Minggu, 29 April 2012

Tak terkesan

  Mungkin saat itu aku khilaf...
  Karna dirimu yang tak pernah sadar...
  Tiada pernah ada kabar angin....
  Yang melengkapi kebahagiaanku ini...

Dan akankah aku menepi...
Di Janji yang aku buat sendiri...
Karna tiada sebuah balasan berupa harapan darimu...
Saat itu aku menunggu... 
Sampai sekarang pun aku akan menunggu...

  Aku siap untuk berlutut...
  Karena aku sayang...
  Walau kau tak pernah paham...
  Sejak dulu aku menunggu...
  Sampai sekarang aku memohon berlutut untukmu...

Jangan pernah kau siakan aku...
Walau terkadang kita tak sejalan...
Cobalah beri alasanmu...

Yang bisa buatku mengerti...
Karena aku takkan berhenti berharap...


  

Jalan Kaki sebagai budaya asli Indonesia


Jalan kaki adalah proses melangkahkan kaki dari sutu tempat ke tempat lain dengan subjeknya yaitu kaki. Jalan kaki merupakan salah satu budaya kearifan lokal yang berasal dari indonesia yang seakan mulai menurun peminatnya karena kebutuhan manusia yang mulai berubah. Umumnya sekarang di indonesia mulai berganti tenaga dari tenaga manusia ke tenaga Mesin, contohnya motor dan mobil.

Dengan realita sekarang budaya jalan kaki mulai menurun disebabkan karena moderenisasi budaya yang mulai berpengaruh sangat mendalam di Indonesia. Oleh karena itu kita sebagai salah satu pemerhati budaya sepantasnyalah membangkitkan kembali budaya yang sehat ini.


Dari segi kesehatan jalan kaki mempunyai fungsi seperti :


- Menghindarkan dari diabetes tipe 2. Program pencegahan diabetes memperlihatkan, jalan kaki 150 menit per minggu akan mengurangi 7 persen berat badan Anda atau sekitar 7 kg. Lebih penting lagi mampu menurunkan penyakit diabetes hingga 58 persen.
- Memperkuat jantung pria. Dalam sebuah penelitian, tingkat kematian pada pria pensiun yang berjalan kaki kurang dari 1 mil per hari dua kali lebih banyak dibanding mereka yang  menempuh jarak 2 mil per hari.
- Memperkuat jantung wanita. Studi yang dilakukan pada 72.488 wanita memperlihatkan, jalan kaki 3 jam per minggu akan mengurangi risiko terkena serangan jantung atau jenis penyakit jantung lain.
- Baik untuk otak. Dalam studi tentang jalan kaki ditemukan, wanita yang berjalan 1,5 jam per minggu memiliki fungsi kerja organ kepala yang lebih baik daripada mereka yang hanya berjalan 40 menit per minggu.
- Baik untuk tulang. Riset memperlihatkan bahwa wanita menopause yang berjalan kurang lebih 1 mil per hari memiliki kepadatan tulang lebih baik daripada mereka yang  sedikit berjalan kaki, dan jalan kaki sangat efektif untuk menurunkan kehilangan massa tulang di bagian kaki.
- Mengurangi gejala depresi. Jalan kaki selama 30 menit, 3-5 kali per minggu selama 12 minggu, mengurangi gejala depresi.
- Mengurangi risiko kanker payudara dan kolon. Wanita yang berjalan secara rutin 65 menit hinga 135 menit per minggu bisa mengurangi risiko terkena kanker payudara dan kolon hingga 18 persen dibandingkan wanita yang tidak aktif. Studi memperlihatkan, olahraga dapat mencegah kanker kolon. Untuk orang yang telah terkena kedua kanker, olahraga mampu meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi angka kematian.
- Meningkatkan kebugaran. Jalan kaki 3 kali per minggu selama 30 menit dapat meningkatkan kebugaran dan sistem pernapasan secara signifikan.
- Jalan kaki singkat pun meningkatkan kebugaran. Studi yang dilakukan pada pejalan kaki wanita memperlihatkan, jalan kaki singkat sekitar 10 menit per hari pun punya efek buat kesehatan. Hasilnya akan terlihat pada peningkatan kebugaran dan pengurangan lemak di tubuh, kalau dilakukan hingga 30 menit per hari.
- Meningkatkan fungsi fisik. Riset memperlihatkan, jalan kaki bisa meningkatkan kebugaran dan fungsi kerja tubuh serta melindungi tubuh dari penyakit degeneratif pada orang lanjut usia.orang lanjut usia.




                                                          My Name Is Chris
Jalan kaki sering dianggap sepele dan dikucilkan karena di anggap sebagai kaum bawahan yang tak mempunyai kendaraan, Dari sinilah kita tahu bahwa ada sebuah kebodohan yang saat ini dipelihara di indonesia, dia akan mengucilkan kaum pejalan kai, dan sekaligus memakai kendaraan sbagai contoh bahwa dia munafik hanya karena reputasi dan gengsi yang dijaga.

Pesan dan kesan dari saya : " Jangan miqi malu cika'karena pelajaran paling berharga itu bisa kita dapat dari sebuah kesederhanaan, Dan marilah kita sama-sa,ma menjaga budaya jalan kaki ini untuk sebuah perubahan yang beangkat dari sebuah kesederhanaan yang bersifat sehat dari luar ataupun dalam."

Ujung Pandang Menjadi Makassar

Ujungpandang, Tinggal Kenangan

Nama Ujungpandang sebagai sebuah icon di kawasan timur tidak dapat dikesampingkan eksistensinya, karena nama Ujungpandang juga mempunyai sejarah. Lebih kurang 40 tahun nama tersebut dipakai sebagai simbol tepatnya dari tahun 1966-2000.

Nama Ujungpandang sendiri adalah nama sebuah kampung dalam wilayah Kota Makassar. Bermula di dekat benteng Ujung Pandang sekarang ini, membujurlah suatu tanjung yang ditumbuhi rumpun-rumpun pandan. Sekarang Tanjung ini tidak ada lagi. Nama Ujung Pandang mulai dikenal pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-X, Tunipalangga yang pada tahun 1545 mendirikan benteng Ujung Pandang sebagai kelengkapan benteng-benteng kerajaan Gowa yang sudah ada sebelumnya, antara lain Barombong, Somba Opu, Panakukang dan benteng-benteng kecil lainnya.

Setelah bagian luar benteng selesai, didirikanlah bangunan khas Gowa didalamnya yang terbuat dari kayu. Sementara di sekitar benteng terbentuk kampung yang semakin lama semakin ramai. Disanalah kampung Jourpandan (Juppandang). Sedangkan Benteng  dijadikan sebagai kota kecil di tepi pantai Losari.

Beberapa tahun kemudian benteng Ujung Pandang jatuh ke tangan Belanda, usai perang Makassar, dengan disetujuinya i Perjanjian Bungaya tahun 1667, benteng itu diserahkan. Kemudian Speelmen merubah namanya menjadi Fort Rotterdam. Bangunan-bangunan bermotif Gowa di Fort Rotterdam perlahan-lahan diganti dengan bangunan gaya barat seperti yang dapat kita saksikan  sekarang.

Ihwal nama Kota Makassar berubah menjadi Ujung Pandang terjadi pada tanggal 31 Agustus 1971, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 1971. tatkala itu Kota Makassar  dimekarkan dari 21 kilometer persegi menjadi 115,87 Kilometer persegi, terdiri dari 11 wilayah kecamatan dan 62 lingkungan dengan penduduk sekitar 700 ribu jiwa. Pemekaran ini mengadopsi sebagian dari wilayah tiga kabupaten yakni Kabupaten Maros, Gowa dan Pangkajene Kepulauan. Sebagai “kompensasinya” nama Makassar diubah menjadi Ujung Pandang.

Tentang kejadian bersejarah tersebut, Walikota Makassar H.M.Daeng Patompo (alm) berkilah “terpaksa” menyetujui perubahan, demi perluasan wilayah kota. Sebab Bupati Gowa Kolonel K.S. Mas’ud dan Bupati Maros Kolonel H.M. Kasim DM menentang keras pemekaran tersebut. Untunglah pertentangan itu dapat diredam setelah Pangkowilhan III Letjen TNI Kemal Idris menjadi penengah, Walhasil Kedua Bupati daerah tersebut, mau menyerahkan sebagian wilayahnya asalkan nama Makassar diganti.

Sejak awal proses perubahan nama Makassar menjadi Ujung Pandang, telah mendapat protes dari kalangan masyarakat. Tertama kalangan budayawan, seniman, sejarawan, pemerhati hukum dan  pebisinis. Bahkan ketika itu sempat didekalarasikan Petisi Makassar oleh Prof.Dr.Andi Zainal Abidin Farid SH, Prof.Dr.Mattulada dan Drs.H.D.Mangemba, dari deklarasi petisi Makassar inilah polemik tentang nama terus mengalir dalam bentuk seminar, lokakarya dan sebagainya.

Beberapa seminar yang membahas tentang polemik penggantian nama Makassar antara lain:

-          Seminar Makassar yang dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 1981 di Hotel Raodah, diselenggarakan oleh SOKSI Sulsel.

-          Diskusi panel Makassar Bersinar diselenggarakan 10 Nopember 1991 di gedung Harian Pedoman Rakyat lantai III. “Seminar Penelusuran Hari Lahirnya Makassar”, 21 Agustus 1995 di Makassar Golden Hotel.

Namun Pemerintah Daerah maupun DPRD setempat, tidak juga tergugah untuk mengembalikan nama Makassar pada ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Nasib kota “Daeng” ini nyaris tak menentu, hingga akhirnya dipenghujung masa jabatan Presiden BJ Habibie, nama Makassar dikembalikan, justru tanpa melalui proses yang berbelit.

Dalam konsideran Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 1999, diantaranya menyebutkan bahwa perubahan itu wujud keinginan masyarakat Ujung Pandang dengan mendapat dukungan DPRD Ujung Pandang dan perubahan ini sejalan dengan pasal 5 ayat (3) Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1999, bahwa perubahan nama daerah, ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Seiring perubahan dan pengembalian nama Makassar, maka nama Ujungpandang kini tinggal kenangan dan selanjutnya semua elemen masyarakat kota mulai dari para budayawan,  pemerintah  serta masyarakat kemudian mengadakan penelurusan dan pengkajian sejarah Makassar, Hasilnya Pemerintah Daerah Nomor 1 Tahun 2000, menetapkan Hari jadi Kota Makassar, tanggal 9 Nopember 1607. Dan untuk pertama kali  Hari Jadi Kota Makassar ke 393, diperingati pada tanggal 9 November 2000.

"Siri' na Pacce" sebagai Testimoni Sejarah Budaya Makassar

    Budaya Siri' Na Pacce merupakan salah satu falsafah budaya Masyarakat Bugis-Makassar yang harus dijunjung tinggi. Apabila siri' na pacce tidak dimiliki seseorang, maka orang tersebut dapat melebihi tingkah laku binatang, sebab tidak memiliki rasa malu, harga diri, dan kepedulian sosial. Mereka juga hanya ingin menang sendiri dan memperturutkan hawa nafsunya. Istilah siri' na pacce sebagai sistem nilai budaya sangat abstrak dan sulit untuk didefenisikan karena siri' na pacce hanya bisa dirasakan oleh penganut budaya itu. Bagi masyarakat Bugis-Makassar, siri' mengajarkan moralitas kesusilaan yang berupa anjuran, larangan, hak dan kewajiban yang mendominasi tindakan manusia untuk menjaga dan mempertahankan diri dan kehormatannya. Siri' adalah rasa malu yang terurai dalam dimensi-dimensi harkat dan martabat manusia, siri' adalah sesuatu yang 'tabu' bagi masyarakat Bugis-Makassar dalam berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan, pacce mengajarkan rasa kesetiakawanan dan kepedulian sosial tanpa mementingkan diri sendiri dan golongan inil adalah salah satu konsep yang membuat suku Bugis-Makassar mampu bertahan dan disegani diperantauan, pacce merupakan sifat belas kasih dan perasaan menanggung beban dan penderitaan orang lain, kalau istilah dalam bahasa Indonesia "Ringan sama dijinjing berat sama dipikul"
Dari aspek ontologi (wujud) budaya siri' na pacce mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan pandangan islam dalam kerangka spiritualitas, dimana kekuatan jiwa dapat teraktualkan melalui penaklukan jiwa atas tubuh. Inti budaya siri' na pacce mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat Bugis-Makassar, karena siri' na pacce merupakan jati diri dari orang-orang Bugis-Makassar. Dengan adanya falsafah dan ideologi siri' na pacce maka keterikatan antar sesama dan kesetiakawanan menjadi lebih kuat, baik dengan sesama suku maupun dengan suku yang lain. Konsep siri' na pacce bukan hanya dianut oleh kedua suku ini (Bugis dan Makassar), tetapi juga dianut oleh suku-suku lain yang mendiami daratan Sulawesi seperti, suku Mandar dan Tator, hanya kosakata dan penyebutannya saja yang berbeda, tetapi falsafah ideologinya memilikii kesamaan dalam berinteraksi dengan sesama.
Berdasarkan jenisnya siri' terbagi atas 2 yaitu:
  1. Siri' Nipakasiri'
    Siri' Nipakasiri' terjadi apabila seseorang dihina atau diperlakukan diluar batas kewajaran. Maka ia atau keluarganya harus menegakkan siri'nya untuk mengembalikan kehormatan yang telah dirampas, jika tidak ia akan disebut "mate siri" atau mati harkat dan  martabatnya sebagai manusia. Bagi orang Bugis dan Makassar, tidak ada tujuan atau alasan hidup yang lebih tinggi dari pada menjaga siri'nya, mereka lebih senang mati dari pada hidup tanpa siri'. Mati karena mempertahankan siri' disebut "mate nigollai..mate nisantangngi" yang berarti mati secara terhormat untuk mempertahankan harga diri.
  2. Siri' Masiri'
    Siri' masiri' yaitu pandangan hidup yang bermaksud untuk mempertahankan, meningkatkan atau mencapai suatu prestasi yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan sekuat tenaga dengan mengerahkan segala daya upaya demi siri' itu sendiri. Seperti sebuah penggalan syair sinrili' "Takunjunga' bangung turu'.. Nakugunciri' gulingku.. Kuallengi Tallanga Natoalia" yang berarti "Layarku telah kukembangkang.. kemudiku telah kupasang.. aku memilih tenggelam dari pada melangkah surut". Semboyan tersebut melambangkan betapa masyarakat Bugis-Makassar memiliki tekad dan keberanian yang tinggi dalam mengarungi kehidupan ini.
Beradasarkan nilai-nilai yang terkandung budaya siri' na pacce terbagi atas 3 yaitu:
  1. Nilai Filosofis.
    Nilai Filosofis siri' na pacce adalah gambaran dari pandangan hidup orang-orang Bugis dan Makassar mengenai berbagai persoalan kehidupan yang meliputi watak orang Bugis Makassar yang reaktif, militan, optimis, konsisten, loyal, pemberani dan konstruktif.
  2. Nilai Etis.
    Pada nilai-nilai etis siri' na pacce terdapat nilai-nilai yang meliputi: teguh pendirian, setia, tahu diri, jujur, bijak, rendah hati, sopan, cinta dan empati.
  3. Nilai Estetis
    Nilai estetis dari siri' na pacce meliputi nilai estetis dalam non insani yang terdiri atas benda alam tak bernyawa, benda alam nabati, dan benda alam hewani
Budaya siri' na pacce adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh bangsa ini, untuk menjadi sebuah bangsa yang besar. Untuk itu diperlukan sosok-sosok muda yang memiliki jiwa dan karakter yang mapan karena pemuda adalah calon pemimpin dan pemiliki bangsa ini. Mereka harus memiliki siri' na pacce dalam diri mereka, dengan adanya budaya siri' na pacce anak pemuda bangsa ini akan menjadi lebih peka terhadap segala macam persoalan yang sedang melanda bangsa ini.


Seorang pemimpin yang memiliki budaya siri' na pacce dalam dirinya akan menjadi seorang pemimpin yang memiliki keberanian serta ketegasan, namun tetap bijaksana dalam memimpin. Seorang pemimpin yang memegang prinsip ini akan membawa bangsa ini menuju kearah yang lebih baik, karena mereka memiliki rasa peka terhadap lingkungan, mampu mendengarkan aspirasi-aspirasi orang-orang yang mereka pimpin karena itu sejalan dengan konsep negara kita yaitu Demokrasi.

Jumat, 27 April 2012

Perilaku Organisasi

   Perkataan organisasi sering kita kaitkan dengan Departemen Pemerintahan, Pemerintahan daerah, Perusahaan Negara, Perusahaan Swasta, Rukun warga, Rukun tetangga, Partai Politik Dll.
Memang betul semuanya itu adalah sebuah organisasi, tapi didalam pembahasan saya kali ini yang dimaksud dengan organisasi sialah setiap bentuk kerjasama antara manusia yang terikat oleh suatu ketentuan yang bermaksud untuk mencapai tujuan bersama.

   Organisasi adalah sebuah perkumpulan yang lebih dari satu orang, yang mempunyai sebuah tujuan bersama yang ingin di wujudkannya. Didalam sebuah organisasi ada satu orang yang menjadi penanggung jawab untuk mengkordinir anggotanya dalam skala aktifitas dan fasilitasnya.
Organisasi haruslah mempunyai struktur untuk membentuk aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang ingin dia lakukan untuk mencapai tujuan mereka itu.

    PERILAKU ORGANISASI


    Sebagai suatu bidang study, perilaku organisasi mencakup semua aspek yang berhubungan dengan tindakan manusia yang tergabung dalam sebuah organisasi atau kelompok kerja sama, seperti pengaruh pengaruh organisasi terhadap manusia dan jga sebaliknya : Pengaruh manusia itu sendiri terhadap organisasi. Namun demikian, pembahsan  akan lebih ditekankan pada bagaimana perilaku manusia akan mempengaruhi efisiensi dan efektifitas suatu organisasi.
    
    Secara sederhana, dalam mengetahui perilaku organisasi tercakup 4 unsur utama, yaitu :

1. Aspek psikologis tindakan manusia itu sendiri, sebagai hasil study psikologi.
2. Adanya bagian lain yang diakui cukup relevan bagi usaha mempelajari tindakan manusia dalam organisasi, Uang adalah salah satu faktor yang kita pertimbangkan mengapa seorang memasuki suatu organisasi.
Oleh sebab itu, Ilmu ekonomi juga perlu untuk dipelajari untuk bagaimana kita mengatur dan membaurkan diri di sebuah organisasi.
3. Perilaku organisasi sebagai sebuah disiplin, mengakui bahwa individu dipengaruhi oleh bagaimana organisasi di atur oleh siapa yang mengawasi mereka.
Oleh karena itu, struktur organisasi memegang peranan sentral dalam membahas perilaku organisasi.
4. Walaupun didasari akan adanya keunikan masing-masing individu, perilaku organisasi lebih banyak menekankanpada tuntunan maneger bagi tercapainya tujuan organisasi secara keseluruhan.
Jadi secara umum, selalu di usahakan agar usaha masing-masing individu selaras dengan tujuan organisasi.

    Dari uraian tersebut diatas, dapat disimpulakn beberapa hal yang sangat penting untuk diperhatikan sebagai bahan pelajaran.
Pertama, perilaku organisasi adalah suatu bidang yang interdisiplinr dan memanfaatkan hasil dari cabang ilmu yang lain.
Kedua, walaupun mendapat sumbangan dari ilmu lain, bidang ilmu, tetap dapat berdiri sendiri, karena pusat perhatiannya pada perilaku manusia dalam berorganisasi.
Ketiga, Perilaku organisasi memberikan arah dan petunjuk bagi pencapaian tujuan organisasi dengan yang lebih baik.
Hal ini berbeda dengan psikolog dan sosiolog yang 'hanya' memberi bantuan untuk mengertidan menguraikan tindakan seseorang atau kelompok,sedangkan perilaku organisasi bersifat penerapan.
Dengan kata lain, Perilaku organisasi berhubungan dengan pemamfaatan penegetahuan bagi pencapaian tujuanorganisasi sebagaimana yang diharapkan.

Eksistensi Bahasa Indonesia di tengah Ancaman Pembauran Bahasa

 
Bahasa merupakan salah satu identitas permanent bagi suatu negara. and than !
  
 Bahasa indonesia mungkin masih sering kita gunakan di masa sekarang, sebagai sebuah penyambung kalimat untuk mempersatukan kita sebagai warga negara Indonesia.

Tapi dibalik itu sekarang bahasa kita itu sudah mulai mengalami penurunan eksistensi dan minat masyarakat indonesia dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik karena sudah banyak bahasa yang mulai masuk dan memberikan sebuah lingkungan yang baru untuk sebuah perubahan dalam bidang ketata bahasaan, Mulai dari Bahasa-bahasa asing maupun bahasa lokal kita yang dibawah dari kampung dengan alasan ingin mempromosikan bahasa mereka untuk kemudian menyalah gunakan sebuah bahasa dengan cara mencampur-campurkan bahasa mereka dengan bahasa indonesia sehingga tidak sesuai dengan EYD.

    Sekarang kita lihat saja musik-musik asli dari Indonesia, sudah mulai mempertontonkan keburukannya dengan menggunakan bahasa-bahasa dari luar untuk digunakan dalam Skrip lagunya untuk mereka nyanyikan.
secara tdak langsung mereka sudah menyalahi aturan dengan mencampurkan bahasa mereka dengan bahasa Inggris misalnya, bisakah kita campur baurkan bahasa kita dalam bidang musik yang realitanya disegani dan di nikmati banyak orang di Indonesia dan sudah jelas di Analisis oleh banyak orang di penjuru Indonesia.
Bahasa indonesia yang di adu dengan bahasa korea, misalnya di Boyband, karena mereka terobsesi dengan pengaruh budaya korea maka dari itu dia segan untuk melakukan hal seperti itu.

Di kampus saya saja misalnya, cocoklah kita pilih Bahasa Inggris, tapi tidak sepantasnyalah kita mengaplikasikan itu dengan mengumbar bahasa dari luar itu. Kita seharusnya sedik berbanggalah dan juga harusnya kita yang mempromosikan bahasa kita itu agar bisa digunakan di luar sana (luar negeri).
  1. Pertama : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
  2. Kedoea   : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
  3. Ketiga      : Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

dari teks Sumpah pemuda diatas dicantumkan pada point ke3 : anda mungkin sudah mengerti apa makna dari point ke tiga ini, mohon kita pertimbangkan kalau boleh sedikitlah, kalau tidak bisa banyak. Karena saya menulis artikel ini atas dasar keprihatinan saya akan bahasa asli kita Bahasa kesatuan kita, yang mulai terkikis secara sedikit- demi sedikit.

Yah ampun bagaimana nanti 10 tahun kedepan ?

Pengaruh dari budaya-budaya luar dan juga pengaruh modernisasi yang menjadi dalng dari semua ini, dan kita sebagai pemuda sepatutnyalah mencegah ini dan membangkitkan kembali bahasa kesatuan kita dengan eksistensinya !

Tidak kata Down untuk jati diri Kita !