Minggu, 23 Desember 2012

KEPALAN TANGAN PARA SENIOR

                                       
                                                     KEPALAN TANGAN PARA SENIOR
                                                         Cerpen budaya kampus kami
Kata utama kami mungkin adalah takut dan tak bisa berbicara menghadapi penguasa-penguasa kecil yang nantinya akan jadi patokan perilaku dari kami-kami para pendatang baru di kampus tersebut. Sebuah ketentuan telah mengungkung dan mempersempit langkah kami untuk melihat mentari dengan lepas. Ribuan kilo meter kami saat ini, dibanding mereka yang sudah dekat dengan sebuah tujuan. Dia adalah mereka yang sudah terlebih dahulu tiba dari tempat kami sekarang, yaitu di sebuah instansi pendidikan yang dinamakan Universitas atau kampus yang dimana mahasiswa bertempat, dua kata yang begitu sakral, dan tanggung jawab yang harus di emban bagi kami untuk mengabdikan diri kepada masyarakat di lingkungan kami. Yaitu Maha dan siswa, dimana maha diartikan sebagai Basar, dan siswa sendiri berarti orang yang sedang belajar dalam sebuah sekolah, jadi bila disatukan artinya mereka yang berada dalam sebuah sekolah yang dikatakan besar (orang yang sedikit tahu dibanding para siswa atau siswi yang berada di SD, SMP dan SMA).
Jenjang ini merupakan tahapan atau bagian dari sebuah wujud pendidikan yang telah diatur sedemikian rupa oleh para penguasa di Negeri ini. Di sebuah kampus, kita harus mematuhi segala aturan yang ada, dan Birokrasi kampus adalah tokoh utama dalam pembuatan aturan itu sendiri, namun yang perlu kita ketahui bahwa dalam sebuah kampus pasti memiliki ciri atau kebiasaan yang sudah melakat dan susah untuk kita rubah dan hindari. Sebagai contoh dimana sebelum kita mulai belajar atau mengikuti semester yang berjalan secara aktif, kita harus mengikuti Ospek atau pelana yang lebih spesifiknya yaitu pengenalan akan budaya kampus yang akan kita tempati menuntut ilmu yang sudah disepakati oleh para birokrasi kampus dan mahasiswa yang akan mengambil bagian sebagai pengurus dari ospek tersebut, Nah yang perlu kita ketahui juga bahwa dalam ospek itu sendiri sependek pengetahuan saya, dimana kita wajib memetuhi aturan-aturan yang telah dibuat oleh para pendahulu kita atau singkatnya senior kita, yang sudah menjadi perintah dari atasan mereka yaitu birokrasi kampus. Contoh kecil dari aturan yang disediakan yaitu: Pertama, kita harus memakai baju yang unik dan seragam yang sama dengan mahasiswa yang lain, memakai kos yang berbeda warna, memotong rambut sampai plontos, menggunakan papan nama yang dibuat dari dos, pita-pita sebagai kalung agar lebih bobrok dilihat, dan yang tak perlu kita lupakan yaitu di dalamnya kerap terjadi kekerasan atau kontak fisik yang dilakukan oleh para senior untuk mereka para junior yang katanya melawan atau tidak taat aturan. Jadi kemudian timbul sebuah pertanyaan bagi kami yang pernah mengalami itu, apakah semuanya akan membawa dampak yang lebih positif bagi orang yang diospek itu? Tidakkah mereka yang pernah mengalami itu akan menerapkannnya lagi dan lagi bagi junior mereka nantinya, pastilah seperti itu jika tidak muncul sebuah kesadaran bagi mereka yang pernah merasa tertindas. Jadi apakah kampus itu mendidik kita agar dapat berbalas dendam dan menindas orang lain? Pukul dan pukul lagi, hal inilah yang sudah menjadi kebiasaan buruk bagi budaya yang sedang kami jalani, ketika kita tidak menurut atau tidak bergaul dengan para senior pendahulu kita, jadi artinya mereka punya hak untuk memukul kita? Berbicara logis tentunya tidak logis sekali kawan, inikah calon yang dikatakan kaum penerus bangsa yang akan berbakti kepada negara? Inikah calon para intelektual yang dikatakan besar? Inikah mereka yang dibanggakan masyarakat? Bukan.
Lanjut mungkin saya akan arahkan menuju bagaimana otoriter senior dalam kampus, ketika kita dilihat berjalan dalam keadaan membungkuk lantas tak singgah itu katanya kurang ajar, dan harus dipukuli oleh senior? Atau paling tidak kita disuruh untuk membeli kopi atau rokok untuk mereka, teruslah seperti itu agar kami paham akan bagaimana komersialisasi pendidikan dan budaya negatif yang sudah berakar dewasa ini, di kampus kami.
Lanjut dari itu, pada sebuah hari, kemudian saya dan teman-teman seangkatan saya berinisiatif untuk membuat sebuah terobosan agar kesemuanya ini dapat kita hialangkan atau setidaknya dimengerti bahwa ini adalah budaya yang tak sehat dan tak pantas ada dan harus dihilangkan. Saya dan teman saya Akbardari jurusan Bahasa Indonesia, juga Adhy, dan saya dari Bahasa Inggris, iseng-iseng membentuk sebuah gerakan yang saya beri nama GAS atau Gerakan Anti Senioritas, kenapa kami kemudian berinisiatif atas ini, itu karena kegerangan dari kawan-kawan seangkatan saya atas apa yang terjadi dikampus. Kalau Gerakan ini sendiri mengatakan bahwa kami tidak punya senior melainkan Kakak, karena semua ini adalah dua hal yang sangat beda, dimana kalau senior mereka seperti seorang polisi yang katanya mengayomi dan melindungi juniornya, tapi dalam realitanya mereka hanya mengungkung kita dan mempersempit gerakan kita untuk maju, juga mereka hanya bisa memajaki kami para junior bahkan tidak segang untuk memukuli kami yang tak taat terhadap aturan yang jelas-jelas salah. Sementara jika kakak itu artinya mereka seperti seorang saudara yang lebih tua dan mengajari kita agar tidak jatuh kepada sebuah lubang, melindungi kita serta menjaga kita sebagai adiknya. Seperti itu mungkin gambaran dari gerakan kami ini.
Dalam sebuah proses kami untuk mensosialisasikan gerakan ini, kami sempat teledor dan menuai banyak perlawanan dari para senior-senior kampus yang tak setuju dengan garakan ini, meraka kemudian mendatangi saudara seangkatan saya di sebuah sekret organisasi saya yaitu eLTIM atau Lintas Transformasi Intelektual Mahasiswa, Mereka adalah salah satu senior yang ada di Bahasa Indonesia, mereka datang dengan gerombolan motor yang tidak sedikit dan saat itu saya sedang tidak berada ditempat, dan salah satu teman saya yaitu Adhy berada sendiri di tempat yang didatangi oleh senior-senior tersebut. Yah tiada lain pasti dia mempersoalkan masalah Gerakan kami ini, mereka mengatakan bahwa gerakan ini adalah gerakan yang tidak baiklah, tidak cocok dan salah. Tak lama setelah mereka datang Adhy teman saya Mengirimi saya pesan singkat, we dimanako? Ada datangika senior kesiniko dulu tapi jangan tanya kak Afdal(ketua dari organisasi eLTIM) yang merupakan salah satu senior yang kami segani dan sudah seperti kakak kami sendiri karena tidak seperti senior pada umumnya, tak lupa juga dia mengirim pesan ke Akbar untuk datang ketempat, jadi sayapun beralasan dengan kak Afdal akan keluar mengambil kabel data yang ketinggalan di Sekret, tanpa mengatakan yang sebenarnya sesuai dengan apa yang menjadi isi pesan singkat teman saya, sayapun dengan tergesa-gesa datang langsung ketempat, dan seampainya saya melihat banyak kendaraan dan saya masuk mendengar cerita mereka para senior, terdengar suara dari salah satu senior “weh kau itu orang Bone dek, kenapa na begitu caramu? Salah besarko,” Adhy menyahut “ kak justru karena orang Boneka itumi na beginika, tidak mauka liatki teman-temanku jadi korban dari sistem yang kakak terapkan,” lanjut senior “ dek, salah caramu,” adhy lalu bertanya “Kalau salahka paeng kak rasionalkanki dari mana letak kesalahanku supaya bisaka perbaiki kalau memang salahka”, senior itupun lalu menggaruk kepala terlihat kewalahan untuk berbicara lagi. Namun dibalik ini pun mereka sudah memiliki dendam lama yang masih terasa, kejadian itu terjadi beberapa bulan lalu di Bulukumba, dalam rangka kegiatan rutin HIMAPRODI bahasa dan sastra indonesia, disana mereka di pukuli oleh para senior tampa kejelasan yang logis, mereka dipukuli satu persatu diantaranya yaitu Adhy dan teman saya juga Akbar, dan sebelum itu mereka telah sepakat bahwa tidak akan ada pemukulan yang akan terjadi disana, toh nyatanya itu semua bohong dan disanalah dimulai masalah, sebagian angkatan 2011 mengundurkan diri di HIMAPRODI bahasa dan sastra Indonesia yang masih menjadi bekas sampai sekarang.

Lanjut, kemudian senior lain pun berbicara “ Kalau memang kau masih dendam kepada kejadian dulu itu yah pukuli saja juga kami”, dalam benakku “ siapa yang akan berani memukuli kakak, walaupun kami dendam?, lalu Ahdy lalu menjawab “ kalau dendam munafikka kak kalau tidak ada, analoginya , ketika paku saja dicabut dari sebuah tembok itu akan membekas dan begitupun saya, dan ketika kakak menyuruh saya untuk memukuli kakak lantas apa bedanya saya dengan kakak.? Senior-seniorpun pusing sambil menggelangkan kepala pertanda kewalahan untuk berbicara, suasan pun berubah menjadi semakin rumit dan saya pun dalam posisi standby jika terjadi sesuatu, oia saat itu pula saya ditanya, “ apa kau cari disini? Angkatan berapako? Saya menjawab “ saya kesini ambil cas dan ini sekret saya, saya angkatan 2011 kak, seangkatan dengan Adhy”. Dia melanjutkan “oh kukira Adhy yang suruhko kesini”. Dan selasainya masalah kemudian senior mengatakan sesuatu kepada Adhy “ dek janganko terlalu gegabah sekali nah, kalau saya tidak apa-apaji tapi kalau senior yang lain tidak bisaka jaminko dan tdak bisaka juga bantuko pastinya”, benakku “cuci tanganki lagi seniorka”. Dan setelah itu mereka pun pergi.
Di suatu hari terjadi kemudian kasus serupa dan lagi-lagi yang menjadi korban adalah angkatan saya, yang lebih ngerinya lagi mereka adalah sahabat saya yang saya kenal dia itu baik dan ramah. Yang menjadi pertanyaanku, kenapa selalu angkatan saya, saya takutnya para senior itu mengatakan jika kamu ingin memukul datang saja ke 2011 karena menganggap angkatan kami itu tidak sesolid angkatan mereka, dan yang lebih pedihnya lagi, kami sudah memiliki adik 2012 tapi toh tidak ada yang berubah, mereka selalu beralasan bahwa kami tidak mau bergabung dengan senior dan cuek nakal dengan teman kelas. Pusing dan gerang melihat tingkah semena-mena para senior, kami pun membuat kesepakatan bahwa ketika kami di perlakukan seperti itu lagi itu akan menjadi bumerang bagi mereka dan kami sepakat untuk bersatu ketika ada salah satu diantara kami yang dipukuli lagi.

inilah mungkin sedikit gambaran bagaiamana kultur negatif yang sudah berakar di kampus kami, selain masalah birokrasi yang rumit kami dihadapkan lagi dengan masalah yang lebih rumit untuk diselesaikan, dan mungkin inilah tantangan sekaligus ujian dan bagaiamana agar kampus bisa kita normalkan dan berjanji agar angkatan kami 2011 akan bersatu kembali serta akan menjauhkan diri dari yang namanya penindasan untuk kaum intelektual. Hidup mahasiswa hidup rakyat.

Minggu, 16 Desember 2012

TEMAN TERBAIKKU TELAH TERHAPUS


Kemarau kering di fase suram mendekat ke diri yang pedih ini.
Teringat 5 tahun silam.
Di paksa zaman untuk meninggalkan kenangan kami saat itu.
Telah ada pengganti mereka untuk saat ini.

Tapi kemudian aku bertanya kepada yang berkuasa.
Apakah bisa kenangan itu kau hadirkan sejenak dalam benakku.
Untukku merasa behagia dalam waktu singkat ini.
Setelah itu terserah kau bagaimana buruknya aku.

Imajinasiku selalu mengarah pada sebuah hari yang tak kuketahui waktunya.
Melanglang buana menuju pedih yang tak berujung namun sakit.
Kulangkahkan badan dengan tujuan jelas namun tak nampak hasil.
Jawabannya aku tak seproduktif masa laluku.

Hari-hari terus menjauh dari kejadian yang ingin kuingat itu.
Sedikit terhapus dari ingatan, tak seutuh dan sesegar dulu.
Selamat jalan, jika kau terlupa karena keadaan. Maafkan aku.
Dan cobalah untuk mengingatku dan datang ke padaku masaku....

Jumat, 07 Desember 2012

SITY NURBAYA MASIH HIDUP



Kupegang erat raut muka yang melebur dengan senyum.
Kupelihara selalu dan akan kutata sedemikian apik.
Sebuah persembahan untuk mereka yang ada besamaku.
Kujalani agar tak berhenti di tengah jalan.

Tiang itu sudah kokoh dan senang dengan apa yang dihadirkan.
Lantunan perasaan beriring menuju puncak kejayaan manusia.
Tak terpikir bahwa Sity Nurbaya masih ada bersama orang yang kupuja.
Meniduri dia dan menyarankan agar aku tak berharap lagi.

Salah waktu dan juga posisi yang tak seimbang.
Membuatku terasa asing dalam waktu yang lama.
Sekarang harapan direnggut budaya di hari lalu.
Mengapa Sity Nurbaya menghampirimu kasih.

Terasa sulit untuk melangkahkan kaki yang kuanggap kuat.
Kekuatan lain membuatku lemah untuk berjalan.
Telah ada sesosok orang yang disandingkan denganmu.
Bagaimana dengan aku?

Aku takut menolak ketentuan.
Sebab kuasanya Budaya telah hampir menelan aku.
Ditopang dengan orang yang melahirkankanmu telah menolak kedatanganku.
Karena sesosok itu hadir dan ingin dihadirkan untukmu, dari orang tuamu.
Dan nilah bukti bahwa sity Nurbaya masih hidup di zamanku.

DUNIA PENDIDIKAN BAGI SAYA


DUNIA PENDIDIKAN BAGI SAYA
                Dari hadirnya sang pejuang yang ingin merevolusi setiap sendi dalam kehidupan yang sekiranya tak lagi seperti matahari di pagi hari. Dimana semua makhluk yang berkecimpung di dalam tempat yang di beri nama dunia sebelum akhirat. Teman adalah sebuah wadah dan juga bukti bahwa kita dalam lingkup sosial, yang memang sepatutnya kita dan semua yang berkecimpung di area ini patut untuk berbagi satu sama lain.
Kepekaan di dunia ini semakin menjadi setelah perkenalan dengan sebuah dunia sekolah yang menghadirkan sebuah sensasi berbeda disetiap langkah yang berada di dalamnya. Berumur 6 tahun saya telah diperkenalkan dengan dunia Sekolah Dasar. Enam tahun saya menjalaninya dengan berbagai pertanyaan yang mengiringinya, mengapa ibu saya menyekolahkan saya? Dengan wajah dan tingkah yang masih polos kami tetap melanjutkan dan menyamankan setiap tindakan kami ketika berada di instansi tersebut. Mengapa tidak, karena di dalamnya saya diperkenalkan dengan dunia yang baru seperti bertemu dengan banyak teman sekampung dari berbagai pelosok daerah saya. Warna itu semakin menarik ketika dipadukan dengan suasana bermain yang begitu hangat, begitu menggembirakan. Tapi dibalik itu semuanya serasa belum pantas kami lakukan karena saya merasa dunia itu pantasnya saya gunakan untuk berkumpul dan bermain bersama teman guna mencari apa dan bagaimana kami sebenarnya? Mencari jati diri dan membentuk karakter lewat bermain. Tumpang tindih selama enam tahun saya menjalaninya. Mulai dari aturan yang saya benci, seperti memeriksa kuku sebelum masuk kelas, bangun pagi dan memakai seragam putih merah serta tuntutan orang tua untuk saya agar mendapatkan nilai yang bagus dan harus bersaing, dan sudah barang tentu ketika persaingan terjadi akan ada salah satu diantara kami yang tersingkir, Yah tersingkir dalam artian mereka yang berada dalam institusi tersebut lantas tidak memiliki kemampuan di jurusannya harus dikucilkan. Artinya pendidikan mengajarkan kita untuk mengucilkan orang yang berpotensi untuk bidang tertentu. Sementara pendidikan itu sendiri belum mampu menghadirkan semua jurusan yang bisa untuk dikerjakan, agar tak ada lagi yang selalu dekat dengan sindiran dikatakan bodoh. Lalu berlanjut untuk budaya setiap hari senin dimana kita harus berdiri di dalam sebuah lapangan daerah sekolah untuk katanya pengabdian kepada bangsa dan negara, yah salah satunya yaitu hormat kepada bendera, mengapa bendera harus kita hormati gitu? Bendera adalah benda mati yang harusnya dijaga bukan disembah, Dijaga dan disembah itu berbeda. Sama dengan disembah jika kita harus melakukannya setiap pekan.
                Jika kembali ke Akar sejarah sebuah negara, menurut saya negara hadir karena dosa di masa lampau. Diceritakan bahwa sebelum adanya negara ada sebuah sistem kerajaan saat itu, dimana kekuasaan selalu menjadi alat untuk bertindak sewenang-wenang kepada kaum yang berada di bawah. Dan sebelum ada yang dinamakan kerajaan, disana semua manusia berada dalam kedudukan yang sama, mereka sama-sama berburu dan meramu. Berpindah-pindah tempat kesana kemari karena belum ada yang dinamakan saling mengklaim tanah, sebelum kerajaan datang menjadikan tanah milik semua manusia di petakan. Lalu hadirlah sang Raja yang menjadi pimpinan terbesar dalam sebuah Kerajaan untuk mereka jadikan landasan untuk mengklaim bahwa ini adalah tanah milik mereka. Setelah larut, ada kemudian orang yang membentuk sebuah negara yang memiliki kekuasaan penuh dan hak kepemilikan yang luas. Negara memiliki hampir 50% tanah khususnya di Negara kita sendiri di Indonesia, Apakah negara masih saja dikatakan layak untuk di agung-agungkan untuk kita jadikan sebagai alat agar kita dapat bekerja keras untuknya. Sangat tidak logis, Negara adalah salah satu bentuk kekuatan yang sangat besar yang berpotensi untuk mengatur semua kehidupan manusia.
                Lalu saya lanjut ke SMP dan SMA, di kedua instansi ini pun tidak jauh berbeda dan hampir sama, dimana rutinitas di waktu SD hampir sama dengan yang ada di SMP dan SMA. Yang berbeda dimana dalam fase ini saya menemukan sedikit ketidak biasaan saya sewaktu di SD, dimana saya mulai tertarik terhadap lawan jenis saya. Yah mungkin ini adalah tahap dimana saya sudah mampu tertarik kepada kaum hawa, entah dari mana asal dari semuanya, yang jelas ini adalah sebuah anugerah dan awal dari bagaimana saya bisa belajar dalam mencari pasangan untuk kutemani suatu saat nanti. Lanjut lagi, di SMA saya sering bolos karena alasan saya sangat tidak suka untuk belajar, tak tahu kenapa bisa, tapi yang jelas saya tidak begitu nyaman dengan sistem pembelajaran yang di berikan sekolah. Jadi masalah mulai muncul selain faktor lain seperti kenakanlan dan pengaruh lingkungan sudah menjalar, wanita pun sudah menjadi jembatan pelengkap keduanya tadi. Yah dalam satu minggu, terhitung hanya 1-2 hari saya memasuki ruangan kelas untuk belajar, yah alhasil nilai saya jelek. Banyak mengulang yang nantinya akan memperlambat saya di akhir semester. Mau diapa, semuanya sudah terlanjur saya lakukan, jadi apapun daya saya itu sudah terlanjur.
Lalu kemudian di sebuah hari, ayah dan ibu serta kakak saya datang ke sekolah karena selembar kertas yang ditulis oleh pihak sekolah yang menyarankan orang tua dari saya agar ke sekolah berkonsultasi dengan guru BP. Kemudian, caci maki pun berdatangan, mulai dari ayah saya yang mengatakan saya anak tidak tahu diri, anak malas dan bodoh. Lalu ibu saya pun lalu berkata “anak suka berbohong kepada orang tua”. Kakak saya melanjutkan cacian itu “Kau kenapa memang bisa begini? Bodohmu itu.” Pusing dan panik mewarnai perasaan, lalu di suruhlah saya oleh kakak agar masuk kelas belajar dan tidak seperti itu lagi. Dan kemudian syarat telah saya sampaikan ke ibu agar saya bisa di belikan motor kawasaki.
Keesokon hari saya bergegas ke warung di dalam area sekolah, belum sampai guru BP memanggil “Chris sini dulu kamu”, “Iya pak” sahut saya. Lalu kaki ini pun menuju ke arah sumber suara dimana guru BP sudah menanti. “Nak kamu jangan malas-malas lagi yah” kata Guru BP , “iya pak insyaallah”. “oia katanya kamu malas karena kamu tidak dibeliin motor yang kamu suka yah?” hehehe, iya pak karena saya butuh kendaraan agar bisa rajin untuk ke sekolah”. “iya, katanya orang tua kamu : kamu akan dibelikan motor yang kamu suka, tapi kamu harus janji takkan bolos, kamu harus rajin, jika kamu bolos lagi maka motor yang akan diberikan ke padamu itu akan dijual kembali.” Ohhh, serius itu pak,?” Sahut saya dengan heran. “iya nak, kamu yang rajin yah OK? ‘iya pak, iya” sahut saya dengan muka yang begitu senang.
iya begitulah sedikit percakapan saya dalam sebuah instansi yang mnghalalkan segala cara agar apa yang tidak saya sukai itu bisa saya laksanakan, dengan menggunakan kekuasaannya mereka mampu mendapatkan yang diinginkan.
Lalu motor kawasaki pun di keluarkan orang tua saya agar saya bisa rajin dalam bersekolah, sesaat setelah itu raut muka pun begitu berseri dan bahagia karena adanya barang yang saya inginkan. Kesekolah saya dengan motor keren membuatnya menjadi pusat perhatian banyak orang, mengapa tidak di sekolah saya belum ada yang memakai motor seperti itu. Karena itu saya kemudian mengalihkan sedikit perhatian agar bagaimana saya bisa di perhitungkan di sekolah saya oleh teman-teman. Jadinya saya sedikit melupakan tujuan utama saya di sekolah, dan janji saya kepada guru dan orang tua saya.
Manejemen hidup mulai tak tertata, orang tua pun tak memberi semangat melainkan memarahi saya. Dan itu membuat saya semakin prustasi dan hilang arah, dan itu pastinya menjadi bumeran untukku sendiri agar aku melakukan sesuatu seperti mabuk-mabukan, Merokok tanpa setahu mereka, keluyuran mencari cewe di daerah lain. Yah itulah mungkin hasil dari didikan orang tua saya.
                Di Perguruan Tinggi, Pendidikan saya tinjau dari segi sendi kehidupan, dimana budaya di sebuah kampus sangatlah berbeda seketika kita berada di SD, SMP, SMA. Dimana dalam kampus itu sendiri di pelajari sebuah budaya secara menyeluruh dan menjaganya melalui beberapa organisasi dalam kampus dan sekreatif mungkin dijadikan sebagai budaya yang disulap menjadi sebuah pementasan seni yang sangat amat keren. Dalam sebuah kampus, organisasi merupakan sebuah penunjang yang sangat mendasar bagi para mahasiswa, dimana mahasiswa di ajak dan di ajar untuk mengenali lingkungan yang mereka tempati sekarang. Kampus tanpa organisasi itu adalah Nol besar, mengapa tidak karena semua yang berada dalam organisasi tertentu itu bisa kita dapatkan, mulai dari berdiskusi, menulis, olahraga, tausyah, drama, musik, tari dll. Jadi teman-teman tinggal memilih salah satu yang ingin dijadikan penunjang masa depannya, tapi tak menutup kemungkinan ada salah seseorang yang memilih dua organisasi sekaligus. Kalau saya sendiri, dalam sebuah organisasi kita diajar untuk mandiri dalam segala hal, mempelajari segala aspek kehidupan, memperdalam wawasan dan mempersiapkan diri untuk langkah kita di masa mendatang. Jadi saya pikir organisasi sangatlah perlu untuk kita, tapi yang menjadi permasalahan adalah dimana para mahasiswa lebih memilih untuk tidak ikut terlibat dalam sebuah organisasi dalam kampus karena beralasan tidak mau ambil pusing dan takut akan merusak masa depannya dalam tanda “mereka takut tak bisa mengatur waktu antara kuliah dan organisasi”, iya begitu tanggapan para mahasiswa yang tidak melebur ke dalam sebuah organisasi. Jika kita pikir-pikir betul juga, tapi kita tak boleh menjastifikasi langsung bahwa organisasi akan berdampak buruk kepada pribadi sang mahasiswa, karena kalau saya sendiri sebagai organisatoris merasa sedikit berwawasan sebelum kami bergabung dengan organisasi, kami mungkin hanya akan diam melihat sesuatu yang salah terjadi di depan kita, karena sikap acuh-acuh kita. Tapi dalam organisasi, kita dilatih dan di asah bagaiaman kita bisa melihat dan bertindak atas apa yang terjadi dan tidak sesuai dengan kebenaran, maka para organisatoris mungkin akan lebih memiliki inisiatif untuk bertindak dan membenarkan semua yang salah menurutnya. Iya pastilah setiap sesuatu memiliki positif dan negatif, dan dampak negatifnya sendiri yaitu pada :
- Orang-orang yang berada dalam sebuah organisasi itu terkadang melupakan kuliahnya, sehingga akan lama selesai akedemiknya.
- Anak-anak organisasi terkadang terlalu cerdas sehingga mereka mampu atau ingin mencari segala sesuatu yang tidak mesti dia ketahui, seperti tuhan dll. Mereka ingin merasionalkan segala sesuatu, termasuk tuhan mereka sendiri. Dan akhirnya mereka akan berada pada jalan yang tidak diridhoi Allah SWT.

Iya sekarang saya berada dalam dunia yang di sebut pendidikan, jadi hanya inilah mungkin sedikit hasil dari beberapa tahun yang lalu hingga sekarang. Dan saya takkan berhenti untuk mencari dan meneliti serta menegur apa-apa saja yang salah dalam dunia yang kita tempati ini kawan.

HIDUP MAHASISWA, HIDUP RAKYAT!!!!

Jumat, 30 November 2012

SEBELUM LAHIR KITA PUN TELAH DITIMPA MASALAH

Fitrah, dimana manusia sering memperbincangkan ini. Iya memang tidak lazim lagi di mulut kita kata fitrah ini. Dimana manusia memberikan pengertian bahwa fitrah adalah syarat untuk umat manusia agar bisa dihidupkan, itulah defenisi dari fitrah.
Kalau ketentuannya sendiri, kerika kita hendak dilahirkan iya disitulah kita berfitrah. Yang sanggup untuk berjanji akan menaati aturan agama islam itu akan dihidupkan, dan ketika kita tak mampu maka tidak akan di lahirkan kedunia dan langsung masuk ke surge ilahi.
Maka dari itulah mungkin masalah pertama sebelum kita lahir muncul. dan ketika kita berada di dunia, yah saat itu kita dalam keadaan menangis dan orang tua pun dengan susah payahnya melahirkan kita.
Orang tua dalam prosesnya membawa kita kemana-mana sebelum kita lahir, orang tua kita makan bukan semata-mata untuk dirinya tapi juga untuk calon buah hatinya kelak itupun jika sukses. Terlepas dari itu orang tua pun sering muntah, sakit dll.
Belum lagi jika tengah malam orang tua tak bisa tidur karena keadaan badan yang tak memento saat itu, dan juga mencari makanan seperti mangga dll. Itulah mungkin bagian kecil dari banyaknya masalah yang hadir ketika manusia hendak dihadirkan ke muka Bumi ini. Iya tak tahu pasti mungkin saja karena dalam hal ini ilmu yang di tuntunkan Al-qur’an  itu sementara saya cari, dengan ini mungkin saya akan lebih dekat dengan apa yang saya cari yaitu kebenaran mutlak dari Allah SWT. Tapi di balik itu saya di perhadapkan ibarat sebuah perjalanan, keadaan memberikan saya sebuah petunjuk bahwa di jalan ini saya akan menemukan beberapa jalan yang rusak, jalan buntu juga ada di dalamnya. Namun aku berikan kau sebuah peta agar kau tak tersesat dalam mencari kebenaranku. Itulah mungkin analogi kecil kita yang hidup di Bumi Allah SWT ini.
Jadi kita lahir diberi sebuah masalah agar kita mampu untuk memecahkannya dan memecahkannya lagi hingga akhirnya akan bosan dengan kita dan kembalilah kita dengan membawa keberanian di temani dengan kebenaran yang membanggakan.

Wassslam.

Rabu, 21 November 2012

Setiap pilihan adalah konsekwensi

Achmad Chrisbianto Sachran 
Kita adalah makhluk sosial yang terlahir dalam keadaan keramaian atau bermasyarakat, langkah demi langkah kita lalui dalam keadaan dilema jika dua atau lebih pilihan memperhadapkan kita di dalam beberapa keadaan.
Dalam hal ini pengetahuan yang akan mengantarkan kita untuk memilih dan memungkinkan cara  memilih kita itu benar, mengapa karena pengetahuan adalah pengalaman yang kita dapatkan sebelumnya membuat kita paham akan sesuatu yang akan kita pilih dan konsekwensi apa kiranya yang akan terjadi jika kita memilih itu. sekiranyalah kita memperlebar sayap mencari yang namanya pengetahuan agar kita tidak keliru dalam memilih dan akhirnya akan terjadi sebuah penyesalan yang akan melahirkan kegalauan dan masalah yang akan terus berlanjut. masalah adalah ketidak sesuaian harapan dengan realita (tujuan), dimana masalah ini sendiri adalah bagian dari konsekwensi dari sebuah pilihan, tentunya kita tidak menginginkan sebuah masalah dalam hidup yang kita hidupkan ini, baik itu kecil maupun besar.
pilihan adalah sebuah jalan atau upaya untuk menghadirkan sesuatu entah itu harapan, tujuan, dll. kita sebut saja pilihan ini adalah jalan, analoginya : "ada 2 rumah yang belum pernah kita masuki, lantas kita disuruh memilih salah satu diantaranya, dia memberikan sebuah gambaran, bahwa rumah pertama itu, adalah rumah kayu yang mempunyai besar lebih di banding rumah yang satunya dan mempunyai fasilitas yang lengkap, sedangkan yang satunya adalah rumah batu yang ukurannya lebih kecil tapi modelnya yang menawan dan juga mempunyai fasilitas yang sama lengkapnya. tentunya disini kita dilema dalam memilih karena kita belum pernah memasuki kedua rumah tersebut, kita hanya bisa menebak dan tahu dari bagian luar rumah itu, dan berpikir" jikalau saya memilih rumah yang batu, saya khawatir rumah itu akan terkena banjir jika musim hujan datang, dan juga gempa bumi yang kerap terjadi. sedangkan jika saya membeli rumah yang kayu, modelnya tidak sesuai dengan perkembangan masa kini dan juga tidak seelegan dengan apa yang saya harapkan", jadi inilah masing-masing keluhan atau semacam konsekwensi yang muncul jika dia memilih salah satu dari kedua pilihan itu.
Itu hanyalah merupakan contoh kecil sebuah konsekwensi dari pilihan yang kita ambil, dalam hidup ini tak ada batasan yang diberi tuhan, konsekwensipun seperti itu. contoh kecil konsekwensi logis dari pada hidup ialah kematian. dan itu sudah menjadi sebuah ketetapan. dalam hidup pun kita diberi dua pilihan, baik dan juga buruk, kita memilih buruk kita akan mendapat ganjaran dari pada keburukan yang kita lakukan, dan ketika kita memilih kebaikan, kita akan mendapatkan ganjarannya pula. dan konsekwensi kita sebagai ummat muslim ada dua, yaitu surga dan neraka, dan disini Allah telah memberikan jalan bagaimana kita bisa menemukan keduanya itu.

Hindari penyesalan dari sebuah pilihan.

Senin, 29 Oktober 2012

Kesan alam untuk saya

Kesan alam masih memberi saya senyum, dibawah kaki gunung lompobattang adalah tempatnya diimana kegembiraanku saat itu adalah suasana yang kutampilkan. Dan juga pemanfaatan waktu saya tetap berada pada tempat total yang mestinya memang ada, mungkinkah kita akan masih tetap menikmati suasana ini? ataukah orang-orang diluar sana akan mengabaikan kebahagiaan semacam ini. Bila lain kali kesempatan ini akan terulang kembali, haruskah aku dan semua yang berada dalam suasana yang sama akan mengatakan ini lagi.?
Secara tidak sengaja alam yang kutemani saat itu menitip sebuah pesan kepadaku : "ambillah aku dan jaga aku seperti bagaimana aku yang tak hadir untuk berbicara agar dapat ditemani dan dijaga".
Wassalam.



Selasa, 23 Oktober 2012

Bagaimana Harusnya Kita?

Bukan Kau bukan Aku Tapi Kita
    Sesaat sebelum semuanya dimulai terpikir dengan jalas akan kebahagiaan yang akan di dapat sebelum di jalani. Bagaimana tidak seperti sebuah cinta yang terpikir adalah rasa senang yang dirasakan sekarang adalah sebuah patokan untuk perasaan yang akan dirasa nanti, padahal itu salah. hehe



   Okke sodara kali ini saya akan membahas sebuah cerita pendek kisah realita pedih seorang anak manusia yang mencoba melawan manusia ego yang diperhadapkan didepannya.

Kisah awal dimulai di september bulan lalu, perjuangan selalu dilakukan sebagaimana lelaki untuk mendapat ucapan sayang agar itu dapat membuatnya sedikit bahagia walaupun hanya dengan sebutan.

Disebuah hari dengan mentari yang agak sedikit cenderung melawan saya, "Maaf saya tak melawan tapi semangat saya yang membuat saya mampu untuk berdiri melakukan sesuatu tanpa terpikir keadaan mentari"...

Awalnya saya hanya kagum akan mutiara saat itu, makanya saya mampu mengkondisikan diri saya untuk berbuat dan mampu membuat saya mengikis hasil yang ada di depan mata.
Ketika di hari pertama saya pergi bersama (Kencang), dia dengan senang hati untuk menerima akan yang tawarkan, sebuah kebahagian tersendiri yang hadir lewat senyum yang tak saya tunjukkan untuknya.
Saya mengajaknya untuk berkunjung kerumah sahabat dekat saya, dia pun ingin, padahal saya adalah orang yang belum terlalu dia kenal. entah apa yang dia pikir, karena bisa saja saya berbuat yang tidak-tidak kepadanya, ahh tak usah dipikir, toh intinya saya senang dengan itu, begitupun dia.

selain desakan senior dan sahabat saya, saya di didesak untuk menyatakan apa yang saya rasakan untuk dia.

Karena sebutan "BUNDA" pada saat saya main domino membuat saya malu dan mereka memberi syarat untuk menemukan pendamping dikehidupan baru saya dan meninggalkan masalah hidup yang lalu.
Mereka memberi tiga pilihan untuk saya untuk pilihan saya nanti , yaitu :
Pertama : pendampingku nanti nanti harus siap untuk bergabung dan melebur dengan sahabat dan senior saya saat itu, Kedua : Dia minimalnya harus kaya. ( Tapi saya tidak setuju, karena pertimbangan saya yang sederhana).
Sedikitnya itu yang menadi syarat untuk saya agar sebutan itu bisa dihilangkan.
Sebenarnya saya tidak terlalu setuju dengan itu karena aturan dan jalan hidup saya pastinya harus diatur oleh saya sendiri. Karena masih labil di usia yang stabil saya lakukan begitu saja. tanpa terpikir prinsip hidup yang ingin dewasa dalam hal mandiri.
Tampaknya saya masih terlalu labil dan mengikuti semua saran dan masukan yang di beri oleh sahabat saya, Malam besoknya saya menyatakan semua itu, dan jawabannya agak menarik tapi siap untuk menguji di dalam menyikapi semuanya.
"Saya suka anda, maujuki jadi Pendamping untuk saya ?" simpel kata dari saya. dia menjawab "Kita tauji kapang apa yang nabilang teman kelasku toh ?" kata dia , saya agak bingung karena dia rasa saya tahu apa yang dia maksud, saya bertanya " Apa itu ?" dia menjawab " maaf sebelumnya, saya punya komitmen," saya lalu bertanya lagi " Apa itu ?" dia menawab "saya tidak akan pacaran selama 2 tahun dimasa kuliah saya", (masanya tinggal 1 tahun lebih), "okkelah saya sepakat, dan saya siap untuk menunggu masa dua tahun itu" sahut saya, tidak apalah saya sedikit berkorban agar dia bisa tahu bagaimana saya untuk dia.
Sesaat sebelum argumennya itu, saya selalu bertanya dengan sedikit kata kecewa sih, tapi saya tahan dan saya lawan apa yang menjadi egoku jika saya paksakan, sambil main domino, saya selalu terpikir kata-katanya tadi, " Apa yah kira-kira alasan dari dia, kenapa dia harus berkomitmen seperti itu, padahal saya suka dan mulai sayang kepada dia", apakah komitmen itu tidak bisa dirobohkan oleh perasaan yang begitu dalam ?".
saya kemudian bertanya lagi " Kenapa mesti masih berlaku komitmen kita saya sayang kepada anda?", dia menjawab " Ehh, Komitmen itu tidak mungkin saya langgar,"... saya langsung mengalah dengan apa yang dia katakan itu.

Di hari esok setelah hari itu, Organisasi saya melakukan sebuah Bazar di sebuah warkop yang saya disebut Warkop Cappo', disana saya mulai mendekatkan diri dengan dia, saya agak bercanda untuk niat agar semuanya bisa diiringi senyum dan semangat yang mampu memancing kehadiran "Kebahagiaan" tanda pensyukuran. dia merespon setiap apa yang saya bicarakan, bahagia terasa saat itu, seiring dengan waktu yang agak menyempitkan diri, organisasi kami pun bergegas pulang meninggalkan tempat, saya bersama dia satu motor, dan yang lain agak terlihat bahagia membuat kami juga menikmati itu, dan apalagi saya yang bersama dia, sudah pasti bahagia. :)


Saya mengantarnya pulang sampai di kosnya, tapi dijalan dia singgah membeli makanan untuk dia santap bersama sahabat dekatnya, saat itu saya lama menunggu tapi sama sekali tidak membosankan seperti menunggu pada hakikatnya, hehe.

"Semuanya hadir karena senyuman pertama yang takkan mungkin saya lupakan"
Saat itu sedang ada penggalangan dana, bersama semua teman di komunitas saya ini, sedang main gitar untuk menghadirkan sedikit tambahan uang untuk rumah yang ingin di kontrak komunitas kami yang tercinta ini.
Sambil mengayun tangan dia tampaknya agak serius dan memang rupanya hasilnya juga lebih sedikit memuaskan di banding teman yang lain, secara tidak sengaja saya menyapa dan berkata " Memang kalau cewe pasti banyak dia dapat" sambil tersenyum dia mengarah ke hadapan saya. manis betul senyuman saat itu. :)


Selang beberapa hari, saya sering menelponnya di malam hari agar semua yang sudah ku ucap saat itu tidak pudar di hadapannya. tampaknya dia mulai luluh dan siap untuk bersamaku dengan mamberiku hubungan tanpa status yang jelas, hahaha !!!
di cemoh oleh sahabat sudah jadi culture di keseharian saya, teman saya selalu mengira aku menunggu, padahal nyatanya saya tidak menunggu karena saya faktanya sudah mendapatkannya walau hanya dalam bentuk yang belum nyata bagi orang lain yang bukan saya berdua.
Menebar senyum di keseharian adalah kebiasaan baru yang saya temukan di bulan lalu, tapi tak bisa dipungkiri keegoisan masih ada saat itu, entah saya tak bisa menjelaskan tapi saya dapat rasakan itu dan saya rasa itu benar.


Dalam selang waktu 1 bulan kemudian realita baru membuatku bahagia kembali dengan fakta baru yang kutemukan, mengapa tidak, semuanya adalah sesuatu yang kucari dan kukejar sebagai pelengkap hubunganku. Adalah status bahwa saya resmi bersamanya dalamsebuah hubungan yang mengikatnya, tak bisa berkata-kata saya saat itu, saya hanya berterima kasih kepadanya dan berjanji untuk mencintainya tanpa ada batasan waktu yang membuatnya terbatas, :).

Tapi seperti biasa dia masih sering malu dan seakan-akan menyembunyikan status itu, entah apa yang menjadikannya seperti itu, mungkin karena dia takut kepada orang tua dan kakak-kakaknya yang memberinya kepercayaan dan tanggung jawab untuk serius dalammenjalani kuliahnya. Apalagi kakaknya yang akan siap untuk menghentikan kontribusi uang setiap bulannya, selain itu juga dia sudah melanggar komitmennya untuk saya, dan setiapapa yang saya minta semuanya di usahakan olehnya agar dia bisa laksanakan.

Dipertengahan jalan seiring berjalannya waktu, arogansi mulai memperlebar jalan untuk mencoba memisahkan kami berdua, slain dari pihak luar yang menerobos masuk untuk memberikan doktrin yang tidak sehat, saya juga terlalu sering berpikir yang tidak-tidak kepadanya, karena dekat dengan seseorang yang bukan saya, dan di kemudian harinya, saya sempat break gara-gara setiap permasalahan yang didapat itu disimpan tak sesuai komitmen awal, yaitu : "Kalau ada masalah sebaiknya kita bicarakan berdua saja secara baik-baik, saya tidak suka dan tidak mau orang lain tahu masalah kita".

Saat itu saya sedang marah karena selalu terpikir akan kejadian semalam dan itu membuatku kesal dan sembarang bicara dalam sms, lalu dia membalasnya dengan kata "Lebih baik break maki saja dulu, supaya bisaki saling mengerti masing-masing karaker," tak berfikir lama dan mengikuti ego saya langsung menjawab "Ohh kitaji paeng, Makasih nah ?", kemudian dia tak menggubrisnya lagi setelah sms saya itu . tapi saya mengirim sms lagi ke padanya, dengan beberapa sms namun tak terbalas lagi,,,
Pikiran mulai kacau dan acak-acakan karena saya berpikir bahwa sms seperti ini apakah tidak layak untuk di balas padahal ini sangat penting dan butuh kepastian dari dia.
Kemudian saya kirim sms ke dia " Lebih baik kita pisahmi saja paeng, karena tidak bakalan baikji juga kalau lanjutki terus ada salah-satu dari bagainku tidak bisa kita terima, makasih, janganki berubah nah ?" kusayangki "...

Sakit terasa jika saya ingat masa yang walaupun sudah terlewat dan masih teringat di masa sekarang, bagaimana tidak saya sudah sayang dengan dia dan ingin serius dengannya, tapi malah begini jadinya, dan paling saya pikir perjuangan saya melawan komitmen seorang wanita yang saya banggakan itu lebih lama dalamberproses dibanding menjalaninya. :(
Keesokan harinya saya berkunjung ke rumahnya karena saya ingin mengambil sesuatu yang saya simpan beberapa hari yang lalu, samapainya disana mungkin terbawa perasaan saya tidak mampu berkata sedikitpun dan rasanya ingin cepat pulang.

Dan saya pun bergegas pulang, di jalan saya di ceramahi temanku , " Kenapako kau tadi kah ?, bagaiana ko mau baik kalau tidak bicarako, na itumi yang perlu kau garis bawahi kalau kau sama dia itu kurang komunikasi saja." saya menyahut " bah cika', memang saya yang salah, saya akui itu tapi maaf tadi saya terbawa suasana hati, jadi begitulah jadinya, tapi mau saya telfonji sebentar,", sayapun singgah membeli pulsa untuk menelfonnya sambil ingin bercerita baik-baik dengannya walau hanya lewat telephone,,,
Sampai dikos, saya menelponnya dan mulai bicara serius masalah yang saya hadapi berdua ini, tapi dia mengajak untuk bertemu saat itu juga, saya sepakati saja tapi saya tekankan agar tidak ada kata yangtidak ingin aku dengar . " Maaf saya mau bertemu tapi tidak dengan kabar buruk", dia berkata :" iya, kita ketemu di rumah besar depan kos teman satu kelas saya, sayapun bergegas kesana sendiri, dan tibanya disana saya sudah ditunggu rupanya, karena dia sejak tadi datang bersama teman satu kelasnya di kampus, tak lama saya diam temannya pun pulang ke rumahya, dan menyisahkan saya berdua, okkelah saat itu semuanya saya ceritakan mulai dari a sampai z, dan saat itu memang semuanya jelas dan kesimpulannya kami masih saling menyayangi dan masih butuh lanjutan hubungan ...!!!

Saya pun mengajaknya jalan keluar dan perjalanan saya saat lumayan dan mungkin jauh lebih asyk dari sebelumnya, semuanya serasa indah dan penuh canda tawa dalam kebersamaan saya sejak itu. dari sini kita sudah bisa berfikir untuk saling mengerti satu sama lain, karena semuanya sudah kami cerita agar lebih jelasnya dan kita tinggal memperat semuanya, agar kita bisa kuat untuk berjalan.

Hari ke hari kami lalui agar tak sia-sia dalam memanfaatkannya, kami keluar setiap hari dan bertemu 7 hari dalam seminggu dan 30 hari dalam sebulan, hingga beberapa hari yang lalu kami pernah memiliki sedikit masalah, dan dalam usaha kami untuk memperbaiki masalah itu, saya mengajaknya keluar jam 4 subuh, untuk niat jalan-jalan hingga terbitnya fajar, namun apes di jalan motor saya mogok karena kehabisan bensin, awalnya mator saya mogok karena pengapiannya hilang, saya agak susah saat itu, dan lama menginjak starter agar bisa hidup,keringat keluar sambil malu melihat pacar saya menunggu di subuh-subuh kala itu. Kedua kalinya mati lagi di perbatasan kab Gowa-Makassar, dan disitulah kami memutuskan untuk mendorong motor yang apes itu, untung saja pacar saya pengertian dan baik hati memberi semangat, jadi beban terasa ringan.
Setelah itu kami masih menunggu permasalahan, untuk kami pecahkan lagi melalui perasaan yang kami miliki. :D
Thanks untuk kisah ini, dan thanks untuk untuk yang membantuku membuat kisah ini.
Aku cinta dia karena Allah !!!

Kami siap menerima pelajaran dan tantangan, selama masih ada anugerah dari perasaan, insyallah kami bisa menyatu....!!!





TAU TOAKU




















Kau tau paling riolo kucini riwattungku nia rilino…
Angngajaria accini allo…
Annyapa pa’mae anjo nusareanga…
Tikammami pa’balasakku?

Rikammaya anne niama ri lalang talla’sa nupa’niaka…

Accini tikamma bajika, singkamma pangngajarrang nusareang…
Inne nasarema pangngisengang tau niaka bani rinakke…
Attallasa ri lalang pappilajarang na pa’niaka karaeng Allahu SWT…

Latikammama sallang punna anjari tomma tau toa sikamma kau…

Ammakku, bapakku, ajaria punna niaka rilalang kasalangku…
Karna kau tommi lima tulu kupalaka angngajaria mange ri baji…

Latikamma jariku punna tanre maki…

Latikammama appa’nia baji untuk jaringku sallang…
Tenamo tau lassuroa…
Tenamo tau lappanyanyareia…

Tallasakki untuk nakke…

Manna na sampe’ja…

Puisi Bahasa Daerah Makassar. Untuk orang tuaku di rumah !!!