka jadikan landasan untuk mengklaim bahwa ini
adalah tanah milik mereka. Setelah larut, ada kemudian orang yang membentuk
sebuah negara yang memiliki kekuasaan penuh dan hak kepemilikan yang luas.
Negara memiliki hampir 50% tanah khususnya di Negara kita sendiri di Indonesia,
Apakah negara masih saja dikatakan layak untuk di agung-agungkan untuk kita
jadikan sebagai alat agar kita dapat bekerja keras untuknya. Sangat tidak
logis, Negara adalah salah satu bentuk kekuatan yang sangat besar yang
berpotensi untuk mengatur semua kehidupan manusia.
Lalu
saya lanjut ke SMP dan SMA, di kedua instansi ini pun tidak jauh berbeda dan
hampir sama, dimana rutinitas di waktu SD hampir sama dengan yang ada di SMP
dan SMA. Yang berbeda dimana dalam fase ini saya menemukan sedikit ketidak
biasaan saya sewaktu di SD, dimana saya mulai tertarik terhadap lawan jenis
saya. Yah mungkin ini adalah tahap dimana saya sudah mampu tertarik kepada kaum
hawa, entah dari mana asal dari semuanya, yang jelas ini adalah sebuah anugerah
dan awal dari bagaimana saya bisa belajar dalam mencari pasangan untuk kutemani
suatu saat nanti. Lanjut lagi, di SMA saya sering bolos karena alasan saya
sangat tidak suka untuk belajar, tak tahu kenapa bisa, tapi yang jelas saya
tidak begitu nyaman dengan sistem pembelajaran yang di berikan sekolah. Jadi
masalah mulai muncul selain faktor lain seperti kenakanlan dan pengaruh
lingkungan sudah menjalar, wanita pun sudah menjadi jembatan pelengkap keduanya
tadi. Yah dalam satu minggu, terhitung hanya 1-2 hari saya memasuki ruangan
kelas untuk belajar, yah alhasil nilai saya jelek. Banyak mengulang yang
nantinya akan memperlambat saya di akhir semester. Mau diapa, semuanya sudah
terlanjur saya lakukan, jadi apapun daya saya itu sudah terlanjur.
Lalu kemudian di sebuah hari, ayah dan ibu serta kakak saya datang ke sekolah karena selembar kertas yang ditulis oleh pihak sekolah yang menyarankan orang tua dari saya agar ke sekolah berkonsultasi dengan guru BP. Kemudian, caci maki pun berdatangan, mulai dari ayah saya yang mengatakan saya anak tidak tahu diri, anak malas dan bodoh. Lalu ibu saya pun lalu berkata “anak suka berbohong kepada orang tua”. Kakak saya melanjutkan cacian itu “Kau kenapa memang bisa begini? Bodohmu itu.” Pusing dan panik mewarnai perasaan, lalu di suruhlah saya oleh kakak agar masuk kelas belajar dan tidak seperti itu lagi. Dan kemudian syarat telah saya sampaikan ke ibu agar saya bisa di belikan motor kawasaki.
Keesokon hari saya bergegas ke warung di dalam area sekolah, belum sampai guru BP memanggil “Chris sini dulu kamu”, “Iya pak” sahut saya. Lalu kaki ini pun menuju ke arah sumber suara dimana guru BP sudah menanti. “Nak kamu jangan malas-malas lagi yah” kata Guru BP , “iya pak insyaallah”. “oia katanya kamu malas karena kamu tidak dibeliin motor yang kamu suka yah?” hehehe, iya pak karena saya butuh kendaraan agar bisa rajin untuk ke sekolah”. “iya, katanya orang tua kamu : kamu akan dibelikan motor yang kamu suka, tapi kamu harus janji takkan bolos, kamu harus rajin, jika kamu bolos lagi maka motor yang akan diberikan ke padamu itu akan dijual kembali.” Ohhh, serius itu pak,?” Sahut saya dengan heran. “iya nak, kamu yang rajin yah OK? ‘iya pak, iya” sahut saya dengan muka yang begitu senang.
iya begitulah sedikit percakapan saya dalam sebuah instansi yang mnghalalkan segala cara agar apa yang tidak saya sukai itu bisa saya laksanakan, dengan menggunakan kekuasaannya mereka mampu mendapatkan yang diinginkan.
Lalu motor kawasaki pun di keluarkan orang tua saya agar saya bisa rajin dalam bersekolah, sesaat setelah itu raut muka pun begitu berseri dan bahagia karena adanya barang yang saya inginkan. Kesekolah saya dengan motor keren membuatnya menjadi pusat perhatian banyak orang, mengapa tidak di sekolah saya belum ada yang memakai motor seperti itu. Karena itu saya kemudian mengalihkan sedikit perhatian agar bagaimana saya bisa di perhitungkan di sekolah saya oleh teman-teman. Jadinya saya sedikit melupakan tujuan utama saya di sekolah, dan janji saya kepada guru dan orang tua saya.
Manejemen hidup mulai tak tertata, orang tua pun tak memberi semangat melainkan memarahi saya. Dan itu membuat saya semakin prustasi dan hilang arah, dan itu pastinya menjadi bumeran untukku sendiri agar aku melakukan sesuatu seperti mabuk-mabukan, Merokok tanpa setahu mereka, keluyuran mencari cewe di daerah lain. Yah itulah mungkin hasil dari didikan orang tua saya.
Lalu kemudian di sebuah hari, ayah dan ibu serta kakak saya datang ke sekolah karena selembar kertas yang ditulis oleh pihak sekolah yang menyarankan orang tua dari saya agar ke sekolah berkonsultasi dengan guru BP. Kemudian, caci maki pun berdatangan, mulai dari ayah saya yang mengatakan saya anak tidak tahu diri, anak malas dan bodoh. Lalu ibu saya pun lalu berkata “anak suka berbohong kepada orang tua”. Kakak saya melanjutkan cacian itu “Kau kenapa memang bisa begini? Bodohmu itu.” Pusing dan panik mewarnai perasaan, lalu di suruhlah saya oleh kakak agar masuk kelas belajar dan tidak seperti itu lagi. Dan kemudian syarat telah saya sampaikan ke ibu agar saya bisa di belikan motor kawasaki.
Keesokon hari saya bergegas ke warung di dalam area sekolah, belum sampai guru BP memanggil “Chris sini dulu kamu”, “Iya pak” sahut saya. Lalu kaki ini pun menuju ke arah sumber suara dimana guru BP sudah menanti. “Nak kamu jangan malas-malas lagi yah” kata Guru BP , “iya pak insyaallah”. “oia katanya kamu malas karena kamu tidak dibeliin motor yang kamu suka yah?” hehehe, iya pak karena saya butuh kendaraan agar bisa rajin untuk ke sekolah”. “iya, katanya orang tua kamu : kamu akan dibelikan motor yang kamu suka, tapi kamu harus janji takkan bolos, kamu harus rajin, jika kamu bolos lagi maka motor yang akan diberikan ke padamu itu akan dijual kembali.” Ohhh, serius itu pak,?” Sahut saya dengan heran. “iya nak, kamu yang rajin yah OK? ‘iya pak, iya” sahut saya dengan muka yang begitu senang.
iya begitulah sedikit percakapan saya dalam sebuah instansi yang mnghalalkan segala cara agar apa yang tidak saya sukai itu bisa saya laksanakan, dengan menggunakan kekuasaannya mereka mampu mendapatkan yang diinginkan.
Lalu motor kawasaki pun di keluarkan orang tua saya agar saya bisa rajin dalam bersekolah, sesaat setelah itu raut muka pun begitu berseri dan bahagia karena adanya barang yang saya inginkan. Kesekolah saya dengan motor keren membuatnya menjadi pusat perhatian banyak orang, mengapa tidak di sekolah saya belum ada yang memakai motor seperti itu. Karena itu saya kemudian mengalihkan sedikit perhatian agar bagaimana saya bisa di perhitungkan di sekolah saya oleh teman-teman. Jadinya saya sedikit melupakan tujuan utama saya di sekolah, dan janji saya kepada guru dan orang tua saya.
Manejemen hidup mulai tak tertata, orang tua pun tak memberi semangat melainkan memarahi saya. Dan itu membuat saya semakin prustasi dan hilang arah, dan itu pastinya menjadi bumeran untukku sendiri agar aku melakukan sesuatu seperti mabuk-mabukan, Merokok tanpa setahu mereka, keluyuran mencari cewe di daerah lain. Yah itulah mungkin hasil dari didikan orang tua saya.
Di Perguruan Tinggi, Pendidikan
saya tinjau dari segi sendi kehidupan, dimana budaya di sebuah kampus sangatlah
berbeda seketika kita berada di SD, SMP, SMA. Dimana dalam kampus itu sendiri
di pelajari sebuah budaya secara menyeluruh dan menjaganya melalui beberapa
organisasi dalam kampus dan sekreatif mungkin dijadikan sebagai budaya yang
disulap menjadi sebuah pementasan seni yang sangat amat keren. Dalam sebuah
kampus, organisasi merupakan sebuah penunjang yang sangat mendasar bagi para
mahasiswa, dimana mahasiswa di ajak dan di ajar untuk mengenali lingkungan yang
mereka tempati sekarang. Kampus tanpa organisasi itu adalah Nol besar, mengapa
tidak karena semua yang berada dalam organisasi tertentu itu bisa kita
dapatkan, mulai dari berdiskusi, menulis, olahraga, tausyah, drama, musik, tari
dll. Jadi teman-teman tinggal memilih salah satu yang ingin dijadikan penunjang
masa depannya, tapi tak menutup kemungkinan ada salah seseorang yang memilih
dua organisasi sekaligus. Kalau saya sendiri, dalam sebuah organisasi kita
diajar untuk mandiri dalam segala hal, mempelajari segala aspek kehidupan,
memperdalam wawasan dan mempersiapkan diri untuk langkah kita di masa
mendatang. Jadi saya pikir organisasi sangatlah perlu untuk kita, tapi yang
menjadi permasalahan adalah dimana para mahasiswa lebih memilih untuk tidak
ikut terlibat dalam sebuah organisasi dalam kampus karena beralasan tidak mau
ambil pusing dan takut akan merusak masa depannya dalam tanda “mereka takut tak
bisa mengatur waktu antara kuliah dan organisasi”, iya begitu tanggapan para
mahasiswa yang tidak melebur ke dalam sebuah organisasi. Jika kita pikir-pikir
betul juga, tapi kita tak boleh menjastifikasi langsung bahwa organisasi akan
berdampak buruk kepada pribadi sang mahasiswa, karena kalau saya sendiri
sebagai organisatoris merasa sedikit berwawasan sebelum kami bergabung dengan
organisasi, kami mungkin hanya akan diam melihat sesuatu yang salah terjadi di
depan kita, karena sikap acuh-acuh kita. Tapi dalam organisasi, kita dilatih
dan di asah bagaiaman kita bisa melihat dan bertindak atas apa yang terjadi dan
tidak sesuai dengan kebenaran, maka para organisatoris mungkin akan lebih
memiliki inisiatif untuk bertindak dan membenarkan semua yang salah menurutnya.
Iya pastilah setiap sesuatu memiliki positif dan negatif, dan dampak negatifnya
sendiri yaitu pada :
- Orang-orang yang berada dalam sebuah organisasi itu terkadang melupakan kuliahnya, sehingga akan lama selesai akedemiknya.
- Anak-anak organisasi terkadang terlalu cerdas sehingga mereka mampu atau ingin mencari segala sesuatu yang tidak mesti dia ketahui, seperti tuhan dll. Mereka ingin merasionalkan segala sesuatu, termasuk tuhan mereka sendiri. Dan akhirnya mereka akan berada pada jalan yang tidak diridhoi Allah SWT.
Iya sekarang saya berada dalam dunia yang di sebut pendidikan, jadi hanya inilah mungkin sedikit hasil dari beberapa tahun yang lalu hingga sekarang. Dan saya takkan berhenti untuk mencari dan meneliti serta menegur apa-apa saja yang salah dalam dunia yang kita tempati ini kawan.
HIDUP MAHASISWA, HIDUP RAKYAT!!!!
- Orang-orang yang berada dalam sebuah organisasi itu terkadang melupakan kuliahnya, sehingga akan lama selesai akedemiknya.
- Anak-anak organisasi terkadang terlalu cerdas sehingga mereka mampu atau ingin mencari segala sesuatu yang tidak mesti dia ketahui, seperti tuhan dll. Mereka ingin merasionalkan segala sesuatu, termasuk tuhan mereka sendiri. Dan akhirnya mereka akan berada pada jalan yang tidak diridhoi Allah SWT.
Iya sekarang saya berada dalam dunia yang di sebut pendidikan, jadi hanya inilah mungkin sedikit hasil dari beberapa tahun yang lalu hingga sekarang. Dan saya takkan berhenti untuk mencari dan meneliti serta menegur apa-apa saja yang salah dalam dunia yang kita tempati ini kawan.
HIDUP MAHASISWA, HIDUP RAKYAT!!!!
Jumat, 30 November 2012
SEBELUM LAHIR KITA PUN TELAH DITIMPA MASALAH
Fitrah, dimana manusia sering memperbincangkan ini. Iya
memang tidak lazim lagi di mulut kita kata fitrah ini. Dimana manusia
memberikan pengertian bahwa fitrah adalah syarat untuk umat manusia agar bisa dihidupkan,
itulah defenisi dari fitrah.
Kalau ketentuannya sendiri, kerika kita hendak dilahirkan iya disitulah kita berfitrah. Yang sanggup untuk berjanji akan menaati aturan agama islam itu akan dihidupkan, dan ketika kita tak mampu maka tidak akan di lahirkan kedunia dan langsung masuk ke surge ilahi.
Maka dari itulah mungkin masalah pertama sebelum kita lahir muncul. dan ketika kita berada di dunia, yah saat itu kita dalam keadaan menangis dan orang tua pun dengan susah payahnya melahirkan kita.
Orang tua dalam prosesnya membawa kita kemana-mana sebelum kita lahir, orang tua kita makan bukan semata-mata untuk dirinya tapi juga untuk calon buah hatinya kelak itupun jika sukses. Terlepas dari itu orang tua pun sering muntah, sakit dll.
Belum lagi jika tengah malam orang tua tak bisa tidur karena keadaan badan yang tak memento saat itu, dan juga mencari makanan seperti mangga dll. Itulah mungkin bagian kecil dari banyaknya masalah yang hadir ketika manusia hendak dihadirkan ke muka Bumi ini. Iya tak tahu pasti mungkin saja karena dalam hal ini ilmu yang di tuntunkan Al-qur’an itu sementara saya cari, dengan ini mungkin saya akan lebih dekat dengan apa yang saya cari yaitu kebenaran mutlak dari Allah SWT. Tapi di balik itu saya di perhadapkan ibarat sebuah perjalanan, keadaan memberikan saya sebuah petunjuk bahwa di jalan ini saya akan menemukan beberapa jalan yang rusak, jalan buntu juga ada di dalamnya. Namun aku berikan kau sebuah peta agar kau tak tersesat dalam mencari kebenaranku. Itulah mungkin analogi kecil kita yang hidup di Bumi Allah SWT ini.
Jadi kita lahir diberi sebuah masalah agar kita mampu untuk memecahkannya dan memecahkannya lagi hingga akhirnya akan bosan dengan kita dan kembalilah kita dengan membawa keberanian di temani dengan kebenaran yang membanggakan.
Wassslam.
Kalau ketentuannya sendiri, kerika kita hendak dilahirkan iya disitulah kita berfitrah. Yang sanggup untuk berjanji akan menaati aturan agama islam itu akan dihidupkan, dan ketika kita tak mampu maka tidak akan di lahirkan kedunia dan langsung masuk ke surge ilahi.
Maka dari itulah mungkin masalah pertama sebelum kita lahir muncul. dan ketika kita berada di dunia, yah saat itu kita dalam keadaan menangis dan orang tua pun dengan susah payahnya melahirkan kita.
Orang tua dalam prosesnya membawa kita kemana-mana sebelum kita lahir, orang tua kita makan bukan semata-mata untuk dirinya tapi juga untuk calon buah hatinya kelak itupun jika sukses. Terlepas dari itu orang tua pun sering muntah, sakit dll.
Belum lagi jika tengah malam orang tua tak bisa tidur karena keadaan badan yang tak memento saat itu, dan juga mencari makanan seperti mangga dll. Itulah mungkin bagian kecil dari banyaknya masalah yang hadir ketika manusia hendak dihadirkan ke muka Bumi ini. Iya tak tahu pasti mungkin saja karena dalam hal ini ilmu yang di tuntunkan Al-qur’an itu sementara saya cari, dengan ini mungkin saya akan lebih dekat dengan apa yang saya cari yaitu kebenaran mutlak dari Allah SWT. Tapi di balik itu saya di perhadapkan ibarat sebuah perjalanan, keadaan memberikan saya sebuah petunjuk bahwa di jalan ini saya akan menemukan beberapa jalan yang rusak, jalan buntu juga ada di dalamnya. Namun aku berikan kau sebuah peta agar kau tak tersesat dalam mencari kebenaranku. Itulah mungkin analogi kecil kita yang hidup di Bumi Allah SWT ini.
Jadi kita lahir diberi sebuah masalah agar kita mampu untuk memecahkannya dan memecahkannya lagi hingga akhirnya akan bosan dengan kita dan kembalilah kita dengan membawa keberanian di temani dengan kebenaran yang membanggakan.
Wassslam.
Langganan:
Postingan (Atom)
Mengenai Saya
Popular Posts
-
Kau tau paling riolo kucini riwattungku nia rilino… Angngajaria accini allo… Annyapa pa’mae anjo nusareanga… Tikammami pa’balasa...
-
Selamat datang di era Reformasi, Terkhusus untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, hadir sebagai salah satu negara demokrasi di...
-
KARYA TULIS ILMIAH A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah. Karya tulis ilmiah adalah hasil penelitian, hasil evaluasi ...
-
Anda pernah menerima kritik? Saya kira ini lazim dalam hidup dimana hampir setiap manusia pernah mengalaminya dan manusiawi sekali. Dimana ...
-
Selain lezat untuk dicampur sebagai bahan makanan, keberadaan jamur rupanya juga dapat memberikan fungsi lain, yakni sebagai bahan...
-
Tidak setuju, mungkin iya, tapi inilah fakta... Statusku memang abstrak tapi harapan ingin jadi realita... Tak ingin jadi m...
-
Kita adalah makhluk sosial yang terlahir dalam keadaan keramaian atau bermasyarakat, langkah demi langkah kita lalui dalam keadaan dile...
-
-RUTIN MENANGIS Mereka tak hanya sekadar sedang menggelar sandiwara, pula malas mencari meskipun itu tentang dirinya sendiri. Jangan hara...
-
MENCIPTA ITU MUDAH TAPI YANG DIKENANG ITU APA? Sementara itu dalam kasus seperti diatas, mungkin saya tidak terlalu cerewet dalam men...
-
Perihal April yang telanjang, dan tak punya waktu berbasa-basi.! Assalamu Alaikum. Izin Tuhan, Jika Seno Gumira Ajidarma dengan puisiny...
Labels
- Cinta dan kehidupan (12)
- Culture (11)
- history (20)
- HUMANITY (5)
- Inspirasi kehidupan (33)
- Kesehatan (1)
- Kopi Dan Kehidupan (37)
- Kopi dan Masa Depan (37)
- Pendidikan (38)
- puisi (17)
- sastra (40)
- Song (3)
- Style and religion (20)
- Tips (1)